"Hei, apakah kalian tidak tau, betapa berbahaya nya bertarung di kereta berjalan seperti sekarang?" tanya Vicente sembari menatap tajam orang orang itu.
Baru mereka akan berhenti, sebuah bang shinsu besar dilontarkan ke tegah tegah mereka. Retakan besar tercipta akibat serangan dari Aria tersebut.
Angel menatap retakan itu dengan wajah ketakutan dan keringat bercucuran. Sama hal nya Rak yang dulu sempat kenal lama Aria di lantai 2. Dia terkejut dengan perkembangan Aria yang sangat tidak normal ini.
"Kamu, jangan marah marah begitu." ucap Vicente menatap Aria yang masih emosi.
"Maaf, kebablasan." balas Aria enteng lalu nempelkan dahinya ke dinding kereta yang terbuat dari baja yang cukup dingin. "Beh... Dingin..."
"Oh! Tuan Buaya! Kau sendirian saja? Dimana Tuan Bam?" teriak Ehwa kepada Rak dengan setengah berteriak. Vicente menoleh kepadanya dengan pandangan bertanya. "Kamu mengenalnya?"
"Ah, iya. dia rekan kami."
Angel menatap Vicente dan merasakan aura yang mirip dengan Hoaqin. Diapun langsung bertanya. "Kau kloning Hoaqin?"
"Iya, itu aku." Vicente menjawab seraya memasukkan potongan keripik kemulutnya. "Omong omong, kau bukan teman mereka?"
Mendengar pertanyaan itu, reflek Angel menggeleng. "Tidak. Dia musuh kami."
"Kalau begitu, kau pun musuhku." balas Vicente sambil tersenyum sedikit.
Ia membuka sebuah buku yang sedari tadi ia bawa. Perlahan lembaran buku itu bersinar cerah dan memunculkan sebuah pedang putih mengambang di atas nya.
"Aku akan berteman, dengan siapapun yang menolongku disaat kelaparan dan disaat aku tersesat." pedang itupun diambil oleh Vicente. Ukurannya nampak sedikit mengecil ketimbang ketika mengambang sebelumnya.
Vicente terus mendesak Angel untuk menjawab pertanyaan. Dia musuh Wangnan, atau temannya. Tepat ketika Angel ingin menjawab, Hoaqin muncul.
"Vicente! Akhirnya kita bertemu!" Hoaqin berlari dengan kaki pendeknya mendekati Vicente.
Dan itu terlihat sangat menggemaskan. Aria melirik pemuda Arie berambut panjang itu lalu mengusap hidungnya. Ia melihat noda merah di punggung jari setelah mengusapnya.
Dia mimisan.
"Tolong, jangan buat saya mati kehabisan darah karena White versi Shota, dewa..." gumam Aria lalu menyumpal hidungnya dengan sapu tangan.
Keduanya nampak bercakap cakap soal penggabungan diri. Dimana Hoaqin terus berceloteh tentang Bam yang akan merebut posisi Calon Pembunuh FUG yang harusnya didapat olehnya. Dia berencana merebut posisi itu dari Bam dengan membunuhnya.
Vicente menimbang nimbang keputusan itu dan menolaknya. Penolakan itu membuat Hoaqin marah lalu menyerang Vicente.
"Ck, Wangnan, masukkan dia ke heavenly mirror! Aku akan menahan Hoaqin!" Aria mengeluarkan arm's inventory yang jarang sekali dia keluarkan. Ia mencabut sebuah senjata berwarna merah dari penyimpanan lalu maju bersama Wangnan.
Wangnan menusukkan pisau itu ke tubuh Vicente sementara Aria menebas pedang pinjamannya untuk menciptakan dorongan besar. Setidaknya Hoaqin terpental sedikit oleh angin buatannya.
"Sudah! Aku pergi dulu!" Aria menunjukkan jari jempolnya. Wangnan langsung berlari kabur bersama Ehwa, Rak dan dua anggota baru tim nya.
Hoaqin menggerutu sebal sambil menatap Aria. "Kau ini siapa?! Beraninya menebasku!"
"Heh! Bogel! Yang sopan sama Irregular kesayangan Zahard!" balas Aria kelewat sombong sambil menodongkan senjata merah pinjamannya. FYI, itu senjata seri 13 bulan yang dia pinjam dari Hagipherion sebelum pergi ke Workshop, Red October.
"Irregular?!"
Senyuman sombong tercetak di wajah Aria. "Kenapa, Slayer Legendaris, White? Kau takut?" Aria berkacak pinggag dengan sebelah tangan masih setia menodongkan pedangnya ke arah Hoaqin.
"Takut?! Mustahil aku takut!" balas Hoaqin.
Berapa saat setelah hening, Aria kembali memasukkan pedangnya ke inventory. "Tapi, kupikir aku mundur saja. Aku akan memutuskan melawanmu nanti."
"Hah?!"
"Kau akan menjadi White. Cepat atau lambat. Aku akan menemuimu setelah itu."
Ia berbalik seraya mengaktifkan sihir pelindung tepat dibelakangnya, jaga jaga kalau Hoaqin mengayunkan pedangnya. Selama ia berlari memasuki lorong, seringaiannya sama sekali tidak pudar.
• • •
YOU ARE READING
Missing Control • TOG Fanfiction
FanfictionKecelakaan maut beruntun merenggut nyawa seorang mahasiswi. Dia sedang dalam perjalanan menuju kampus di semester ke 3 nya, namun naas, nyawanya telah direnggut terlebih dahulu. Dan ketika membuka matanya, ia melihat sosok pria tinggi berambut pira...
Missing Control • S2 • 10
Start from the beginning
