Karena Jam atau Moka? - 5

112 20 3
                                    

Halo semuanyaaa maaf baru kembali... pokoknya maaf yaaa hahaha...

sebagai gantinya aku udah update ketiga story aku ya yaitu, Biggivert, Moka dan Pajamas Fatty

----------------------------------------------------------------

Setelah Moka menyelesaikan kerokan punggung Al, keduanya memulai percakapan santai. Ekspresi Al terlihat sedikit bingung saat pertama kali mendengar nama Moka, tetapi kemudian menerima dengan senang hati.

"Nama saya Muhammed Juma Al Falasi," ungkap Al dengan bangga.

"Wah, bagus namanya," puji Moka dengan tulus.

"What about you? What is your name?" tanya Al penasaran dengan nama Moka

"Nama saya Moka, tuan," jawab Moka sambil tersenyum.

"Moka? Seriously Moka? Coffee Moka?" goda Al.

"Yes! I like mocha, though, and my name is Moka," sahut Moka sambil tertawa. "Nice name also! And unique! Nice to meet you, Moka!" ucap Al dengan senyum ramah.

"Nice to meet you too, Mr. Al," jawab Moka dengan ramah.

"AL?" tanya Al bingung.

"Iya! Boleh aku panggil kamu Tuan Al saja?" pinta Moka.

"Kenapa kamu tidak memanggilku dengan sebutan Juma saja?" tanya Al.

"Al lebih singkat dan simpel! Aku suka Al hehe, boleh kan panggil Tuan AL?" rayu Moka.

"OK, as you wish," kata Al dengan senyum.

Moka melanjutkan pergerakannya, yakni mengerok punggung Al dengan tekun. Kini, setelah selesai, punggung Al memiliki motif seperti pohon palem yang berwarna merah.

"DONE SIR!" ucap Moka dengan semangat.

"Really? Oh, thanks, Moka," kata Al dengan senang hati.

"You're welcome, Tuan," jawab Moka sopan.

"Bagaimana sekarang rasanya badannya, Tuan? Apakah sudah mendingan?" tanya Moka dengan perhatian.

"Yeah, it feels better now! Tapi sekarang kepalaku yang sedikit pusing," kata Al.

Moka menggumam pelan, "Gua rasa ni orang mabok apa ya, gak pernah naik kapal." Al mendengar dan meminta Moka untuk berbicara dengan bahasa Inggris.

"Eh, bukan apa-apa, Tuan. Yaudah, Tuan tiduran aja di kasur. Sini, kepalanya saya pijat sebentar!" tawar Moka.

"Berapa bayaran yang kamu mau untuk memijat kepala saya?" tanya Al.

"Gausah, Tuan! Ini bonus! Gratis! Ayo cepet, Tuan! Saya mau balik kerja," ajak Moka dengan semangat.

"tidak usah terburu-buru saya sudah menyuruh andy untuk memberitahukan kepada managermu bahwa kamu sedang melayani saya disini" ucap Al dengan datar setelah meilhat Moka yang sepertinya mulai gusar karena sudah berada di kamar ini begitu lama

"Hah?!" Moka pun hanya bingung dan pasrah menanggapi ucapan pria asing dihadapannya tersebut

Juma akhirnya kembali memakai pakaiannya sebelum akhirnya dia naik ke kasur king size miliknya tersebut, Juma membaringkan dirinya di kasur miliknya sebelum akhirnya Moka kembali bersuara

"Sebentar tuan, sebelum tidur pake ini dulu ke seluruh tubuh tuan, biar anget dan besok pasti tambah seger badannya kalo bangun" Moka memberikan sebuah minyak angin kepada Al berharap Al mau menggunakan itu keseluruh tubuhnya

Al mengambil botol kecil minyak angin tersebut , sebelum akhirnya dia mencium botol angin tersebut dan merasa aneh dengan harumnya, karena ia tidak pernah menemui hal semacam itu di negaranya, Al akhirnya menuangkan beberapa tetes minyak angin tersebut ke jari jempol tangannya dan mengusap dengan telunjuknya sebelum akhirnya mengusap jari jempol dan telunjuknya itu dengan tissue

MokaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang