PROLOG

124 22 0
                                    

Apa yang terbesit di pikiran mu ketika mendengar kata anak bungsu? Bukankah itu sesuatu yang terlihat menyenangkan? Menjadi anak kesayangan kedua orang tua, bisa bermanja, memiliki kakak untuk bersandar, memiliki tameng ketika di ganggu teman sekolah.

Tapi sayang sekali, itu tidak berlaku untuk Shaquilla. Gadis cantik berperawakan tinggi dengan rambut hitam panjang yang selalu di ikat satu. Gadis menengah pertama yang berada di kelas tiga, dia tak seperti apa yang di deskripsikan sebelumnya. Dia berbeda.

Memiliki keluarga lengkap? Iya.

Kakak? Ada.

Anak bungsu? Tentu saja.

Menjadi kesayangan keluarga? Tentu...tidak.

Menjadi gadis cantik, anak yang berbakti, pintar, berbakat, anak rumahan, tidak pernah berkeliaran, bahkan menjadi anti sosial sudah dia lakukan. Tapi apa yang dia lakukan, tidak sesuai dengan apa yang ingin dia dapatkan. Yang dia dapatkan selalu berupa bentakan, perlakuan kasar, siksaan, dan di asingkan, bahkan dia juga menjadi korban bully satu sekolah.

Shaquilla tak pernah membuat masalah dengan mereka semua, tapi mengapa timbal balik nya seperti ini? Apakah ini adil?

Shaquilla itu gadis kuat, tidak ada yang menandingi sekuat apa fisik nya. Terlalu berharga untuk menjadi serpihan debu di tanah merah. Tapi mengapa, semua orang selalu menganggap nya sebagai sampah?

Jujur, Shaquilla lelah.

Shaquilla bukan tipe anak yang tersandung lalu menangis. Kamu belum tau rasanya setiap saat merasa kebingung, karna rumah sudah bukan lagi tujuannya untuk pulang.

Semua orang membenci nya, tanpa terkecuali. Semua orang, bahkan pacar nya sendiri ikut serta dalam menjatuhkan mental nya. Dia sendiri tidak mengerti, bagaimana bisa hubungan mereka bisa bertahan sejauh ini. Toxic relationship, Shaquilla sendiri bingung harus bagaimana mengakhiri hubungan tak sehat ini.

Semua nya seakan penuh dengan rasa sakit. Shaquilla sakit, dia lelah. Dan hanya menginginkan pelukan dengan beberapa bisikan kalimat penenang. Bukankah itu mudah? Tapi kenapa rasanya sangat sulit?

"Shhh perih sekali," Shaquilla mendesis pelan. Beberapa luka lebam yang tengah dia obati karena perbuatan sang kakak beberapa saat lalu. Meninggalkan lebam di pipi nya yang tirus, warna nya sangat kentara dengan wajah putih miliknya.

Ini akan lama untuk hilang.

Shaquilla mendesah lelah, terlalu berat untuk menjadi dirinya. Semua orang membenci nya, semua orang. "Aku lelah sekali." gumaman kecil kini terdengar.

Dia menidurkan kepala nya di lipatan tangan. Waktu sudah menunjukkan pukul setengah dua malam, tapi hari ini begitu melelahkan. Sampai dia tak bisa beristirahat dan menenangkan diri.

Saat akan memejamkan mata, ponsel nya berbunyi. Dan layar menunjukkan panggilan masuk. Shaquilla dengan tangan gemetar menerima panggilan tersebut. "Hallo,"

"Oh belum tidur rupa nya, jangan lupa tugas MTK tadi. Kalo besok tidak ada, kamu habis di tanganku."

"Baik Jovan."

"Bagus, sekalian punya Johan. Dia bilang tadi-oh iya jangan sampai ada yang salah, kamu sendiri tau kan akibat nya?"

"Iya, Jovan."

Panggilan langsung terputus, Shaquilla langsung bernafas lega. Dia terlalu takut kepada pria bernama Jovan tersebut. Si pembully nomor satu untuknya.

Jovano Arthala seorang pria tinggi dengan rambut hitam, mata tajam, tubuh tegap dan menjulang tinggi. Apalagi dengan sikap nya yang kasar dan arogan, membuat nya nampak sangat menakutkan. Dan Johan-ahh jangan tanya, mereka kembar dan tentu saja memiliki sifat yang sama.

Jovano dan Johan sepasang anak kembar yang ayahnya adalah seorang penyumbang terbesar di sekolah mereka. Maka tak heran, kelakuan anaknya sangat tidak ramah bintang satu.

"Aku harus memeriksa kembali tugas nya." gumam nya. Sebelum di minta pun, Shaquilla sudah mengerjakan tugas kedua orang itu. Hanya bersiap sebelum lebam kembali di terima nya.

Shaquilla membenarkan letak kacamata nya dan fokus menghitung dan menyamakan jawaban kedua buku yang bersebelahan itu. Dan memastikan jawaban nya tidak salah, bahkan rumus soalnya sekalipun.

Shaquilla adalah siswa yang cukup pintar dan berprestasi, maka tak heran banyak yang berani menyuruhnya untuk mengerjakan tugas-tugas kelas. Apalagi dengan sifat dan penampilan nya yang terlihat seperti need girl, mungkin itu salah satu julukan nya.

"Bagaimana cara untuk mengubah sifat ku yang bodoh ini, aku sungguh lelah."

Lelah karena menjadi bahan manfaat semua orang, menjadi manfaat bagi orang lain memang bagus, tapi bukan kah itu melelahkan?

Shaquilla merebahkan diri di kasur nya dan menutupi diri dengan selimut. "Selamat malam, selamat tidur, dan semoga besok adalah hari yang baik." lalu dia terkekeh sendiri, "Apa pernah aku mendapatkan hari baik? Mustahil."

-TO BE CONTINUE-

Readers yang hanya stuck di prolog adalah golongan manusia yang tidak setia. Wkwk canda setia. SHAQUILLA update setiap hari sabtu ya-!

______

More info follow Instagram @ athalola_

©2022 | Written by Athalola

SHAQUILLAWhere stories live. Discover now