2.......

5.8K 703 42
                                    

🐺🦋

||Jeongharu Area||
~~~~~~~~~~~~~~
























Dengan mata yang masih terpejam Haruto melenguh, tangannya sibuk meraba sekitar. Seketika ia menggeliat seraya mengerang pelan kala tangan yang melingkari perutnya mengerat, perlahan ia membuka mata lalu mengedarkan pandangannya pada setiap sudut ruangan yang terasa asing.

Berbalik perlahan, netranya malah dipertemukan dengan dada bidang telanjang seseorang. Dengan manik yang membulat karena terkejut, reflek ia mendorong tubuh orang yang memeluknya itu hingga terjatuh dari atas ranjang, belum sempat mengenali orang tersebut ia malah tertawa terbahak bahak.

Sedangkan, Jeongwoo yang menjadi korban kekerasan hanya bisa meringis, mendesis saat ketika punggungnya mendarat sempurna pada lantai dengan begitu keras "Argh! Aishhh! " Setidaknya, ia sudah sadar terlebih dulu, jadi sebelum terjatuh dengan sigap tangannya melindungi kepalanya agar tidak terbentur.

Mendudukan diri, lantas Jeongwoo menatap nyalang ke arah pemuda yang tengah puas menertawakan dirinya. Seketika terlintas sesuatu dipikirannya yang membuat smirk terlukis diwajahnya, dengan tidak sabar batinnya berkata –ingin segera melihat penderitaan Haruto.

Jeongwoo merangkak ke atas ranjang, mengukung kemudian menahan tubuh kecil Haruto yang memberontak saat ia tindih "Puas, ngetawain gue?"

Mengingat wajah bantal Jeongwoo tadi, membuat Haruto tidak kuasa menahan untuk tidak tertawa lagi "Pft....Bwahaahahaaaa puas banget gue hahahaaa " Balasnya dengan wajah tengilnya.

Merasa semakin kesal Jeongwoo menindih Haruto menggunakan tenaga dalamnya, hingga Haruto sesak dibuatnya.

"Ahk! awas anjing sesek nih gue!" Protes Haruto menghentikan tawanya sembari menahan dada Jeongwoo dengan kedua tangannya.

Melihatnya, Jeongwoo menyeringai "Puasin tawa lo, selagi lo belum nangis"

Haruto mengerutkan kening, ia tidah paham apa maksud dari ucapan tersebut "Mana mungkin gue nangis? Dan lagi, lo gadanta banget nindih gue gini njir, awas minggir!"

Dengan segera Jeongwoo bangkit, bukan untuk membebaskan Haruto melainkan, ia akan beraksi atas suatu rencana yang telah ia pikirkan secara matang dalam beberapa menit yang lalu. Maka dari itu, ia mengambil handphonenya, lalu segera play rekaman video yang menayangkan siluet Haruto yang sedang menangis dipangkuannya saat sedang menyetir mobil kemarin malam.

Haruto membulatkan netranya, ia tidak menyangka kepada dirinya sendiri yang bersikap begitu manja pada Jeongwoo di saat dalam keadaan tidak sadar karena pengaruh alkohol. Namun, ketika ia akan merebut handphone tersebut, ia kalah cepat dengan pergerakan Jeongwoo yang berdiri kemudian mengangkat handphonenya ke atas, dengan mengandalkan tinggi badannya yang se-versi titan.

"Wleeeee sekarang giliran gue yang ngakakin lo bwahahaaaaa " Ledek Jeongwoo merasa saat ini adalah giliran dirinya, untuk menertawakan Haruto yang masih berusaha meraih handphonenya.

"Siniin anjir, gak mau tau!" Tanpa sadar Haruto merengek, menunjukan sisi lainnya lagi pada Jeongwoo.

"Ambil sendiri kalo bisa" Dengan sengaja Jeongwoo mengangkat handphonenya semakin tinggi agar tidak bisa Haruto gapai, tawanya semakin menjadi pula ketika saat ini melihat wajah kusut Haruto.

"Ish bangsat lo, siniin gak?! " Teriak Haruto frustasi.

"Kgak ya, nanti lo apus yang ada videonya" Tolak Jeongwoo, berhenti mengusili Haruto yang baru saja menyerah dengan duduk secara kasar ditepi ranjang.

He's My EnemyWhere stories live. Discover now