Tsukishima Kei

1K 73 10
                                    

Selamat membaca, semoga suka.

Ini kubikin cerita dengan POV 1, yah.

Seme: All
Uke: Yamaguchi

•••••
Kalian pasti tahu bukan berapa lama aku berteman dengan Yamaguchi? Kalo gak tahu, apa yang kalian tonton di filmku hah? Mending gak usah nonton.

Aku menyadari perasaanku yang ternyata sudah sangat lama muncul namun diriku tak menyadari sama sekali.

Berawal dari kami yang latihan seperti biasa, sebelum mulai pelajaran dan sesudahnya. Sebenarnya baik-baik saja sampai kakiku terkilir karena salah mengambil langkah.

Semua pada panik, mereka lebay sih apalagi Yamaguchi yang sangat heboh, seperti aku mengalami patah tulang saja.

Ah ngomong-ngomong yang di sana hanya ada aku, Yamaguchi, Hinata, dan Kageyama saja. Para senpai sedang dipanggil oleh Takeda-sensei.

Lucunya, aku merasa saat itu Yamaguchi sangat imut, wajah panik dan khawatirnya benar-benar lucu.

Yang paling lucu sih saat Yamaguchi malah memintaku untuk naik ke punggungnya, aku akan digendong ke UKS untuk menerima pengobatan.

Yah aku ketawa kenceng di situ, bobot tubuh kami itu jauh, bisa-bisa aku malah membuat Yamaguchi celaka.

Aduh ....

Kenapa Yamaguchi jadi seimut ini?

"Jangan berlebihan Yamaguchi," ujarku.

"Tapi Tsuki pasti kesakitan, aku papah saja yah?" tanyanya.

Memang aku meringis saat jatuh, tapi aku gak selemah itu. Padahal ada badan yang lebih besar bisa membantuku untuk ke UKS, Asahi-senpai misalnya.

"Tak usah Yamaguchi, kau ini beneran berlebihan deh." Aku sengaja menggoda dia dengan menarik hidungnya main-main.

"Ukh ... aku 'kan khawatir!" belanya dengan raut wajah kesal.

Ah ....

Benar-benar imut!

Jantungku dibuat berdetak sangat kencang oleh Yamaguchi, ada apa ini? Tak biasanya seperti ini. Aku biasanya memang selalu gemas dengan tingkah cerobohnya, tapi kali ini rasanya berbeda.

"Panggil saja Asahi-senpai, biar ia yang memapah aku."

Yamaguchi menurut dan pergi meninggalkan aku bersama si hyperaktif yang malah menonton bukannya membantu.

"Kalian pergilah, bisa-bisa sakitku bertambah jika melihat wajah kalian."

Hinata--si hyperaktif--mulai menunjukan raut wajah yang kesal. Apa? Memangnya aku salah?

"Masih mending aku khawatirin!" balasnya.

Aku memutar bola mataku jengah, aku merasa itu sama sekali tidak berguna.

"Apa Oosama juga khawatir padaku?" tanyaku dengan nada remeh.

Sama seperti Hinata, Kageyama juga menunjukan raut wajahnya yang kesal dan itu menyeramkan.

"Oi!"

Aku mendengus geli melihatnya, lebih baik mereka pergi dari hadapanku daripada kuberikan kalimat garamku pada mereka.

Akhirnya yang kutunggu-tunggu datang, Asahi-senpai dan Yamaguchi telah terlihat oleh mataku.

"Apa kau baik-baik saja? Aku bisa mengendongmu." Ah aku lupa, jika Asahi-senpai sama lebaynya dengan yang lain.

Yamaguchi HaremOù les histoires vivent. Découvrez maintenant