PROLOG

50 4 4
                                        

"Kenapa kak?" Tanya Fayya gugup, karena sekarang ini dia di ajak oleh Gerald bertemu halaman di belakang sekolah.

"Ayo jadi pacar gue." Ucap Gerald to the point.

Fayya berhasil di buat terkejut dengan penuturan Gerald. "Eh?!" Ucap Fayya kelabakan. Dia tidak tau harus menjawab apa sekarang ini.

"Oke mulai hari ini kita pacaran." Ucap Gerald ringan seakan itu hal mudah. Dan melihat reaksi Fayya yang hanya diam dan tidak ada sepatah kata pun yang keluar membuat Gerald berpikir bahwa Fayya mau menerimanya.

Seketika Fayya melotot. "Saya belum bilang 'iya' loh kak!" Ucap Fayya kesal. Dan ternyata dugaan Gerald salah.

"Gue nggak nerima penolakan." Ucap Gerald datar.

Mendengar penuturan Gerald yang terkesan seram itu membuat Fayya merinding. Dia sekarang malah menjadi panik lantaran melihat wajah Gerald yang sangat serius serta datar itu.

"Lebih ke pemaksaan nggak sih". Batin Fayya. Tangannya sudah bergetar dan mulutnya terkunci rapat karena tidak tau harus menjawab apa.

"T-tapi." Akhirnya Fayya memberanikan diri untuk membuka suara, namun dirinya sangat gugup sekali.

Gerald menghadap Fayya dan kini tangannya menggenggam lembut tangan mulus Fayya. "Gue bisa bikin lo suka sama gue." Ucap Gerald dengan menatap Fayya intens namun dengan sorot mata yang teduh.

Fayya pun goyah karena melihat sisi Gerald yang membuat hatinya luluh. Jujur saja Fayya juga menyukai Gerald namun dia tidak menyangka bahwa Gerald juga menyukainya. Apalagi Fayya tidak berpengalaman soal cinta, dan itu membuatnya ragu.

"Jadi?" Tanya Gerald memastikan dengan tangan yang masih menggenggam tangan gadis itu.

"Ya.....saya m-mau." Final Fayya. Walaupun mulutnya tampak ragu mengucapkannya, namun dia tidak munafik. Banyak sekali yang ingin berada di posisi Fayya saat ini, namun dirinya lah pemenangnya.

Gerald tersenyum tipis. "Lucu banget sih." Gerald terkekeh pelan dan masih menatap Fayya intens.

Wajah Fayya bersemu merah mendengar perkataan Gerald. "Y-ya udah kak, saya mau ke kelas." Ucap Fayya malu.

Fayya pun segera melangkah pergi meninggalkan Gerald, namun tangannya di cekal oleh Gerald. Dan seketika membuat Fayya menoleh padanya.

"Kenapa lagi kak?"

"Jangan terlalu formal sama gue. Sekarang gue udah jadi cowo lo." Ucap Gerald menasihati kekasihnya itu.

"Dan jangan pake 'saya', kalo nggak mau ribet pake 'kamu' panggil sayang aja." Ucap Gerald sedikit menggoda Fayya.

Saat ini jantung Fayya tak terkontrol. Sungguh dia ingin cepat-cepat kembali ke kelas untuk menetralkan detak jantungnya.

"Sayang?" Ucap Fayya polos. Membuat Gerald gemas sendiri.

"Hah! Apaan si kak." Setelah sadar dengan perkataannya tadi Fayya pun memalingkan wajahnya yang sudah memerah.

Gerald pun malah tertawa melihat reaksi kekasihnya itu. "Hahaha udah-udah jadi ke kelas nggak?" Tanya Gerald sembari mengusap pelan kepala Fayya.

"Ini mau, tapi malah di tarik kakak." Ucap Fayya kesal, dia memasang wajah cemberut terlihat lucu di mata Gerald.

"Asdsfdgsj lucuu bangett." Batin Gerald.

"Oi Fay! Lo ngapain?" Teriak Nadin dari kejauhan, Nadin memicingkan matanya curiga.

Mereka berdua pun melihat ke arah sumber suara. "Ya udah kak, aku mau ke sana." Ucap Fayya sebelum melangkah pergi menjauh dari Gerald.

Langit dan SemestaWhere stories live. Discover now