Bad Party : Perpetrator

872 112 63
                                    

"Bodoh!! Apa kau gila?! Bagaimana kalau terkena Jeonghan!"

"Tapi nyatanya tidak kan?"
"Lagi pula, aku rasa Jeonghan cukup berbahaya untuk kita. Dia mengetahui keberadaanku dan sepertinya dia mulai mencium kebusukanmu melalui ingatannya."

"Jangan pernah menyentuh Jeonghan apalagi sampai melukainya seujung kuku pun!"

"Aku tidak melukainya."

"Kau berniat melukainya dengan mengarahkan pistolmu padanya!"

"Tapi ternyata dia tak terluka sedikitpun."

"Aku tidak peduli! Jangan pernah lukai Jeonghan, biar aku sendiri yang akan mengurusnya nanti."

"Kalau kau tak mau melukai Jeonghan, lantas kenapa kau melibatkan dia?!"

"Aku tak bermaksud untuk membawa dia kemari. Pokoknya kerjakan pekerjaanmu dengan rapi, dan aku akan melakukan pekerjaanku denga rapi juga. Oh iya, untuk Jisoo dan para tua bangka itu biar aku yang mengurus, kau alihkan saja perhatian mereka."

~♥~

"Gyu, kenapa kau lama sekali?"

Jisoo tersentak saat tangan kekar itu melingkari pinggangnya dari belakang. Tadi Mingyu izin ke kamar mandi, padahal sebelumnya Jisoo berniat untuk mengajak Mingyu ke perpustakaan mansion, sebab dia merasa ada sesuatu yang harus dia cari disana.

"Menurutmu siapa pelakunya?" tanya Mingyu tiba-tiba.

"Aku tidak tahu. Tapi aku yakin pasti ini adalah persekongkolan Seokmin dan Jeonghan." jawab Jisoo.

"Kenapa kau menuduh mereka?"

"Seokmin ingin menguasai seluruh harta Paman Kim. Kau tahu bukan, Seungcheol adalah pewaris utama, karena itu dia ingin melenyapkan Seungcheol dan yang lainnya termasuk kau untuk mengusai seluruhnya."

Mingyu semakin mengeratkan pelukannya. "Tapi yang mengadakan pesta ini adalah Ayah dengan alibi ulangtahunku."

"Bisa saja kan dia menghasut Paman Kim untuk menyelenggarakan pesta untukmu. Supaya dia tak terlihat bersalah dimata orang-orang."

"Kau memiliki analisis sendiri ya untuk kejadian ini." gumam Mingyu menikmati hangatnya ceruk leher Jisoo tempat ia menenggelamkan wajah tampannya.

"Aku juga berpikir kenapa aku diundang, pasti karena aku pernah menjadi saksi kejahatan dia." ucap Jisoo kemudian meraih sebuah bingkai foto yang sedari tadi dia perhatikan.

Bingkai foto kecil yang tak pernah Mingyu buang apalagi hilangkan. Bingkai foto yang menunjukkan keceriaan, kebahagian, dan alasan Mingyu bertahan sebelum semuanya direnggut secara paksa 2 tahun yang lalu.

"Saksi? Kejahatan kak Seokmin? Apa itu?" Mingyu mengangkat kepalanya dan melihat Jisoo tengah menunduk, mengusap bingkai foto yang menampilkan dua orang pria tampan itu.

"Apa kau akan marah padaku, Gyu? Jika aku mengungkapkannya?"

Mingyu menaikkan sebelah alisnya. "Kenapa harus marah?"

"Aku memberikan pertanyaan palsu pada polisi, saat kejadian dua tahun yang lalu." jawab Jisoo lirih.

Ada seberkas penyesalan dalam dirinya. Kenapa dulu dia harus menutup mulut atas kejahatan yang Seokmin dan Ayahnya perbuat? Kenapa Jisoo tak berani untuk mengungkapkan itu dihadapan polisi.

Zit Vast 2 : Bad Party | SVT GSحيث تعيش القصص. اكتشف الآن