SENSEI

162 22 0
                                    

Pagi-pagi sekali aku rasa aku terbangun. Em... kemaren tidurku lumayan nyenyak, ya walaupun harus pakai pil tidur. Lalu saat bangun, sensasi pertama yang sering kudapatkan adalah kepalaku yang langsung pening. Sebenarnya ingin sekali aku bangun dan langsung duduk, tapi rasa malas luar biasa ini berkata "dih, buat apa bangun? Udah, baring aja dulu".

Aku tak menghitung berapa lama aku berbaring menyia-nyiakan waktu hidupku. Mungkin 2 menit? Karna kurasa sudah cukup malas-malasannya, aku pun bangun lalu duduk sebentar. Em.. mungkin istilahnya ngumpulin nyawa? Sebentar saja, setelah itu perlahan ku turunkan kakiku dari kasur ke lantai rumah sakit yang dingin lalu membawa infus ku pelan-pelan ke toilet.

Kuhidupkan keran air, membasuh wajahku lalu mengelapnya dengan handuk. Tiba-tiba saja perhatian ku teralihkan pada cermin. Kuperhatikan wajahku, memperhatikan apakah ada yang berbeda? Wah... Tidak ada yang berbeda. Pemandangan yang sama, bentuk wajah yang sama. Bibir sedikit pucat, lalu ada sedikit kantung mata. Yahahah bodohlah sakit-sakitan, yang penting aku tetap tampan. Tengah seru memuji ketampanan ku, mataku lalu teralih ke kepalaku yang botak. Ish, aku pikir aku rindu rambutku.

Pagi ini, karna alat oksigen juga sudah dilepas 2 hari yang lalu, aku bisa pergi cari udara pagi. Ya.. walaupun cuma di halaman rumah sakit. Tapi tidak apa-apa, yang penting aku keluar dari ruang membosankan ini.

Perlahan, aku keluar dari toilet untuk mengambil kardigan favorit ku. Kardigan ini diberi oleh dokter paling baik disini, haha. Kardigan kuning dengan motif tipis.

Tengah memasang kardigan, kurasakan perutku tiba-tiba kelaparan.

"Fuah.. pengen makan daging" aku berbicara sendiri. Di tengah kelaparan ini, aku malah mengingat porsi makan rumah sakit ini yang rasanya serba hambar. Dasar, apa mereka kekurangan garam? Mana semuanya serba sayur. Ayolah! Aku ini bukan vegetarian, atau.. apa mereka ingin aku jadi vegetarian, ya? Ish, ga maulah. Itu namanya nyiksa... Jadi wahai pegawai rumah sakit, setidaknya berikan aku menu daging oke?

"Yosh!" Selesai juga urusanku memakai kardigan lembut ini, sekarang aku hanya perlu minta izin penjaga membiarkanku keluar. Eh, tapi.. apakah tidak apa tidak makan dulu? Apa aku boleh kelaparan? Ya-ya. Bodohlah. Aku ingin keluar.

Perlahan, aku lalu membawa infusku untuk meninggalkan ruangan. Btw, apa aku udah bicara tentang sendal selop ku yang lembut ini? Heheh.

Langkah terakhir, akhirnya kakiku dengan selop lembut menyentuh lantai yang bukan ruang membosankan itu. Seketika, aku langsung berjalan meninggalkan ruanganku menuju penjaga yang menjaga lorong tempat ruanganku berada. Sepanjang lorong, aku menoleh kanan kiri. Merasa kalau lorong ini sepi, juga... Sedikit membuat bulu kudukku merinding.

Shuuu...

Kudengar bunyi dari salah satu ruangan kosong yang kulewati. Bulu kudukku langsung berdiri. Oke, aku tarik kembali perkataan ku. Bukan sedikit merinding, tapi sangat merinding. Sialll aku ingin berlari! Dasar infus bodohh! Seandainya kau tidak di tancapkan ke tanganku aku pasti sudah melesat sekarang. Aku lalu berjalan cepat, mencoba tenang dengan perasaan takut dan juga panik. Aku pikir raut wajahku menjadi aneh.

"Hah.. hah" kuusap dadaku di dekat pos para penjaga. Akhirnya! Lolos dari lorong mengerikan. Pikiranku terus berpikir. "Apa itu hantu?" Akhh dasar hantu! Kau pikir setelah ini aku akan kemana kalau tidak balik lagi ke lorong itu! Kalau kau berani menakuti lagi, akan ku roasting kau!!

"Pak?" Seorang perawat tiba-tiba menegurku sedikit menundukkan tubuhnya. Aku pikir dia mencoba melihat wajahku karna aku membungkuk.

"He?" Aku mengangkat kepalaku masih diposisi menunduk. Melihat aku yang menanggapinya, si perawat lalu membenarkan posiinya, begitu pula aku. Mendapati perawat yang memberikan reaksi seperti itu, aku juga langsung membenarkan posisiku. Kulihat, dia menatapku dengan mata herannya.

AJARKAN AKU HIDUP (Genos X Saitama)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt