❝Joon, ini sudah yang keberapa kalinya kau merusaknya, sayang?❞
❝Hmm, sepertinya... jika dihitung menggunakan aritmatika, cukup banyak.❞
❝Aku sudah tidak bisa berkata-kata lagi, Joon.❞
❝Let it flow, honey. Aku akan lebih berhati-hati untuk kedepanny...
"Let everything flow like waves, because with you everything becomes so challenging." – by Mr. Kim
• • • • •
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Apa ada kasus baru lagi?"
Rere menoleh saat suara baritone Namjoon terdengar telinganya, matanya lalu menangkap suaminya yang tengah berjalan mendekatinya sambil menunjukkan dimple manisnya.
"Iya, kali ini cukup rumit. Bahkan Jack sampai mengaku kepalanya cukup stress," ucapnya membuang nafas kasar, menunjukkan jika dirinya senasib dengan Jack.
Namjoon terkekeh kecil, "Mau kubantu? Mungkin bisa sedikit mengurangi simpul kesulitannya," ia mencium sekilas bibir sang istri sebelum mendudukkan tubuhnya di sofa, "Kasus apa kali ini? Apa kasus pencurian yang terjadi baru-baru ini?" tanyanya sambil menarik kepala Rere agar bersandar pada dada bidangnya.
"Ternyata kau tahu. Kau benar, dan pencurinya cukup sulit untuk ditangkap."
Mata Namjoon menatap serius saat Rere menunjukkan tablet yang menampilkan beberapa informasi tentang kasus yang tengah dipecahkannya. Kadang Rere bersyukur memiliki Namjoon disisinya, prianya itu merupakan back-up terhebat saat ia tengah menemui jalan buntu.
Kasus pencurian barang antik dan artefak di museum yang baru-baru ini terjadi. Namjoon yang notabene menganggap museum adalah rumah keduanya tentu tahu. Beberapa patung, lukisan sampai barang peninggalan kerajaan menghilang begitu saja dalam satu malam. Tidak ada jejak pencurian begitupun dengan bukti-buktinya, semuanya terlalu mulus.
"Bagaimana dengan rekaman cctv?" tanyanya.
"Tidak ada."
"Maksudnya? Apa cctv sempat mati saat waktu kejadian?"
"Tidak ada Joon. Tidak ada jejak penghapusan ataupun kamera dimatikan, bahkan aku dan Jack beberapa kali mengulang-ulangnya tapi tetap tidak menemukan keanehan pada rekamannya."
Hebat! Hanya satu kata yang tergambar di pikiran Namjoon. Bukannya memuji tuan pencuri itu, ia hanya berpikir betapa hebatnya rencana mereka sampai tidak tertangkap kamera cctv sedikitpun. Pastinya hal tersebut membutuhkan keahlian spesial, seperti yang dimiliki agen-agen rahasia negara professional.
Tunggu, agen rahasia negara? Rekaman cctv normal? Sepertinya sesuatu seolah terlintas dengan cepat di sirkuit otaknya.
"Baby, bagaimana jika ternyata tuan pencuri itu seorang penyihir?"
Rere mendongak menatap suaminya dengan pandangan yang sulit untuk diartikan. Ia lalu menempelkan telapak tangannya pada dahi Namjoon juga dahinya, "Joon, sepertinya kau sedikit sakit. Dahimu lumayan panas. Mungkin karena itu kau mengigau."
"Aku sehat!" ucap Namjoon menonyor dahi Rere gemas.
Seenaknya saja istrinya ini menganggapnya mengigau, padahal ia tengah serius tadi. Sedangkan Rere yang diperlakukan begitu hanya tertawa kecil sambil mengelus dahinya sendiri. Kadang menjahili Namjoon itu bisa menjadi hiburan, kekesalan prianya menarik untuk dilihat.