4. PENYADAPAN

56 14 5
                                    

Hallo! Sebelum baca jangan lupa vote dan comentnya ya!

Happy reading 🦋

______________________________________

2. PENYADAPAN


---

"va lo beneran mau kesana?" Ujar seseorang.

Neva sudah bersiap siap untuk pergi ke markas AREDAL. Ia memakai kaus hitam nya lalu memakai jaket kulit kesayangannya, tak lupa memakai scraft dan memakai kacamata hitam.

"apa gue pernah main main sama ucapan gue?"

"va, gue tau niat lo baik, tapi tau batasan, lo ngebahayain nyawa lo sendiri"

Neva terkekeh. "bukan Neva kalo gak suka bahaya"

Tanpa menunggu jawaban temannya, Neva lebih dulu beranjak pergi ke bagasi, untuk mengambil motor sport hitam miliknya.

"Janji balik harus baik-baik aja"

Neva tersenyum melihat sahabatnya yang begitu posesif padanya. "Don't worry, my life is precious"

Setelah mengucapkan hal itu, Neva pergi meninggalkan rumahnya, sahabatnya hanya tau ia ingin ke markas AREDAL, namun tidak tahu bahwa Neva berniat untuk pergi ke kawasan flosik juga, sahabatnya pasti marah besar jika tau hal tersebut. karena kawasan flosik bukan lah tempat sembarangan.

Selang beberapa menit Neva telah sampai di markas AREDAL. Ia memarkirkan motornya lumayan jauh dari markas tersebut. Neva turun dari motornya, dan bergegas menghampiri markas AREDAL. markasnya berantakan, namun tak parah, seperti ada penghuninya, hanya penghuninya tak bisa membersihkan saja.

Neva mendekat kearah pintu. Langkahnya terhenti ketika mendengar suara seseorang dari dalam markas tersebut.

"Jadi sekarang bos diluar negeri?" Ujar seseorang dari dalam sana.

"ya, kita tunggu dia balik, kita comeback"

"Kira kira bos balik kapan?"

"bulan depan maybe, jangan lupa rapihin ni markas nanti, buat nyambut mereka semua"

"siap laksanakan"

Neva merekam ucapan mereka. "Gue harus cari cara buat mancing mereka keluar, biar gue bisa nyadap ni tempat"

Neva tersentak saat pintu markas terbuka. Neva segera sembunyi. Neva memperhatikan dua cowo yang mengunci pintu markas tersebut, lalu menaruhnya di bawah pot tanaman. "Tanpa dipancing udah keluar ternyata" batinnya.

"cabut" ujar cowo tersebut.

mereka pergi dari markas tersebut, tidak membawa motor tetapi berjalan kaki. Pintar sekali mainnya, pikir Neva.

Setelah mereka tidak terlihat lagi, Neva bergegas untuk masuk ke dalam markas tersebut. Neva menaruh penyadap suara di beberapa tempat disana. Setelah menaruhnya Neva langsung beranjak pergi, untuk mendatangi kawasan flosik.

Selang beberapa menit, ia telah sampai di kawasan tersebut. Ia terdiam sejenak memandang gedung besar yang ada dihadapannya, gedung lama yang memang di gunakan oleh preman preman menjadi tempat kawasannya.

Tidak ada rasa takut dalam diri Neva. Tidak sama sekali, Kematian? Ia tidak takut akan hal itu, bagi nya semua yang hidup pasti akan mati, lalu untuk apa ditakuti? karena baginya 'hidup harus berani mati, takut mati? tidak usah hidup'.

Neva turun dari motornya, membuka helm nya lalu memakai topi nya, dan menaikan kupluk jaket kulitnya. Ia berjalan untuk memasuki tempat tersebut. Namun langkahnya terhenti ketika seseorang menariknya. Neva tersentak, baru saja dirinya ingin memaki orang tersebut, namun terurungkan. "Jev?" batinnya.

SPERANZA [On Going]Where stories live. Discover now