||Jalan taman umum~Malam hari||
"Anjir... jagoan Gue kalah, lawan terus jangan mau kalah dari Alien durjana!"
Alderaga tampak sedang asik melihat film dihandphonenya, sambil berjalan pelan perlangkah ingin menuju jalan raya.
BUKK!!!
Di pertigaan jalan, langkah Alderaga terhenti oleh suara yang lumayan keras menusuk ketelinga Alderaga, saat itu Alderaga mematikan handphonenya, lalu mulai fokus mencari sumber suara.
Di sisi lain, depan tepi jalan raya lalu lintas terlihat Putri dari kelas IPS-1, yang tiba-tiba pingsan di jalanan yang sepi.
Di situlah Alderaga panik melihatnya dan ia pun langsung membawa Putri ke pinggiran jauh dari jalan raya.
"Putri bangun!" teriak Alderaga sambil menggoyahkan bahu Putri.
Perlahan Putri mulai sadarkan diri dan ketika Putri membuka mata, ia sangat kaget bahwa ada sosok Lelaki di hadapannya.
Secara repleks, Putri menonjok Alderaga di bagian wajah dekat bibirnya dengan sangat keras.
DUGG!!!
"Auhhhh!" rintih Alderaga.
"Dasar Cowok mesum!" ucap Putri dengan kaget.
Alderaga yang terjungkir, lalu dengan cepat ia membangkitkan dirinya.
"Astaga, kenapa Lu tonjok Gue?" tanya Alderaga sambil memegang pipinya yang memar dengan tangan kanannya.
"Lagian, Gue kaget tiba-tiba Lu muncul di muka Gue,"
"Lu ngapain bawa Gue ke sini ah? jangan jadi Cowok mesum. Untung Gue punya pertahanan," jawab Putri sambil mengerutkan di kedua alisnya.
"Eyy! lu 'tuh kalau mikir jangan kotor dulu, harusnya Lu berterima kasih ke Gue ... udah Gue tolongin juga," celetuk Alderaga yang kesal.
"Tolongin apa? jelas banget 'kan ta-" balas Putri dengan kata-katanya yang terpotong.
"Tadi 'tuh, ada alien ... eh, maksud Gue 'tuh ada orang pake serba item yang menguntilin Lu dari belakang, dan dia bawa balok kayu, terus mukul pundak lu diem-diem. Gue kebetulan liat, yahh ... gue tolongin, untung ada Gue kalau nggak Lu pasti bakal di bawa sama 'tuh orang dan setelah itu. Gue bawa Lu ketepian supaya nggak bahaya dekat jalan! dahlah, sekarang Lu nggak apa-apa 'kan? Gue cabut." papar Alderaga lalu, membalikan badannya ke arah berlawanan.
Putri yang dimulut dan hatinya berbeda, ia merasa bersalah karena, menuduh Alderaga yang tidak-tidak, padahal ia berniat untuk menyelamatkan dirinya.
Jarak 10-langkah Alderaga berjalan, Putri menghentikan Alderaga dan memanggilnya.
"Hmmm... 'Al!" panggil Putri dengan gugup.
Alderaga memutarkan dirinya, sambil memasang wajah kesal. "Apa lagi?"
"Lu udah makan malem?" tanya Putri.
"Belum, kenapa?" jawab Alderaga yang berharap.
"Umm... ikut Gue makan bareng yuk, tenang ... Gue yang traktir!"
"Ide yang bagus."
Alderaga dan Putri pergi ke sebuah rumah makan tak jauh dari arah sekolahnya. Mereka duduk berlawanan di meja paling depan.
"Lu mau pesan apa?" tanya Putri sambil memegangi menu lembaran.
"Gue... apa aja bebas." jawab Alderaga dengan nada malas sambil mengutak-atik handphonenya.
YOU ARE READING
One Last Cry [OnGoing]
Teen Fiction'Kamu bukan sebuah kupu-kupu, dan juga bukan sebuah angin tetapi, hujan. yang kadang membuat dingin yang kadang membuat hangat, tetapi bukan itu yang aku maksud, kamu adalah payung ketika melindungiku dari titik goresan' (Story Real_DeranggaDean_)
![One Last Cry [OnGoing]](https://img.wattpad.com/cover/303408428-64-k402389.jpg)