PART 1

22.8K 849 42
                                    

Seorang gadis cantik berjalan pelan menuruni tangga sambil sebelah tangannya menggenggam jari telunjuk kakaknya yang besar, lelaki disebelah yang dingin dan angkuh itu tidak henti-hentinya tersenyum tipis mendengar celotehan gadis kecilnya yang tidak lain adalah adiknya — Agatha.

"Aku kesel sama Genta, kak! Masa dia bilang kalau kakak jalan sama tante-tante, nggak mungkin kan kakak kayak gitu?" Tanya Agatha kesal.

"Aku kesel loh!" Rengeknya.

Lelaki disebelahnya terkekeh pelan lalu mengangkat adiknya untuk ia gendong ala koala.

"Nggak perlu kakak jelasin, kamu tahu sendiri kalau kakak gimana orangnya hm? Gak usah denger kalau Genta aneh-aneh, nanti kakak sentil ginjalnya."

Agatha mengangguk mengerti, gadis itu yakin 100% jika kakaknya tidak akan pernah berbohong. Agatha menyembunyikan wajahnya diceruk leher lelaki itu — Dominic.

"Kak, adeknya kenapa? Adek sakit, hm?" Tanya wanita paruh baya yang masih sangat cantik dan muda — Mommy Anastasya.

Dominic menggeleng sambil mendudukkan bokongnya dikursi meja makan dengan Agatha yang duduk dipangkuannya.

Pria paruh baya yang duduk dikursi utama meja makan terkekeh "Manja ya kalau sama kakak." Sindirnya pelan.

"Dad!" Geram Dominic, ia tidak mau berakhir adiknya menangis dan jatuh sakit.

"Hiks..." Satu isakan lolos dari mulut si kecil satu-satunya putri Stefen dan Anastasya.

"Daddy! Kebiasaan suka ganggu anaknya." Marah Anatasya sambil memukul paha suaminya cukup keras membuat sang empu meringis pelan.

"Daddy bercanda, sayang. Minta maaf ya?" Ucap Stefen sambil menyodorkan jari kelingkingnya.

Agatha mengangguk sambil tersenyum, jari kelingking dirinya dan daddynya mengerat "Iya adek maafin Daddy, jangan diulang okay? Daddy gak boleh nakal."

Stefen tersenyum sambil mengangguk, ia mengecup puncak kepala Agatha berkali-kali. Selain hobi bermain ranjang dengan istrinya, Stefen juga hobi menjahili putrinya. Jika putrinya menangis, Stefen akan senang karena putrinya akan meminta sesuatu yang pasti akan Stefen kabulkan.

"Adek cantik, hari ini sarapan nasi goreng atau roti?" Tanya Anastasya.

"Roti selai strawberry , Mommy." Jawab Agatha.

"Oke, sayang. Kalau kakak sarapannya mau apa?" Tanya Anastasya beralih pada anak sulungnya.

"Sama kayak adek, Mom." Jawab Dominic.

"Baiklah, sebentar ya Mommy buatkan."

Stefen dan Anastasya sesekali mencuri pandangan menatap kedekatan Dominic dan Agatha yang memang sangat intim. Siapapun pasti akan mengira hubungan keduanya lebih dari sekedar adik dan kakak.

"Daddy, mommy, adek pulangnya mau ikut sama kakak, boleh?" Tanya Agatha dengan memasang puppy eyesnya.

"Kunyah dulu, sayang." ujar Dominic sambil mengelus pipi gemuk adiknya, Agatha tersenyum lalu mengangguk.

"Boleh tapi pulangnya jangan malam-malam, adek harus minum obat." Jawab Stefen.

"Udah kakak bawa." Ujar Dominic yang langsung di beri acungan ibu jari dari sang mommy.

"Good! Jaga adeknya ya kak, jangan dinakalin, kalau sampai adek nangis awas aja!" Tegas Stefen karena tidak mau sampai putri kecilnya, putri satu-satunya terluka.

Dominic mengangguk patuh tanpa disuruh pun ia akan menjaga adiknya selalu.

"Yah, Mommy ditinggal sendiri deh." ujar Anastasya dengan raut wajah sedih.

MY LITTLE AGATHA  Where stories live. Discover now