dua: sandi

4 0 0
                                    

Jeff mendatangi si gadis pembuat ulah. Dean menghentikan kegiatannya lalu membuka masker. Ia sudah siap menerima ocehan lain hari ini.

"Lo ngapain?! Memang dibolehin sama yang punya toko?" tanya Jeff memastikan, sedang Dean hanya diam memainkan kuku jarinya yang terkena cat.

Sadar tak direspons, Jeff menarik paksa cat semprot di tangan Dean. Gadis itu terkejut.

"Gue lagi ngomong sama lo!"

"Ya, gue enggak mau ngomong sama lo!" balas Dean tak kalah keras. Jujur, ia malas berbasa-basi dengan orang yang tidak akan mengerti apa yang sedang dia lakukan. Lebih baik waktunya ia gunakan untuk menyelesaikan grafiti sebelum Sabtu sore datang.

Sementara itu, Jeff tersentak karena penolakan yang ia terima barusan. Ia mengembalikan cat itu ke pemiliknya dan dengan cepat Dean menggasaknya. Gadis itu kembali menempelkan masker ke muka dan menyemprot tembok.

"Jeff! Lo enggak bakal percaya. Masa cewek itu coret-coret di—"

Lucas datang sambil mengomel sebelum akhirnya Jeff menghentikan dan menyeretnya pergi.

Dean memutar bola matanya. Ia sibuk berkutat dengan kegiatannya karena harus memantapkan Sandi Atbash dan Polialfabet yang ia gambar. Dean sendiri juga tidak mengerti kenapa ketua tim memberinya misi dengan sandi-sandi yang belum ia pakemi. Justru dia memilih masuk Merhose Intelligence College demi menghindari Matematika, tetapi malah ketemu sandi-sandian begini.

"Kak, gambarnya bagus," ucap seorang anak tiba-tiba. Dean menoleh mendapati anak-anak SD tengah mengamati gambarnya. Ia melepas masker dan tersenyum.

"Terima kasih! Suka ya? Kamu namanya siapa?" tanyanya ramah. Mereka menyebutkan namanya satu-satu. Ini salah satu kesempatan terbaiknya untuk memberi peringatan.

"Kalian bertiga kalau tiba-tiba lihat orang keliling bawa keranjang buah, langsung lari ya, baik perempuan maupun laki-laki. Pokoknya langsung kabur. Oke?" tegasnya. Ia lalu membisikkan alasannya pada mereka. Ketiga anak itu terkesiap dan mengangguk cepat.

"Sip, pulanglah. Hati-hati di jalan ya," ia melambaikan tangan dan mendengar mereka mengucapkan terima kasih. Dean tersenyum. Merekalah alasan mengapa dia di sini sekarang. Dean berharap bisa menyelamatkan anak-anak lucu seperti mereka dari penculikan yang ada di daerah ini.


Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Hahaha... belum selesai juga?" tanya Jeff yang baru pulang latihan voli. Ia menyapa Dean yang sedang menggambar di terowongan.

Dean memang sengaja memilih spot-spot berbeda untuk digambar agar teman-teman satu timnya bisa melihat sandi buatannya di banyak tempat.

Masih di atas sepeda, Jeff membaca tulisan-tulisan yang digambar Dean.

"'pzmzwz', artinya apa? Kayak suara lebah," ia berusaha membanyol, tetapi sepertinya tidak mempan.

"Itu 'kanada'," balas Dean. Mendengar jawaban dari Dean cukup membuat Jeff lega. Ia mencoba bertanya lagi.

"'hw – hnk' ini apa? Boleh tau?"

"Artinya 'SD – SMP',"

"Kalau yang panjang ini apa? 'eubfljflm eesc'? Kunci vci," tanyanya lagi berbelit. Dean menatapnya bingung.

"Lo kalau cuma mau tanya arti mending diam deh," ujarnya was-was.

"Enggak kok," Jeff mengelak, "Habisnya kenapa lo enggak mau ngomong sama gue? Apa salahnya ngobrol?"

Sembari menggambar, Dean menjawab, "Enggak ada waktu untuk ngobrol,"

Malangnya, ia barusan teringat bahwa di jam ini para penculik itu akan mengantarkan anak-anak ke bandara. Menurut catatannya, mereka ke bandara hanya tiap 6 bulan sekali. Untuk itu, Dean harus bisa mendapatkan bukti-buktinya. Masa 5 bulannya di Outhsterfield tidak boleh sia-sia hanya karena miss satu hal terpenting.

"Jeff, nama lo Jeff 'kan? Anterin gue ke Jalan Sidersweed. Cepat,"

Entah apa yang terjadi, tetapi Jeff yakin itu sesuatu yang genting.

Dean mengambil alih bola voli yang sedari tadi dibawa Jeff. Ia naik ke gir sepeda seraya menumpu pada pundak pria itu. Mereka melaju secepat mungkin agar tiba sebelum penculik-penculik itu berangkat.

Selagi di perjalanan, Jeff merasa ini saat yang pas untuk bertanya tentang maksud dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan Dean.

"Gue sering lewat Sidersweed. Memangnya ada apa di sana?" ia sedikit berteriak karena suara angin yang kencang.

"Ada penampungan anak," seru Dean.

Jeff mengernyit, "Sidersweed Child Shelter? Kenapa dengan tempat itu?"

"Mereka diculik!"

"Culik?! Kamu tahu dari mana?"

"Gue udah hafal sejak lama. Mereka mengincar anak SD sama SMP,"

Jeff tercengang dengan semua informasi yang baru didengarnya tersebut. Ia sudah tinggal di sini sejak lama, tetapi bagaimana bisa baru tahu tentang ini.

"Ngomong-ngomong, gue belum tahu nama lo—"

"Oke, oke, setop di sini sekarang," potongnya sengaja agar Jeff tak bertanya lebih jauh. Jangan sampai Dean keceplosan membeberkan identitas aslinya.

Mereka memarkir sepeda agak jauh dari rumah target dan mendekat mengendap-endap. Dean berjalan mendahului, mengandalkan skill-nya dan rencana yang sudah ia susun. 

Dean | SHORT STORYWhere stories live. Discover now