Bagian Ketiga belas : Jepit Merah Jambu

1.1K 172 41
                                    

Saat ini remaja tampan itu sedang bermain Playstasion sendirian di dalam kamarnya. Hari ini merupakan hari terakhir ia ujian. Meru merasa lega.

Sepulang dari sekolah tadi hanya kegiatan ini yang Meru lakukan. Ketika akan beranjak dari duduknya, terdengar pintu kamarnya diketuk pelan dari luar. Ternyata sang mama.

"Abang~"

"Emm, kenapa?"

"Anterin mama yuk, bang?"

"Kemana?" Mama hanya mejembulkan kepalanya di daun pintu kamar si sulung.

"Mall hehe. Mau ya?"

"Emang papa kemana?"

"Papa hari ini katanya lembur, terus adek dari pulang sekolah tadi tidur belum bangun-bangun"

Jeno selalu seperti itu, adiknya itu lebih memilih berpura-pura tidur dari pada harus mengantarkan sang mama berkeliling Mall, alhasil sang kakak yang harus rela mengalah.

"Yaudah abang siap-siap dulu. Mama juga"

"Eyyy, makasih ganteng. Mama tunggu dibawah ya, bang" Setelah itu hanya terdengar suara pintu kamar yang ditutup. Meru segera beranjak dari duduknya lalu berjalan menuju kamar mandi. Sudah bisa dipastikan jika jalan dengan mamanya tidak akan pernah sebentar.

Jeans biru, kaos putih polos lalu jaket dengan warna senada dengan celananya menjadi pilihan Meru saat ini. Dirasa sudah siap ia segera bergegas kebawah yang sebelumnya mengatongi dompet dan handphone pada saku celananya.

Ternyata sang mama sudah menunggunya di sofa ruang tamu.

"Ayo, ma"

"Lama banget sih, bang?"

"Abang mandi dulu tadi"

"Yaudah ayo, keburu malam nanti"

Ranger rover hitam metalik yang dikendarai Meru membelah jalanan kota dengan perlahan. Bertepatan dengan para pekerja kantor yang pulang ke rumahnya masing-masing. Berimbas pada jalanan yang sedikit macet dibeberapa titik.

Jarak pusat perbelanjaan dengan rumah mereka tidak jauh. Mobil sudah terpakir rapi di basement, lalu sang mama yang turun terlebih dahulu disusul Meru dibelakangnya.

Beberapa toko pakaian sudah wanita itu kunjungi dengan Meru yang mengekor dibelakangnya.

"Belum selesai, ma?"

"Belum abang, sabar dong"

"Udah malam loh ini"

"Iya, 5 menit lagi" 5 menit yang mama katakan berkali-kali jika digabungkan sudah hampir 2 jam lamanya.

Mama menolak tua. Buktinya, wanita itu saat ini masuk ke dalam toko aksesori yang tampak lucu jika dipandang oleh para kaum perempuan.

Meru sudah menjadi pusat perhatian gadis-gadis cantik. Tapi remaja itu tidak peduli.

"Aduhh, jepitnya cantik banget kan, bang? Sayang mama enggak punya anak perempuan. Anak 2 laki semua juga belum ada yang ngenalin ceweknya ke mama" Mama sengaja menekan kalimat terakhirnya untuk menyindir putra sulungnya.

"Ya dipakai sendiri ajalah. Kenapa mesti nunggu anak-anak mama punya pacar dulu?"

"Ihh abang mah enggak peka" Mama melanggang begitu saja meninggalkan Meru. Entah kemana lagi tujuan wanita itu.

Tidak sengaja tatapan matanya jatuh pada jepit rambut warna berwarna merah jambu, sekilas senyum tipis terpantri pada bibir remaja itu. Bayangan wajah manis Cia tiba-tiba hadir.

True Love (GS) Where stories live. Discover now