AZALEA - 28

121 62 27
                                    

Lima orang remaja dengan tengah menanti seseorang yang sedang diperiksa oleh dokter dan perawat di dalam ruangan rumah sakit. Mereka sampai izin tidak masuk sekolah hari ini demi menunggu Lea didalam. Lea sedang diperiksa kondisinya oleh dokter.

Seorang remaja pria dengan postur tubuh kurus tinggi tak henti-hentinya mondar mandir di depan pintu ruangan itu. Sementara empat lainnya duduk sembari menyatukan tangan berdoa. Meminta supaya Lea tidak terkena sakit parah.

Sementara Lea yang tengah diperiksa oleh dokter masih setia memejamkan matanya, tangan kanannya kini sudah pasang infus dan hidungnya diselingi selang oksigen.

Krekkk

Suara pintu terbuka membuyarkan lamunan mereka. Ken langsung berjalan mendekat ke arah dokter yang bername tag Dr. Satria Wicaksana Itu.

"Gimana keadaan Lea dok?" tanya Ken dengan raut wajah yang bisa dibilang panik. Sementara keempat teman lainnya menunggu cemas.

"Kalian rekan dari saudari Azalea?" tanya dokter itu.

"Iya dok. Kami sahabatnya" jawab Alexa.

"Saya kekasihnya" ucap Ken. Sontak saja mata ketiga dari empat orang itu melotot, kecuali Rafa. "Gimana keadaan Lea dok?" tanyanya lagi.

"Ikut saya ke dalam mas" ujar dokter itu. Langsung saja Ken membuntuti, sedangkan yang lain disarankan menunggu diluar ruangan saja.

"Jadi gimana dokter?" tanya Ken tak sabaran.

"Gagal jantung."

Ken terdiam. Ia sudah mengetahui kalau Lea menderita gagal jantung. Tapi kenapa raut wajah dokter ini seperti akan melanjutkan suatu pembicaraan. Ken tak sabar menanti kata selanjutnya.

"Apa Lea sudah lama menderita penyakit gagal jantung? Anda kekasihnya bukan? Pasti anda tahu?" tanya dokter itu.

Ken tertunduk, tak berani menatap dokter yang sudah cukup tua itu. Tak berani juga menatap wajah Lea yang masih setia terlelap.

"Mas. Kenapa? Bisa jawab pertanyaan saya?" tanya dokter Satria lagi.

"Belum lama dok saya tahunya. Sekitar satu sampai dua bulan yang lalu" jawab Ken.

"Ap-

Krekk

Belum sempat dokter menanyakan hal lagi, mereka menoleh kala pintu itu terbuka, nampak jelas sepasang suami istri tengah berjalan kencang ke arah brankar. Tempat anak mereka tertidur.

"Lea. Lea bangun sayang. Ini mama nak. Lea" ucap mama Ica sembari menepuk pelan pipi putrinya. Air matanya masih setia turun sedari ia mendengar kabar dari Alexa kalau Lea dilarikan ke Rumah sakit.

"Dok. Gimana kondisi putri saya?" tanya papa Rizal cemas.

"Penyakit gagal jantung yang diderita anak bapak dan ibu. Dan juga kekasih dari masnya sudah menggerogoti tubuhnya. Dan juga-"

Terdengar jelas helaan nafas kasar nan kuat dari dokter itu.

"Apa dok?" tanya papa Rizal tak sabaran.

"Kanker darah stadium dua" lanjut dokter Satria lagi.

Sontak ketiga orang terdekat Lea yang berada didalam terdiam kaku. Mencerna beberapa kata yang keluar dari mulut dokter itu.

"Dokkkkk"

"Sudah saya periksa berkali kali" ucap dokter itu yang sepertinya sudah paham dengan lanjutan pertanyaan dari Ken.

"Saya sudah memeriksanya berkali kali. Dan hasilnya sama pak, bu"

Air mata yang sedari tadi ditahan kini tumpah berlomba lomba keluar dari manik mata Kenzie kala mendengar penjelasan dokter itu.

AZALEA [ON GOING]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant