6 ; baper?

290 46 27
                                    

maaff buat keterlambatan updatenya, banyak yang dirombak di chap ini T_T . anyway, happy reading!

BRUK!

Aku menepuk tanganku, setelah menaruh satu keranjang penuh berisikan puluhan mangga di bangku kebun belakang rumah. Menyeka keringat, aku melirik Tio Andrez.

"Tio! Aku sudah selesai memanen mangganya!" Sahutku pada tio Andrez, yang tak jauh dariku. Ia juga sedang memanen mangga di kebun miliknya.

"Terima kasih sudah membantuku, sobrina!"

"Ada yang bisa kubantu lagi?"

"Ah itu, bisakah kau bungkus beberapa mangganya, lalu antarkan ke keluarga Rico? Aku teringat mereka ingin membuat manisan mangga."

"Bisa tio."

"Sip terima kasih! Aku akan mentraktirmu pie apel sepulangmu nanti!"

Aku mengacungkan jempol pada Tio Andrez sebelum masuk ke dalam rumah. Usai berganti baju dan mengemas beberapa mangga hasil panen, aku segera berjalan keluar.

Ditengah jalan tak sengaja aku bertemu sekelompok anak kecil asik bermain sepak bola di lapangan seberang. Oh, si bungsu Madrigal juga disana.

Aku berhenti sejenak menonton mereka. Pft, ada anak yang marah-marah tak terima dengan kekalahannya.

"Hola Sierra,"

Aku menoleh ke orang yang memanggilku. Netraku melebar menemukan orang tua Antonio persis ada di belakangku.

"Tia Pepa? Tio Felix?" Ucapku terkejut.

"Halo! Kita bertemu disini," Sapa Tio Felix tersenyum lebar padaku. "Kau mau kemana, hija?"

"Ah, aku ingin mengantar buah ke keluarga Rico." Aku membalas senyumannya. "Kalian disini mau menonton Antonio bermain?"

"Lebih tepatnya menjemputnya! Ia harus pulang, sudah waktunya makan siang." Seru tio Felix. Ia kembali menatap putranya dari jauh.

"Kami menghampiri Tonito dulu ya, sampai jumpa Sierra."

Tio Felix menjauh. Sebelum tia Pepa mendatangi putranya, ia berbisik padaku. "Kau lagi dekat dengan Camilo, ya?"

Aku tersentak, seketika panik saat Tia Pepa berkata demikian. "E-ehh apa?"

"Bukan apa-apa, lanjutkan." Tia pepa mengulas senyum. Ia menepuk pelan bahu ku sebelum menyusul Antonio.

Astaga, jantungku mau copot. Kupikir tia Pepa akan bertanya macam-macam soal Camilo padaku.

"Tonitoo~ ayo pulang! Waktunya istirahat!" Tia pepa memanggil putranya merdu. Antonio, mukanya berseri-seri menyambut ibunya. "Mamii!" Ia berlari menghampiri ibunya.

Aku terkesiap saat Antonio tersandung dan tersungkur mencium tanah. Duh dia gakpapa?? Bagaimana reaksi orang tuanya??

Suara gemuruh menggelegar, berasal dari ibunya Antonio—oh tidak. Mengingat berkat Tia Pepa, perasaannya setelah menyaksikan anaknya jatuh pasti kacau bala—

JEDERRR!!

"B-BAYIKU TERJATUH..!!!?"

"Mi vida kontrol emosimu—"

"AGH TONITO KU TERLUKA!!!"

"Mami tenanglah! Pipiku cuma lecet kok!"

JRAASHH!

Chameleon Boy [Encanto Fanfiction] ✔Where stories live. Discover now