17 - Beautiful Life

2.3K 400 13
                                    

Cale sama sekali tidak memiliki penyesalan, yang dia ragukan adalah bagaimana Cale memperlakukan mantan rekan yang menjadi Bibinya ini.

"Bibi, kenapa kau ada disini?"

Kim Min Ah mengeleng, menarik napas gugup ketika melihat Cale terganggu dengan kehadirannya.

Yah, walau sebenarnya yang bersangkutan biasa saja, hanya si pengemudi, Ron, memelototi Kim Min Ah di kursi belakang saat mengendarai mobil.

"Aku hanya ingin minta maaf," Kim Min Ah meremas kantong rok panjangnya yang berisi surat permintaan maaf yang tidak dirinya berikan pada Cale. "Kupikir aku bisa menemanimu melewati kesedihan tapi yang bisa aku lakukan hanya menambah masalah."

Kening Cale berkerut, perasaan Cale dirinya sama sekali tidak tertimpa masalah yang disebabkan oleh Kim Min Ah.

"Mantan suamiku itu, dia memiliki teman di media," Kim Min Ah menundukkan badannya dan hanya melihat kaki. "Entah bagaimana dia memutar fakta menjadi kamu yang memukulku padahal dia sendiri yang melakukan. Tapi untunglah berita itu tidak lagi menyebar."

Cale menerima informasi ini lalu melirik Ron yang pura-pura tidak tahu. Sudah jelas jika Ron punya andil dalam menutup media, karena tidak mungkin media akan diam dalam waktu sesingkat itu, apalagi disaat nama Cale ada di topik trending.

Senangnya punya ahli di sekililingnya. Cale bahagia dalam hati.

Tangannya menepuk punggung terbungkuk Kim Min Ah, "Semua sudah berlalu, jangan terlalu dipikirkan."

Wanita itu menegakkan badannya lalu menatap wajah tersenyum Cale, yang Kim Min Ah lihat sebagai cahaya dari hari-hari gelapnya.

"Cale...," panggil Kim Min Ah terharu, dia menyeka ujung matanya yang berair dan tersenyum balik. "Terima kasih."

Cale mengangguk lalu mereka sama sekali tidak memulai pembicaraan lagi sampai Kim Min Ah melihat Cale yang mengaruk tanpa sadar punggung tangannya yang tertutup perban.

"Apa bekas luka itu terbuka?" tanya Kim Min Ah dengan canggung.

Cale mengerutkan kening lalu mengikuti arah pandangan Kim Min Ah yang melihat tangannya. Dirinya tak sadar telah mengaruk bekas luka ini lagi.

"Ya, itu gatal tanpa sarung tangan pemberian Ibu," jelas Cale tanpa menutupi apapun.

Berkat penculikan itu, sarung tangan pemberian Ibu Cale rusak. Ibunya selalu mengatakan jika tangannya terasa gatal pada saat tertentu, berhenti menggaruk dan pakai sarung tangan yang melindungi punggung tangan kirinya.

Selalu mengingatkan untuk jangan sampai terluka terlebih di bekas lukanya.

Cale tahu penyebab bekas luka itu, yaitu dari kecerobohan wanita yang sekarang kelihatan gelisah disampingnya. Cale menghela napas panjang ketika wanita itu tidak berhenti membuat gerakan ketidaknyaman.

"Tidak apa-apa, rasa gatal ini akan hilang dalam beberapa hari," Cale memikirkan betapa menjengkelkannya itu, tapi dia tidak enak mengatakannya dengan frontal pada mantan anggota penyerang di tim miliknya di kehidupan pertama.

Walau sebenarnya Cale merasa cukup aneh terhadap bekas luka itu, karena berkat Vitalitas Hati, memar di pergelangan tangan dan kakinya sudah sembuh total tapi bekas luka ini tetap ada.

Apa karena Cale terluka ketika dia masih kecil dan Vitalitas Hati masih terkunci hingga tidak bisa menyembuhkannya?

Tapi seharusnya luka itu harusnya sudah sembuh, bagaimana pun itu hanya goresan kecil di kulit tipis bekas tersiram air panas.

"Cale," panggil Kim Min Ah, "Mungkin aku tidak berhak mengatakan ini, tapi Ibumu juga mempunyai bekas luka yang sama."

Cale melihat Kim Min Ah memegang tangannya yang tertutup perban dengan lembut membelainya.

Trash of S-class (Fanfic Crossover Trash Of Count Family/S-class That I Raised)Where stories live. Discover now