Giselle yang mendengar celotehan tidak bermutu sahabatnya hanya bisa memutar bola matanya malas. "Nampar kata lu? Di toyor dikit doang lu jangan lebay deh."

"Mana ada toyor sampai bunyi plakk gitu?"

"Ada. Nanti gue yang bikin sejarahnya."

Seketika topic utama mereka teralihkan. Giselle sudah melupakan pertanyaannya tadi. Melihat teman-teman sekelas mereka tengah berdiri di belakang mereka sambil menatap dengan tatapan datar, baik Giselle maupun Winter segera menyingkir dan mempersilahkan mereka masuk terlebih dahulu.

Tepat tujuh menit setelah Giselle dan Winter duduk di bangkunya, masuklah Pak Kai ke dalam kelas dengan langkah kaki beribawa. Lengkap dengan penggaris kayu yang panjangnya hampir setengah meter di tangan kirinya.

"Pagi anak-anak!"

"Pagi Pak~~"

Di tengah-tengah sorakan kompak teman-temannya, lain halnya dengan dua gadis gemuk yang duduk di barisan paling depan memilih untuk tidak menjawab dan malah memperlihatkan masing-masing raut wajah tegang dan gelisah.

Giselle sudah menggerutu pelan karena mengharapkan contekan PR dari Sunoo tapi laki-laki itu malah tidak datang ke sekolah.

"Ck. Tau gini, gue ngerjain ajah semalam. Jawabannya juga pasti ada di google."

Clap... Clap... Clap

Suara tepukan tangan membuat suasana kelas hening seketika. Namun hanya berlaku selama beberapa menit saja. "PR kalian apa kabar?"

Giselle dan Winter saling pandang lalu memasang raut wajah memelasnya. Beomgyu yang dari belakang kebetulan melihat wajah lesu kedua gadis itu lantas langsung terkekeh pelan.

"Oh jelas sudah selesai dong Pak!" jawaban penuh percaya diri dari sang ketua kelas mengundang senyum lebar di wajah Pak Kai. Dirinya mengajukan jari jempol ke arah Guanlin sambil berucap kata, "bagus."

"Yang lain?"

Bunyi kaki bangku yang berdebat dengan lantai terdengar mengalihkan atensi semua orang ke arah Beomgyu yang baru saja berdiri dari bangkunya.

Tatapan tengilnya menjuru ke seluruh penjuru kelas sampai tatapanya terpaku kepada gadis yang berada di barisan paling depan dekat pintu kelas.

"Kami sudah menyelesaikan tugas kami kok Pak, kecuali dua orang gadis yang duduk di dekat pintu itu Pak. Sedari tadi saya melihat wajah mereka gusar dan tidak berani menatap Bapak. Coba Pak Kai tanya mereka?"

"Beomgyu laknat!!"

Mau tak mau, Winter beserta Giselle harus mengangkat wajah mereka. Penglihatan Pak Kai sudah mengarah ke arah mereka berdua. Oh jangan lupa tatapan dari mata masing-masing teman-temannya sekelasnya. Ekor mata Winter melirik Beomgyu yang sudah menampilkan wajah meledek nya dengan mata yang dia buat melotot dan lidah yang menjulur ke depan. Sangat menyebalkan sampai rasanya Winter ingin melempar laki-laki itu dengan sepatu yang dia kenakan. Kebetulan hari ini dia sedang memakai sepatu longgarnya. Namun niatnya tidak dapat dia kabulkan dikarenakan tatapan menyelidik dari Pak Kai sudah seperti ingin membunuhnya.

Terlihat Giselle sudah menyengir lebar ke arah Pak Kai dengan tangan yang dia mainkan di bawah kolom mejanya. Gadis itu tau kalau sahabatnya itu tidak kalah takutnya dengan dirinya. Pak Kai mungkin memang tidak sekejam guru-guru lainnya. Namun perjanjian yang dibuat oleh guru wali kelasnya itu kepada Giselle membuat Winter jadi ikutan khawatir.

Minggu lalu, Giselle ketahuan bolos ke UKS dengan alasan sakit perut. Tentu saja alasan itu hanya gadis itu buat tanpa adanya kejujuran. Meskipun Winter tidak ikut bolos bersama Giselle, namun Winter jadi ikut kena sial juga. Pasalnya Pak Kai bilang Giselle dan Winter itu satu paket. Seperti spidol 12 warna. Tidak lupa dengan Sunoo si laki-laki gembul yang nyasar nangkring bersama kedua gadis gemuk itu. Jadi kalau yang satu kena hukuman sudah pasti dua yang lainnya tidak jauh-jauh dari salah satu yang dikenakan hukuman.

Cinta Penawar KutukanWhere stories live. Discover now