13 ; mercy

246 29 4
                                    

Happy reading!
______


*Author PoV

"Minumlah dulu untuk menyegarkan dahagamu."

Wanita yang dipanggil mama oleh Sierra menerima cangkir teh dingin dari putrinya.

Sierra menarik bangku belajarnya, untuk duduk menghadap ibunya.

"Kau yakin tak ingin di ruang tengah saja? Disana terlihat lebih leluasa untukmu."

"Tidak perlu." Tolak Ibu Sierra mentah-mentah.

Canggung ; ketegangan menyelimuti ibu-anak itu.

Tak pernah terpikirkan di benak Sierra kalau ibundanya-Ivanka Besson akan menyusulnya ke Encanto. Setaunya, ibunya adalah orang yang sibuk mengurus usahanya di Valencia, kota kelahiran Sierra.

Mendiang ayah Sierra berkewarganegaraan Spanyol, sedangkan ibunya Kolombia asli.

"Kenapa mama kemari? Mau menjemputku? Bukannya aku bisa pulang sendiri," Sierra mulai melempar pertanyaan.

"....apakah mama takut aku akan mengekangmu?"

Ivanka terdiam seribu bahasa pada penuturan tegas putrinya. Ia membuang nafas, sebelum bibir merah pekat lipstik itu berucap,

"Ada hal penting yang harus kita bicarakan disini, makanya aku memintamu berbicara empat mata. Aku memilih berada di kamarmu agar tak ada yang menguping."

Sierra ingin ketawa mendengar kata menguping dari ibunya.

"Pasti sangat penting ya, sampai orang sesibuk dirimu mau repot-repot menyusulku."

Ivanka mendengus pada sarkasan Sierra. "Sebelumnya aku ingin bertanya padamu Sia, kau punya pacar disini?"

Sierra tersedak ludah, "Huh??"

"Aku melihatmu berpelukan dengan anak laki-laki dari jendela. Kau pacaran dengannya ya?" Timpal Ivanka penuh penekanan.

Putrinya terdiam. Memperkirakan reaksi terburuk Ivanka yang akan menantinya. Apakah ia akan murka mengetahui dirinya sedekat itu dengan anak laki-laki? Apakah ia akan mendapat siraman rohani sekarang juga?

"Kau tak menyangkalnya? Oke. Jika bukan pacaran, berarti kau dan dia saling menyukai. Ya kan."

Sial, Ivanka kelewat peka.

"Begitu ya," Tanggap Ivanka datar. Dahi Sierra mengerut, tumben ibunya terlihat tak acuh. Padahal sebelumnya ini termasuk topik sensitif.

"Ceritakan pendapatmu selama berada dikota ini."

"Eh? Mama serius ingin tau?"

Ivanka menaruh cangkirnya di atas nakas laci sebelum berpaku tangan. "Ya. Ceritakan kesanmu selama berada di kota aneh bibimu ini, Sia."







🍁🍁🍁







Suara nyaring tonggoret mengalun, mengisi kesunyian hutan di bukit-bukit sekeliling Encanto. Menjadi musik alami yang didengar oleh sang Shape-Shifter kota, yang merenung di rumah pohonnya.

Ia menyandarkan tubuhnya pada pagar berkayu di balkon. Iris hijaunya menatap kosong ke pemandangan kota. Camilo melamun, memikirkan apa yang terjadi di rumah Sonya tadi, tepat sesudah mengantar Sierra.





"Sonya, kok Sierra tergesa-gesa masuk ke rumah? Memangnya siapa yang datang?"

Sonya mengulum bibirnya ragu, sebelum menjawab Camilo.

Chameleon Boy [Encanto Fanfiction] ✔حيث تعيش القصص. اكتشف الآن