77. Sun and Sehun

339 14 3
                                    

25 May 2024

Maaf ya, baru sempet ngetik. Ini cerita juga udah mau tamat kok, tenang aja. Cuman emang slow update aja:) maaf ya, buat yang nunggu lama.

Happy Reading✨

Membawa pulang Sehun ke rumah tidak di pikirkan lebih jauh lagi, memang ketika di rumah sakit Sehun sempat menangis dan ingin langsung pulang setelah di periksa kembali. Sudah bisa, namun masih harus di awasi karena kejiwaan juga sempat terganggu.

Mengurus kepulangan Sehun bukan hanya dari dia saja, melainkan mertua dan juga Bunda serta Jay yang juga datang waktu itu. Seminggu setelah kepulangan itu, Sehun benar-benar tidak ingin lepas dan menempel seperti parasit.

Dia tidak masalah, yang jadi masalah anak-anak, terutama Sun yang seperti mengerti jika Bunda sudah lebih dekat dengan Ayahnya dari pada dengan dia.

Dan setiap Sun melihat Irene yang selalu bersama Sehun dan juga merawat Sehun seperti makan, atau minum obat sesekali jika mulai terlihat gelagat anehnya.

"Nda," panggil Sun yang merasa di kacangin oleh Bunda kesayangannya.

"Iya Sayang, bentar ya. Bunda bikinin susunya dulu, disini sama Ayah?"

Sun cemberut dan berpaling karena Bunda bersikap seperti itu. Rasa kesal berkumpul di kepalanya. Walau tidak mengerti, tapi ketika melihat Sehun bersama Irene maka Sun merasa sangat kesal. Apa lagi jika tidur Irene lebih dekat dengan Sehun.

Sehun menatap Sun kesal. Karena sepertinya sekarang dia harus bersaing dengan anaknya. Sehun belum benar-benar sembuh, dia belum bisa membedakan. Bahkan kepada anaknya saja dia masih cemburu jika itu adalah Irene.

"Nda, kut."

"Sini duduk, bentar aja. Bunda sekalian mau liat adek kamu di luar. Biar masuk kamar, tunggu ya."

Sun cemberut namun mengangguk.

Irene keluar kamar dan melihat dua anaknya sedang berada di karpet bersama Bunda dan juga Mama. Irene ke berjalan ke arah sana, dan duduk di sebelah Bunda.

"Gimana Sayang? Kamu kalau masih belum bisa biar Bunda yang rawat anak Bunda."

"Ngga Bun, aku masih bisa kok. Cuman Sun dia itu duh, rebutan terus sama Sehun."

"Ya gimana, saingan mereka berdua. Beda kalau sama Sun ini. Dia sama siapa aja mau."

"Iya itu, ini mau aku bawa ke kamar dulu ya Ma, Bun. Mau aku tidurin dulu. Sayang ayok ke kamar sama Bunda."

"Ya?"

"Ke kamar, bobo siang dulu."

"Main ni Nda."

"Udah, nanti lagi. Nanti ada temen kamu mau kesini, yuk ke kamar."

Walau tidak mau, tapi mereka tetap masuk ke kamar mengikuti irene dengan berpegangan tangan dengan langkah kecil mereka.

"Nda, Cun idul ma Yah."

Astaga cepat sekali rasanya dua anak manjanya itu tertidur. Sekarang giliran Bobae dan juga Micha untuk tidur siang.

*Kalian ganti baju dulu ya, habis itu Bunda buatin susu."

"Ole Nda, andi alian."

"Ya, Nda. Bobo."

"Iya udah, sekarang kalian tidur ya. Mau di kamar kalian atau disini aja?"

"Tuh."

"Janji ya tidur? Kalau ngga tidur nanti ngga boleh main lagi?"

"Kok gitu Nda? Nda au ah."

"Makanya, anak-anak Bunda tidur dulu ya. Habis itu kalian nanti bangun langsung cuci muka terus, mandi. Udah, udah ya. Jangan ngelawan, sekarang kalian tidur dulu, Bunda mau ambilin susu kalian oke?"

"Nen aja Nda, bole?"

Irene menoleh ke belakang memastikan jika Sun dan Sehun masih tertidur. Jadi dia akan menyusui dua anaknya ini lebih dulu sampai tidur.

"Nda ayo," ajak Bobae menarik baju Irene agar menuruti keinginan mereka.

"Iya, ya. Ayo sekarang."

Bobae dan Micha di bawa oleh Irene ke atas ranjang agar mereka berbaring disana bersama, daripada harus bolak balik. Jika Sun melihat dua saudaranya menyusu pasti dia tidak begitu rela dan akan mengambil posisi lebih dulu.

"Nah, udah kan sekarang tidur yah."

"Nda?"

"Iya ini tidur sama kalian juga, makanya ayo tidur dulu yang sayangnya Bunda."

"YA!!!!!!!"

MY SEXY HUSBAND [HUNRENE] Where stories live. Discover now