Somebody Else

472 34 7
                                    

Orang orang sialan itu benar benar menghancurkan seluruh tulang dan persendian Black the mighty. Lihat saja sekarang Black hanya bisa terbaring mengenaskan di tempat tidur rumah sakit.

Black memang terlibat bisnis illegal tapi itu semua bukan tanpa alasan. Sindikat narkoba yang ternyata di dukung pemerintah semakin membahayakan daerahnya, Black berencana untuk membongkar sindikat itu tapi sayangnya dia kalah cerdik.

Salah satu anggota mereka berpura pura menjadi bartender di club tempat Black dan yang lain berkumpul. Bodohnya Yok dengan mudah jatuh pada pesona bartender itu. Yok yang bodoh dan setengah mabuk memberi tahu sang bartender semua informasi tentang Black dengan bangga.

Sekarang kalian mengerti kan kenapa Black yang hebat bisa dengan mudah tertangkap dan berakhir mengenaskan di rumah sakit seperti sekarang. Black rasanya ingin sekali memukul kepala Yok yang tarlampau bodoh untuk ukuran manusia.

*************

Jika jantungnya tidak tertutup tulang rusuk mungkin jantung White sudah siap untuk melompat sekarang. Kaki kecilnya melangkah di lorong rumah sakit, begitu cemas dengan apa yang akan dia temui di ujung lorong.

Tapi kenapa dia harus cemas? Bukankah ini yang dia inginkan? Bukankah dia ingin melihat kakaknya lagi? Black yang begitu disayanginya akhirnya bangun, tapi kenapa bukannya senang dia malah ketakutan dan penuh dengan rasa bersalah? Kenapa?

*************

Langkah White terasa lebih berat dari biasanya, rasanya baru minggu kemarin ke rumah sakit adalah kegiatan favoritenya tapi sekarang kenapa dadanya terasa sesak?

"Kak are you okay?"

"Do i look okay?"

"Sorry stupid question"

"Duduk, you look like a lost puppy" seperti anak penurut white duduk di kursi sebelah tempat tidur kakaknya, dan menunggu.

White menunggu kakaknya mengatakan sesuatu, apapun. Apapun yang bisa mengangkat rasa bersalah yang sekarang menghimpit dadanya.

"Kak maaf"

"What for?"

"Aku udah buat dosa"

"What do you mean?"

"Look at this tattoo, look at me"

"Iya gue tau lo pretend to be me, how was it? Fun?"

"Kakak ga marah?"

"Buat apa? Udah kejadian juga. Just stop with that stupidity and back to your life. Gue uda bangun kan?" Black membelai pelan pipi adik kesayangannya, meyakinkan White bahwa semuanya akan baik baik saja. Black sudah kembali, dan siap menempatkan semunya kembali ke tempat yang seharunya.

"I planned to find out who wronged you, tapi ternyata aku ga guna"

"I know who wronged me kok, and it's my problem not yours. Udah ya? Back to your life. This kind of life ga cocok buat lo"

"Tapi aku mau sama kakak, aku mau jagain kakak"

"White stop, don't be stubborn" Satu nada tegas dari Black dan hilang semua keberanian serta keras kepala White. Dari dulu kakaknya itu punya aura menuntut yang tidak bisa terelakkan.

Black akan selalu menjadi Black yang dingin dan mengintimidasi, berwatak keras, juga tidak bisa dibantah. White tau Black sangat menyayanginya, tapi sekali saja, White ingin tau apa yang sebenarnya sedang dipikirkan kakaknya, apa yang dirasakan Black, kenapa dia harus menjadi manusia yang tidak bisa terbaca seperti ini? White ingin tau semuanya.

"You met my friend right? Mereka gimana?" Pertanyaan yang paling ditakutkan White keluar dari mulut kakaknya. Sekarang dia harus apa?

"Yeah, i met them. They're okay"

"Stop seeing them after this, mereka gatau gue punya kembaran, and I'd love to keep it that way. Understood?"

"Iya kak"

White menatap kakaknya kosong "kalo aku gabisa ketemu mereka, aku juga gabisa ketemu Sean?" Sayangnya kata kata itu hanya bisa tertelan di tenggorokan White sekarang.

************

Sean berjalan gontai melewati lorong kampus mereka, berharap hari ini cepat berlalu. Rasanya sudah seribu tahun dia tidak bertemu dengan pangerannya. Setiap hari terasa lebih melelahkan dari hari sebelumnya.

Sean rasanya bisa meledak kapan saja, sebenarnya dimana pangerannya sekarang? Berapa lama Black harus pergi dan digantikan Vanilla? Apa yang sebenarnya terjadi? Apa Black masih hidup? Dan bagaimana Sean harus bertahan kalau Black sampai sudah tidak ada lagi di bumi? Bagaimana Sean bisa berfungsi sebagai manusia seutuhnya tanpa Black-nya?

Dari kejauhan Sean bisa melihat Vanilla berjalan dengan tas hijau favorite Black, tas yang biasanya dipakai Black jika dia ingin semesta mendukung semua rencananya hari itu. Tapi hari ini Vanilla terlihat sedikit berbeda, caranya berjalan berbeda. Vanilla terlihat seperti Black?

Apa akhirnya si kecil itu sudah berhasil meniru cara berjalan Black? Atau cara Black mengusap pelipis kanannya setiap kali dia menghadap kaca? Juga kebiasaan Black menarik sebatang rokok dengan tangan kiri, dan melemparkan kotaknya kembali ke tas hijau tua itu.

Tunggu dulu, kepala Sean rasanya berputar sekarang, sosok di hadapannya ini memegang rokok dengan tangan kiri ini wanginya sama persis dengan Blacknya, ada apa ini? Bisakah Sean berharap sedikit saja pada semesta bahwa Black-nya telah kembali?

"Kesambet lo?"

"Lo ngerokok?"

"Sejak kapan gue ga ngerokok?"

"Lo kenapa ngerokok pake tangan kiri?"

"Gue kidal remember?"

"HAH? WAIT WHAT?"

"Apaan sih Sean lo aneh banget"

Sean seolah kehilangan kendali atas tubuhnya, tangan nya meraih sosok dihadapannya, memeluk lelaki itu dengan erat. Berjanji pada tuhan yang manapun bahwa dia tidak akan melepaskan Black lagi, berjanji bahwa Black akan selalu menjadi prioritas di hidupnya, sekarang dan sampai kapanpun.

"Lo kenapa sih woy? Aneh banget"

"Lo gapapa? Lo kemana aja? Are you okay?"

Jantung Black rasany mau melompat sekarang, Sean tau? Dia tau soal adiknya? "Gue gatau lo mikir apa, gue gatau di otak lo sekarang ada apa, but that's not important. The important thing is that I'm here now standing in front of you"

"Jangan kemana mana lagi ya? Gue gabisa kalo gada lo"

Hati Sean terasa penuh karena akhirnya Black-nya kembali, tapi entah bagaimana ada perasaan sesak yang mengganjal di sudut dalam yang Sean juga tidak mengerti itu apa.

Author note: hi im back, tiba tiba dapet inspirasi and I decided to continue this story. I might be stick to once a week update sampe ini beres.
Selamat membaca 💚

Just Friends 🔞Where stories live. Discover now