1.Awal Bertemu

196 4 5
                                    

Notes: Diambil dari akun @titinghey ada sedikit perubahan cerita dan tokoh karena waktu itu di buat dengan dadakan, ingat jangan menjudge karena ini murni tulisan saya, hanya saja wattpad tidak bisa login jadi buat akun baru!

Happy Reading

Song: Labirin Tulus

***

Suasana kelas tidak ada yang seramai biasanya. Hanya lalu lalang siswa-siswi yang sedang makan di kantin. Berbeda dengan dirinya yang melamun. Ia menemukan sosok cowok berjalan ke belakang halaman sekolah, rupanya dia tengah memanjat pagar. "Pak ada yang mabal tuh!"

Hingga kedatangan Pak Rasyid, sigap menyidang anak cowok tersebut. Rambutnya tidak rapi, berantakan pakaiannya terlepas. Membuat dia semakin lusuh. Diam-diam Syahira memperhatikannya namun kembali menutup wajah. Takut sekali mengandung zina.

Memutuskan kembali ke kantin dan duduk membaca buku miliknya. Gadis itu sangat suka wattpad, tentu bacaan semua orang. Tapi Syahira memiliki gengre sendiri yaitu religi remaja. Sebuah meja digebrak oleh gadis berambut hitam panjang. "Dasar anak kampung gak tau diri!"

"Ampun Kak," teriak Syahira ketakutan, rambutnya di jambak. Ia sudah biasa kena pembullyan dari sd, dan juga smp.

Rasanya ingin pergi dari sini namun tertahan, napasnya tercekat. Gadis itu melayangkan tamparan. Seketika sebuah tangan mendekat ke arahnya. "Harusnya gue gak nyentuh tangan lo, tapi lo udah keterlaluan." Papan nama bertuliskan Azzim Ammar Zaidan.

Mengapa dia sangat berani membelanya?

Dia memakai peci habis dari masjid. Gadis itu meninggalkan keduanya akibat bel berbunyi. Syahira sangat bahagia di tolong cowok se-perpect tadi. "Video lo trending!"

"Di belain sama anak masjid, itu sih Kak Azzim anak ipa kelas tiga."

"Iya, aku gak tau soalnya jarang gaul paling sama kamu." ucap Syahira menundukkan kepala.

"Nih lihat!" Menunjukkan video saat kejadian di kantin. Seorang senior membentaknya, kemudian memberi peringatan. Merasa bodoh amat tetap saja seluruh mata memandang ke arahnya.

***

Reynand mengangkat tangan. Tanda lelah berjemur di panas matahari. Murid ips sma Harmoni itu memilih tidur di lantai marmer. Setiap orang lewat cuma bisa tertawa. Memperhatikan tingkah Reynand yang absrud.

Sementara Reynand diam tanpa peduli. Baginya capek membuat ia perlu istirahat. Sedangkan sih kembar ke kantin membeli pesanan Reynand, semangkuk bakso pake mie kecap dikit, sambel dibanyakin. Jangan lupa jeruk nipis, biar lebih mantap katanya.

"Rey skuy di makan ya!" Abyan membawa pentol miliknya duduk bersama.

"Yes." Reynand menahan kantuk mencicipi bakso.

***

Ketika pulang sekolah gadis itu diteror segerombolan geng motor berkaus hitam putih seragam. Mereka menodong pisau hingga ketakutan. Tak lantas Syahira takut ada Allah SWT melindungi. Tangisan seketika luruh, gadis itu memegang rok. Sudah tidak kuat lagi mereka benar-benar banyak, sekitar dua puluh orang.

Mencoba menghubungi sang ayah yang sedang berada di kantor, tidak diangkat kini beralih menelpon Farhan. Tapi kakaknya juga sama. Kini Syahira terus berjalan sampai ia terjatuh. "Aduh!" Meringis sakit.

Sampai akhirnya pingsan. Salah satu anggota membawanya pergi. Pandangan semula kunang-kunang perlahan terbuka lebar. Matanya tertuju pada kamar berdesain putih, polos tanpa ornament apa pun.

"Aku di di... mana?"

"Ini teh kamar Bibi, Non di sini dulu aja,"

"Bi... aku mau pulang!"

"Tapi Den Reynand teh lagi keluar ke minimarket."

Ternyata Bi Zumi memasukkan pakaian ke dalam kantung plastik merah. Segera ia raih. "Itu teh baju anaknya Bibi semoga muat ya, habisnya baju enon teh robek!" jawab Bi Zumi baru menyadari ada sedikit rusak pada pakaiannya.

***

Sepulang dari minimarket Reynand menemukan keduanya berbincang. Bibi sangat ramah, tutur katanya terdengar lembut. Tapi tidak pada sikap Reynand dingin, jarang bicara. Bahkan sangat sibuk pada ponselnya. Entah apa yang membuat dia terpaku pada gadget. Ia tidak ambil pusing. Setelah itu meminta izin pulang. Bibi berkata kalau supir akan mengantarnya namun Syahira menolak halus. "Gak usah Bi, aku biasa pulang sendiri."

"Bahaya atuh Neng nanti ada begal di jalan marak yang gitu-gitu." Akhirnya menuruti keinginan Bibi agar terhindar dari fitnah memilih duduk di belakang.

Perjalanan terus berlanjut sampai di tengah jalanan macet. Gadis itu meluangkan waktu membuka wattpad. Memperhatikan tulisan menarik perhatiannya. Berharap bisa dijadikan patokan inspirasi. Hujan turun membasahi seluruh jalanan Ibukota. Ia mengantuk dan tertidur.

Pak supir berhenti tepat di rumahnya, masuk gang sempit. Pak Asep berbicara, dia mengulumkan senyum. "Neng, udah sampe di jalan Bunga kan?"

"Aduh gimana atuh, Neng bangun atuh." Pak Asep menyalahkan musik Alan-Walker biar ada suara musik berisik. Lalu Syahira terbangun. Melihat gang rumah, ia mengucek kedua mata. Segera mengucapkan terima-kasih. "Makasih Pak supir yang baik!"

"Sama-sama atuh Neng cantik." jawab Pak Asep ramah.

Membuka pintu mobil beberapa tetangga terlihat memperhatikannya. Itu sangat menyebalkan untuk Syahira, mencoba tetap santai. Sampai di rumah bertemu dengan ibunya yang sedang menggoreng kroket. Rencana mau di jual di warung depan. Semua sudah siap di meja, gadis itu menyambar. Ia lupa cuci tangan. "Eh bersihkan dulu tangan kamu Nak,"

"Maaf Bu Ira lupa." ucap Syahira memperbaiki jilbab.

"Itu baju siapa? Kok beda seragamnya?" tanya Heni penasaran.

Heni meletakkan gorengan di piring. Sementara anak gadisnya segera menjawab pertanyaan, "Ini dari temanku tadi, baju aku robek kena sesuatu." Kata Syahira terpaksa berbohong sedikit. Raut wajah ketakutan tapi sebisa mungkin ia berusaha baik-baik saja. Tanpa ada rasa panik di wajah.

Sekarang Heni mengunci pintu keluar menuju warung tetangga. Sedangkan Syahira melaksanakan salat dzuhur. Airmata jatuh mengingat kejadian tadi, sungguh di sayangkan harus terkena musibah lebih berat dari sebelumya.

"Ya Allah semoga aku tidak mendapatkan penderitaan lagi, aku capek." Kata Syahira pada diri sendiri. Di dalam doa.

***

Tbc...

Penasaran sama nextnya ini adalah prolog pertemuan mereka. Aku akan publish part cerita ini lama cuma prolog dan castnya biar nanti pas jauh gak repot soalnya di ambil di wp lama. See you next Bab.

Titin Kahar

REYNAND & SYAHIRAWhere stories live. Discover now