Pandangan Putri yang kesal terhadap Alderaga. Tujuan Putri membawa Alderaga untuk makan bersama karena, ia ingin membalas kesalah pahamannya.
"Al!" panggil Putri.
"Ng," jawab Alderaga yang masih sibuk memainkan handphonenya.
"Thanks,"
"Buat?"
"Soal tadi Lu nolongin Gue. Gue bener-bener nggak tau bahwa Lu niatnya baik, Gue kira ... Lu mesum!" jelas Putri sambil memainkan bola matanya.
"Yehh! stres kali Gue kaya gitu, mana ada Cowok sejati kaya Gue ... Terlahir jadi brengsek." gerutu Alderaga yang masih merasa sakit efek memarnya.
Alderaga masih memasang wajah kesal terhadap Putri, dan ia tak lepas dari fokusnya handphone.
Satu sisi, Putri masih merasa tak enak hati, karena telah menonjok Alderaga dengan keras.
"Eeh... mulut Lu nggak apa-apa 'kan?" tanya Putri dengan mengalihkan pandangannya.
"Sakit 'lah, mana ada orang yang kena tonjok keras banget disebut nggak apa-apa!" seruduk Alderaga dengan menaruh handphonenya ke meja.
"Iya, iya, Gue bener-bener minta maaf! traktir ini sebagai penebus rasa bersalah Gue ke Lu, jadi udah 'deh jangan lebay jadi Cowok,"
"Oke, Gue terima kata maaf Lu," lirik Alderaga ke arah bahu Putri. "Bahu Lu nggak apa-apa?"
"Ah? bahu," engah Putri sambil meraba bahunya yang terkena pukulan balok kayu yang lumayan keras.
"Nggak sakit, cuma ngilu kaya digigit semut aja," ucap Putri dengan santai.
"Ehhhh??? masa 'sih, pukulannya 'kan keras banget dan Gue liat kayunya sampai patah?!"
Ekspresi Alderaga saat ini tengah melamun sambil memikirkan kejadian itu kembali, ia membayangkannya dengan detail.
©©©
Setelah lumayan waktu terkuras, akhirnya makanan yang mereka pesan telah datang dan mereka langsung menikmatinya.
"Udah nggak perlu dipikirin ... lagian Gue ini kuat kok, bukan Cewek lemah dan Gue bisa bela diri," ucap Putri sambil menyantap makanannya.
"Iyah... tau, Lu jago bela diri. Tapi, 'sepandai-pandainya tupai melompat, kalau kakinya diikat yah nggak bisa lompat',"
"Jadi... maksud Gue, mau sehebat apa pun Lu berantem yang namanya cewek itu butuh perlindungan dari sosok jantan!" bijak Alderaga dengan sangat pede.
"Ilih.. emang siapa cowok yang mau lindungin Gue?" tanya putri dengan alisnya yang mengangkat.
"Yahh... Yang pasti aja ... Gue gitu," ucap Alderaga penuh percaya diri.
Putri seketika tertawa geli "Huft, anjir ngakak!!" gumam hatinya. "Serius, Lu mau lindungin Gue?" celetuk Putri.
"Iya, serius Gue! Logika aja, tadi kalau nggak ada Gue pasti mayat Lu 'dah di bawa alien atau mahluk alus yang lewat di jalan,"
"Ey, sembarangan! dikira Gue 'dah mati apa," cengir Putri dengan dingin. "Terus? caranya Lu lindungi Gue kaya gimana?"
"Panggil nama Gue tiga kali,"
"Bakal dateng?"
"Nggak!" canda Alderaga yang membuat hening.
"Kampret!"
Putri dengan gerak cepat memberikan f*ck yang bertanda dijari tengahnya spesial untuk Alderaga.
©©©
Setelah mereka selesai menikmati hidangannya, lalu Alderaga berpamitan.
"Gue 'dah selesai. BTW, thanks yah traktirnya!" pamit Alderaga sambil berpose coolboy dengan tangannya yang di selipkan ke dalam saku celana.
"Ehh, Al!" panggil Putri lagi. "Sekali lagi thanks ya!"
Putri yang terlihat seperti tampang preman. Namun, ternyata ... ia menampakkan perlahan senyuman tulus kepada Alderaga.
Alderaga yang tersipu, hingga pipinya yang mulai memerah karena, melihat senyuman manis yang berada pada Putri. Alderaga membalasnya dengan senyuman.
©©©
Matahari yang perlahan menghilang dan digantikan oleh bulatnya sebuah bulan. Lalu, hari sudah gelap ... datang lah malam hari.
Alderaga terlihat tengah berjalan santai sambil terus menggenggam handphonenya bermain game dan kemudian melirik jam tangannya.
"Udah malem aja!" ketus Alderaga mematikan handphonenya dan memasukannya ke dalam saku.
Di saat gang dekat jalan arah pulang Alderaga, dengan mata yang tajam melihat seseorang yang sangat mencurigakan dan hal itu mengundang jiwa penasaran Alderaga.
Dikegelapan gang terdapat tong pembuangan sampah besar dan Alderaga melihat sepasang celana jeans panjang dan hoodie, serba hitam-hitam tergeletak di bawah sampah tak masuk.
Sayangnya orang misterius tersebut sudah pergi dengan buru-buru dan Alderaga hanya bisa melihat bukti baju yang telah memukul Putri tadi sore.
"Oh... Gue tau siapa orang yang udah celakain Putri!" gumam hati Alderaga geram.
_RASA(Selesai)_
||To be continued||
YOU ARE READING
One Last Cry [OnGoing]
Teen Fiction'Kamu bukan sebuah kupu-kupu, dan juga bukan sebuah angin tetapi, hujan. yang kadang membuat dingin yang kadang membuat hangat, tetapi bukan itu yang aku maksud, kamu adalah payung ketika melindungiku dari titik goresan' (Story Real_DeranggaDean_)
©Part_03 (Rasa^3)©
Start from the beginning
![One Last Cry [OnGoing]](https://img.wattpad.com/cover/303408428-64-k402389.jpg)