17.......

3.2K 403 16
                                    

Digantung brapa hari kalian? Kuat mental kali segitu doang, lah gue digantung bertaun taun mana dighosting lagi. Tolong dong hujat ntuh cowok brengsek buat mewakili hati gue. Anjim emang ya:)

Curcol segitu doang sih, tapi ngena ke hati dedeks, idih!

🐺🦋

||Jeongharu Area||
~~~~~~~~~~~~~~












Setelah berkutat hampir enampuluh dua jam lamanya di depan komputer akhirnya keberadaan Yoonbin terlacak, dengan hati serta pikiran yang kacau Jeongwoo langsung segera mendatangi tempat terakhir nomor telepon itu berada. Ia ditemani oleh Jihoon, Kakak Pertamanya datang bersama Junkyu–teman Jihoon–Renjun, Jeno, Jaehyuk dan Asahi.

Karena sudah merancang suatu strategi dengan matang, mereka sepakat dalam pembagian tugas masing masing anggota Ralf. Sedangkan yang lain, Jaemin, Haechan, Hendery, Yangyang, Eric, dan Jongho akan menyusul jika Jeongwoo mengabari setelah kebenarannya terungkap.

Mengapa begitu? Ya, karena pada kenyataannya sekarang pun kartu nomor telepon yang berhasil mereka temukan itu letaknya di hutan tanpa si pemilik kartu tersebut. Yang mereka duga sedari awal benar benar terjadi, sehingga mereka harus menyiapkan beberapa opsi sebagai antisipasi jika kemungkinan terburuknya si Bajingan Yoonbin mengetahui rencana serta tindakan mereka.

Bahkan telah mereka alami, selama Renjun melakukan akses pelacakan titik koordinat tersebut beberapakali komputernya terserang virus.

Tanpa perlu membuang waktu dengan cuma cuma, anggota Rafl tidak semuanya ikut berpartisipasi ke dalam misi yang Jeongwoo laksanakan. Untuk sisanya, tim tiga hanya memantau pergerakan dan mengarahkan polisi jika keberadaan si Bajingan bersama Haruto ditemukan.

Setelah kekecewaan ditelan paksa, pada akhirnya mereka balik lagi ke markas untuk berunding kembali mengenai aksi yang harus segera mereka lakukan sebagai tindakan selanjutnya.

Jeongwoo yang tengah meredam amarah melajukan motor dengan kecepatan maksimal, dengan lihai ia melewati malam yang begitu sepi seperti mengejek kekosongan serta kehampaan hatinya.

"Argh! Bangsat sialan! "

Kericuhan di dalam markas seketika terhenti berganti menjadi hening, ketika Jeongwoo datang sembari melempar helm-nya dengan kasar.

Tiga hari tanpa Haruto kepribadian Jeongwoo berubah menjadi kasar, semakin temperamental. Tiap menit ia hanya meminum alkohol, bahkan ia tidak akan ingat makan jika tidak dipaksa Jihoon. Karena hanya dengan melihat makanan saja sudah membuat Jeongwoo tidak berselera, apalagi dipaksa masuk ke dalam perut.

Penampilannya begitu kacau karena ia tidak mau repot untuk mengurus dirinya sendiri, parahnya menjadi perokok aktif dengan menghisap rokok sampai menghabiskan dua bungkus, yang sebelumnya membatasi hanya tiga rokok dalam sehari.

Tapi dengan berlaku seperti itu Jeongwoo merasa bisa melampiaskan rasa frustasinya, walau hanya sejenak dan tidak ada kepuasan. Ia bahkan enggan untuk tidur, karena pada saat menutup mata wajah Haruto selalu terbayang dan memenuhi isi kepalanya.

"Woo tenang" Ucap Jihoon mendekati Jeongwoo.

"Tenang lo bilang?! Gampang banget lo ngomong!" Bentak Jeongwoo menendang meja makan yang ada di markas tersebut, hingga gelas serta piring piring kaca berjatuhan dan berakhir terpecah berserakan dilantai.

He's My EnemyWhere stories live. Discover now