Alhasil, berakhir Haruto berontak hingga hilang kendali.

Prank

Semua benda yang ada di sekitar mereka dilempar Haruto ke sembarang arah, bahkan selang infusan pun terputus paksa dari tangannya sehingga mengeluarkan bercakan darah. Beruntung lehernya yang di gips sudah dilepas karena tidak cidera begitu serius terhadap kerusakan atau kepatahan tulang, jadi leluasa saat ketika bergerak.

"Haruto! Sadar Haruto!" Bentakan Yoshi begitu menggelegar.

"Pergiiiii! Aaaaaa! Pergi! Sana! Pergi jauh! " Haruto berteriak semakin keras, saat ketika Yoshi secara paksa membuat dirinya menghadap Sang Kakak dengan bahunya yang sempit itu dicengkram kuat.

"Ruto! Ini kakak! Sadar!" Yoshi membentak kembali Adiknya, sepertinya Yoshi kalit saking bingung tidak tau cara menenangkan orang yang ketakutan seperti ini.

Sekarang saja, bahkan tubuh Haruto semakin bergemetar hebat dengan napas yang tidak beraturan yang membuatnya sesak dan matanya pun benar benar tidak fokus.

"Ruto!"

Brak!

"Gak gitu caranya njing" Jeongwoo yang baru saja datang dengan tidak santai, langsung segera mendorong Yoshi kemudian ia mengambil alih Haruto setelah memencet tombol darurat.

Jeongwoo menangkup pipi Haruto "Haru sadar, Haru ini Jewu" Ucapnya dengan lembut, tapi yang selanjutnya terjadi Haruto kembali kejang seperti saat ia membawanya ke rumah sakit.

Bukan kejang seperti pada umumnya, melainkan tubuh ringkih Haruto yang bergemetar hebat dengan napas yang sesak serta matanya yang tidak fokus itu perlahan menjadi putih dengan getaran yang semakin hebat.

Para perawat pun yang sekarang sedang memeriksa Haruto menjadi kewalahan, karena Haruto terus memberontak tanpa bisa dikendalikan. Sedangkan mereka tidak bisa menyuntikan obat penenang lagi pada Haruto karena, belum sampai pada dosisnya yang berjangka dua belas jam.

"Jeh hah Wu hahhh" Mulutnya terbuka, dengan napas terengah engah kembali.

Membuat Para Perawat tersebut seketika mundur saat Jeongwoo dengan tenang mengambil alih kembali Haruto, ia mendekat kemudian menarik Haruto agar setengah duduk dengan tangan yang menahan punggung Haruto.

Tangan yang lainnya ia gunakan untuk menangkup lalu mengelus pipi Haruto yang semakin tirus "Hei, look at me, Ru"

"It's me Jewu. I'm here" Bisikan Jeongwoo layaknya mantra, sehingga mampu membuat Haruto dengan perlahan sadar dengan tubuh yang mulai rileks saat ketika netra keduanya saling beradu. Tidak hanya itu, bahkan napas Haruto dengan perlahan netral kembali walau terdengar masih berat.

"Jewu hahh..." Ucapnya sesak yang masih terasa, kini tangannya berusaha menggapai wajah Jeongwoo dengan mata yang semakin sayu.

"Iya Ruru, ini Jewunya Ruru, Jewu di sini" Dengan sengaja Jeongwoo berkali kali mengulang kalimat tersebut, agar Haruto menyadari kehadirannya.

"Jewu hiks " Begitu isakan Haruto lolos, tangannya langsung sedikit meremat rahang Jeongwoo.

"Iya sayang kenapa, hm? Jewu ada di sini jangan takut ya" Ujarnya begitu semakin melembut, hingga membuat tangisan yang sedari hari lalu Haruto tahan akhirnya pecah.

He's My EnemyWhere stories live. Discover now