Jika ada yang lebih buruk dari perpisahan, maka Jaehyun akan menjawabnya dengan kehilangan. Seburuk itu dirinya kini, terpekur seperti patung dihadapan peti mati yang warnanya sebersih awan. Figur tersenyum di depan sana tak lepas dari pandangan. Paras ayu yang masih terus terukir di hati dan pikirannya. Tanpa tahu bagaimana nantinya ia harus melepaskan sepenuhnya sosok itu.
Rangkaian bunga disekitar membuatnya semakin dilanda kesedihan. Harusnya hari ini menjadi hari bahagia mungkin. Buah hati yang sempat tak ia akui telah lahir dengan keadaan prematur. Bayi lelaki tampan yang seluruh rupa menurun pada dirinya. Lahir diusia kandungan tujuh bulan adalah sebuah mimpi buruk bagi orang tuanya. Tetapi yang lebih buruk dari itu, sosok yang menjaga dan membawanya tujuh bulan terakhir harus pergi selepas bertaruh nyawa. Meninggalkan ia sendiri.
Jangan bertanya tentang seberapa besar rasa sesal, sebab hingga penghujung usia pun Jaehyun tak bisa mengukurnya. Kehilangan orang terkasih bukanlah perkara muda. Dipaksa melepaskan padahal tak ada dalam agenda sebelumnya. Jaehyun memang pria hebat di mata orang lain, tetapi tak akan sebesar itu namanya jika tak ada sosok pendukung disampingnya.
Lantas selepas ini, kemana ia harus menemui sosok itu lagi? Dimana dirinya bisa menemukan rumah terbaik selain Huang Renjun? Bagaimana ia dapat terus berjalan sedangkan penyokong hidupnya telah lelap dalam tidur panjangnya?
Bayi mereka. Si kecil yang tak dapat lagi melihat rupa ibunya selepas ini. Bayi mungil nan ringkih yang kini hidupnya masih bergantung pada peralatan medis. Hancur tidak bersisa saat kepingan kenangan buruk yang ia torehkan terus-menerus terputar bak kaset yang disetel berulang kali.
Huang Renjun bagian terindah dihidupnya, bagian yang mustahil dihapus disisa hidupnya. Bahkan ketika sosoknya tak bernyawa, tubuhnya dilahap semesta, Jaehyun hanya terus memikirkan bagaimana cara ia bertahan hidup tanpa kekasihnya. Seolah separuh jiwanya dipaksa meninggalkan raga, ikut terbang bersama jiwa istrinya. Meski hati meraung kesetanan, bibir tak mampu lagi berujar untuk memohon Renjun tetap disisinya, seluruh dunia mungkin tidak akan merestui bagaimana harap yang ia panjatkan begitu tinggi agar Renjun-nya kembali.
Jaehyun yang kejam. Jaehyun yang angkuh. Jaehyun yang keras kepala. Jaehyun yang tak habis menorehlan luka. Mungkin itu yang Renjun kenang sebelum menyerahkan nyawanya pada Sang Pencipta. Mengenang sosok Jaehyun dengan berbagai hal yang ia dapatkan dibeberapa bulan terakhir.
Atau mungkin itu hanyalah persepsi dari Jaehyun saja?
Karena nyatanya, dalam buku bersampul biru laut, terdapat banyak sekali perihal tentangnya. Buku yang disiapkan Renjun yang sebagian besar berisi tentang calon buah hatinya. Nama Jaehyun tertulis disana, banyak diceritakan bahwasanya ia adalah sosok yang selalu didamba oleh si cantik. Bahkan ketika Jaehyun sendiri malu akan sikap dan perilakunya. Renjun seolah ingin menunjukkan pada calon anak bungsunya yang saat itu masih dalam kandungan bahwa ayahnya bukanlah sosok yang berhati dingin.
Renjun menganggap wajar kekecewaan Jaehyun terhadapnya. Dengan harapan selepas anaknya lahir, hubungan keduanya kembali membaik. Tetapi pada kenyataannya, ia lebih dulu meninggalkan kerasnya kehidupan. Mungkin dengan alasan lelah ia menyerah, mungkin juga karena ingin memberi pembalasan pada pasangannya.
Semuanya terasa semakin sulit dan rumit saat bayangan tentang mendiang istrinya tidak juga beranjak dari pikiran. Jaehyun tertunduk malu di depan peti yang menampung tubuh sosok yang ia cintai hingga kini. Memohon ampun tanpa henti dalam hati. Harap ia lambungkan begitu tinggi, iya, dia berharap Renjun mendengar permintaan maafnya yang terlambat ini. Berharap Renjun sudi tersenyum padanya.
"Hukuman darimu cukup untuk membuatku mati perlahan." Dadanya mulai terasa sesak. Berjam-jam menahan desakan air mata, akhirnya luruh ketika tak mampu lagi ia berpura-pura. "Renjun, aku harus apa setelah ini?" tanyanya pada udara kosong.
KAMU SEDANG MEMBACA
What If | JaeRen
FanfictionBagaimana kalau seandainya mereka kembali mengulang kisah? Kembali pada keadaan tidak baik-baik saja, mengulang kisah mengerikan yang seharusnya sudah berakhir. From : PAK JAEHYUN ©Jeojae 2022
