PART 30 : EPILOG (FLY HIGH CAPTAIN)

Start from the beginning
                                    

Rambutnya bergerak-gerak beberapa kali setelah mengecek kembali jam berapa dia harus bersiap. Setelah dipastikan dia masih beberapa belas menit lagi, menggandeng Jimin dan Suga untuk duduk di salah satu kursi kosong, ingin lebih banyak berbincang lebih banyak sebelum entah berapa lama mereka akan bertemu lagi nantinya.

“Namjoon belum datang?” tanya Yuna membuka kertas pembungkus coklatnya untuk menikmati roti hangat yang baru saja diterima tangannya.

“dataaaaaang” suara nyaring itu datang dari jarak dekat yang berlari ke arah tiga orang duduk. Namjoon tersenyum lebar melambaikan tangan.

“aigooo, tidak perlu berlari-lari, sunbae” kata Yuna mengingatkan sambil menyingkirkan tasnya agar Namjoon juga bisa duduk di depan mereka untuk berbincang.

Namun setelahnya Namjoon hanya duduk dan ikut menikmati roti yang disodorkan Yoongi. Diam bukan karena canggung, lebih pada ada banyak hal yang ingin dikatakan, namun mulut rasanya kelu. Tidak bisa untuk berkata lebih banyak, takut untuk menyakiti satu sama lainnya. Perpisahan memang tidak pernah menyenangkan.

“aku akan langsung menghubungi kalian. Tenang saja” kata Yuna menilik satu persatu wajah orang yang selama satu setengah tahun ini bersamanya.

Jimin yang sekarang duduk tak nyaman. Melihat jarum jam yang makin mendekat pada waktu keberangkatan. Rambut oranyenya bergerak kecil karena kepalanya menoleh terus pada gate yang sudah membuka check in. Namjoon memastikan beberapa kali bahwa Yoongi baik-baik saja, walaupun tidak bisa sedikitpun dia menilai bagaimana perasaan Yoongi sekarang. Tak ada raut sedih, kecemasan atau kehilangan. Hanya menikmati roti yang sudah dingin dan beberapa kali bergerak untuk mendekat ke Yuna.

Yoongi harus kembali kehilangan setelah berusaha untuk bekerja sama dengan masa lalunya.

“heiii!” Jin mendekat saat Yuna mulai beranjak dari tempat duduknya. Di lengan kanannya seseorang mengapitnya agak longgar. Gadis manis dengan setelan ungu muda tersenyum memberikan bingkisan pada Yuna. “Ambil, Yuna. Sua sejak pagi menyiapkannya” kata Jin masih sedikit terengah. “syukurlah kau belum berangkat”

Yoongi beberapa kali menatap ke arah Sua tanpa komentar apapun. Biarlah hal yang lalu tertangkap di masa lalu. Toh tak bisa dipungkiri, Yoongi maupun Sua sudah memiliki rasa kasih yang berbeda. Setidaknnya Yoongi mengerti, ingin menghapus memori buruk yang mungkin banyak melukai Sua.

“Kukira kau tak akan datang, oppa. Ah terima kasih sekali. Yoongi membelikanku roti, Sua memberi bekal, tadi pagi Jimin memasak sarapan untukku dan Namjoon sunbae yang memesankan tiket. Aku sepertinya benar-benar hidup luar biasa di satu setengah tahun ini”

“kau mengatakannya seperti tidak akan kembali, Noona” protes Jimin

“baik-baik. Terima kasih saja kalau begitu” senyum Yuna terkembang. Tidak ada air mata hari ini. Simpan untuk diri sendiri, simpan setelah nanti di pesawat.

Tubuh Yuna mendekat untuk memberi Jimin pelukan hangat, sangat erat. Sebentar saja memejamkan mata menikmati tubuh Jimin membungkusnya dalam pelukan. Laki-laki itu mati-matian untuk tidak memuntahkan seluruh air mata di pundak Yuna.

Namjoon adalah yang berikutnya. Tubuh besar Namjoon benar-benar menutup sebagian besar tubuh Yuna, bahkan dia terkubur sempurna di dada bidangnya. Bisa dirasakan tepukan beberapa kali di punggung gadis itu. Usapan pelan dirasakannya sebelum terlepas, diliriknya senyuman manis Namjoon dengan lesung pipi yang nampak malu-malu membuat pipinya terbelah.

Jin dan Sua adalah orang yang dipeluk berikutnya. Jin memberikan sedikit tepukan pada kepala Yuna dan mengatakan dia akan begitu merindukan gadis yang dikenalnya sejak kecil itu. Sedangkan Sua tidak mengatakan apapun hanya tersenyum lembut.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 31, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Crack the Diamond (END)Where stories live. Discover now