Mantan Hingga si Tampan - 3

766 94 54
                                    

Moka keluar dari toilet tersebut dengan tenang sebelum akhirnya jantungnya harus rela berdetak lebih kencang dari biasanya karena melihat seorang yang sangat ia kenali berdiri dihadapannya "Hai Moka, apa kabar?" sapa Mahesa, mantan terindah Moka di masa putih abu-abu dulu.

Ralat, mungkin hanya Moka seorang diri yang menganggap bahwa Mahesa adalah mantannya, padahal kenyataannya saat itu Mahesa memacarinya hanya untuk memanfaatkan Moka sebagai sumber informasi tentang Acha Si Bidadari SMA Kartika yang Notabenya adalah teman dekat Moka, bahkan lebih parahnya Mahesa seolah hanya menjadikan Moka kekasihnya untuk membuat panas alias cemburu kepada Acha, dan yah... akhirnya kisah antara Mahesa dan Acha pun berakhir bahagia di prom night dengan Mahesa yang menyatakan cintanya kemudian ditonton oleh ratusan siswa angkatan mereka, padahal status Mahesa dan Moka saat itu belum putus, alias masih berpacaran dengan Moka, tolong garis bawahi, Masih berpacaran.

Moka benar-benar gadis yang polos pada masa itu, bahkan dia tidak bisa marah sama sekali dengan semua perbuatan Mahesa kepadanya, dia memilih diam dan menghindari Mahesa, hingga suatu malam dua hari setelah acara prom night selesai, Mahesa menghampiri Moka kerumahnya dan mengajak Moka keluar lalu menceritakan semua maksud dan tujuannya kepada Moka, seolah dia sedang mengobrol dengan seorang anak kecil lugu dengan perasaan murni yang bahkan akan terima apapun semua perlakuan oarng dewasa kepada mereka. Mahesa memberikan sebuah tas branded bermerk Givenchy sebagai rasa terimakasihnya sekaligus kenangan selamay tinggal kepada Moka selama dia menjadi kekasihnya, dan detik itu juga dia memutuskan status hubungannya dengan Moka. Sungguh bila diingat benar benar tragis kisah cinta Moka pada masa putih abu itu, Moka pun layaknya bocah dia hanya sanggup menerima semuanya tanpa banyak bertanya ataupun protes sedikitpun terhadap Mahesa, Sehingga membuat Mahesa sedikit bingung dengan sikap Moka tersebut, ia pikir Moka akan marah besar saat itu, tapi ternyata dugaannya salah. Moka hanya diam dan menerima tas pemberian dari Mahesa, Moka hanya tersenyum lembut kepada Mahesa tanpa mengungkapkan kemarahan sedikitpun

Sembilan tahun sudah lamanya Moka dan Mahesa tidak bertemu, ini adalah pertama kalinya kembali mereka dipertemukan setelah 9 tahun berlalu begitu cepat. Moka selalu menghindari Mahesa dengan cara tidak ingin menghadiri acara Reuni SMA jika Mahesa juga datang, akan tetapi di reuni tahun 2013, 2016 dan 2018 Moka mampu menghadiri Reuni tersebut karena mendapat info bahwa Mahesa tidak dapat hadir di Reuni tersebut karena terdapat jadwal acara lainya. Moka berfikir Mahesa tidak tahu bahwa selama ini dia menghindari Mahesa, tapi Mahesa lebih pintar dari yang ia duga dan kenyatannya Mahesa mengetahui sejak awal semuanya bahwa Moka sengaja menghindari dirinya, dan itulah sebabnya ia sengaja tidak menghadiri Reuni tahun 2013,2016, dan 2018, agar Moka dapat menghadiri Reuni tersebut dan bertemu teman-teman lamanya.

"Hai Moka, apa kabar?" sapa Mahesa

Untuk kesekian detik Moka terpaku dan hanya diam, namun kemudian ia sadar dan menatap Mahesa lekat

"Eh, hai Mahesa, baik kabar aku baik. Kamu gimana?" bohong, sangat bohong. Nyatanya Moka sekarang benar benar berada di fase struglling dengan hidupnya, dan kenapa ia harus bertemu juga dengan masa lalu cinta pertamanya itu

"Aku juga baik kok, Kamu kesini sama siapa?" tanya Mahesa sembari celingak celinguk melihat sekeliling Moka

"Eh itu aku samaaa..." belum sempat Moka meneruskan kata-katanya Arfan tiba-tiba datang menghampiri keduanya

"Kamu lama banget di toilet, sampe aku udah selesai makan" typical arfan dia memang sopan, dan entah mengapa selaly menggunakan kata aku-kamu terhadap Moka, hanya Moka.

"Ehh iya maaf"

Moka dan Arfan tak sadar, bahwa kini ada sepasang mata tajam dihadapan mereka yang memandang tak suka kearah mereka khususnya kepada Arfan.

"Ohh kamu sekarang udah punya calon ya Mok?" tukas Mahesa langsung dihadapan Moka, Moka yang ditanyapun hanya diam dan gelagapan tak tau ingin jawab apa, sebelum akhirnya melihat Mahesa menyalami Arfan

"Kenalin mantan nya Moka, pernah ceritain gue gak dia?" tanya Mahesa langsung kepada Arfan

"Lo gak penting Bro, makanya Moka ga pernah cerita tentang lo ke gue" jawab Arfan santai, seeangkan Mahesa terlihat membulatkan matanya seolah kaget den marah dengan ucapan Arfan barusan, dan kembali mendekatkan diri kepada Arfan lalu membisikan sesuatu ke arfan

"Makasih udah jagain Moka, Gue bakal ambil dia lagi bro"
Bisik Mahesa pelan dikuping Arfan, yang mungkin hanya Arfan dan Mahesa yang mampu mendengarnya, walaupun Moka berada didekar mereka.

~~~

Tidak terasa sudah sekitar seminggu Moka bekerja sebagai Housekeeping di kapal pesiar mewah ini, dan Moka pun sangat amat menikmati pekerjaanya ini.

Dua hari setelah Moka dan Arfan mendatangi pernikahan rekan kerjanya itu, Moka akhirnya benar-benar memutuskan untuk resign, dan membuat team kerja dan seluruh rekan kerjanya kaget, tak terkecuali Arfan. Kemudian lima hari setelah resign Moka pun langsung benar-benar bekerja sebagai Housekeeping, Ibunya awalnya tidaj rela jika harus berjauhan dengan Anak bontotnya itu, tapi Moka mencoba meyakinkan ibunya itu berkali kali, bahwa itu adalah yang terbaik untuk Moka, untuk kesembuhan mental yang Moka alami selama ini. Moka benar-benar kalut dan tak tahan dengan kondisi orang-orang di sekitarnya

"Moka, ke kamar A-12 VVIP, Orangnya muntah barusan, tolong bersihin bekas muntahannya"

"Ok, Siap!"

Moka menggeruru dalam hati, bisa-bisanya dia harus membersihkan muntahan seseorang, tapi setelah difikir iti memang masuk akal, karena inilah pekerjaan Moka yang sesungguhnya kini, mungkin Seminggu kemarin yang Moka kerjakan hanyalah pekerjaan ringan sekitar lap-lap meja atau lipat lipat seprei.

Moka melihat keadaan dihadapannya hingga terbelalak, didepannya yang masih beberapa meter dari jaraknya saat ini, ia melihat dengan seksama nomor di pintu kamar tersebut untuk memastikan, A-12, benar itu adalah nomor yang sama, batin Moka. Lalu siapa sebenarnya yang berada di dalam sana? Kenapa pintu tersebut di jaga oleh 4 orang yang berpakaian serba tuxedo hitam? Apakah dia selebriti? Presiden? Atau apa? Batin Moka terus menggerutu dan bertanya terus menerus pada dirinya sendiri

"Excuse me sir, i wanna clean this room" ucap moka, kepada salah satu pria berjas hitam tersebut, setelah beberapa saat kemudian pria tersebut kemudian seperti berbicara dahulu kepada sebuah alat canggih yang Moka tidak tahu apa namanya, intinya alat itu terdapat kuping dan mulut mereka, seperti alat khas untuk berkomunikasi para bodyguard, setelah menunggu dan memperhatikan pergerakan mereka dengan seksama dan sedikit menguping pembicaraan mereka, walaupun moka tetap saja tidak mengerti apa yang mereka bicarakan karena bahasa mereka seperti mengaji terdapat banyak qolqolah, karena memang betul mereka berasal dari negara timur tengah, Moka pun akhirnya masuk keruangan tersebut.

Moka mulai memasuki kamar tersebut, sebelum akhirnya matanya disambut oleh seorang pria dengan pakaian jas putih, dan celana formal berwarna abu gelap, dua kancing kemeja atas pria tersebut terbuka sehingga memeperlihatkan dadanya yang bidang dan sedikit berbulu, kemudian Moka memperhatikan lengan pria tersebut yang sedikit berurat dan terlihat kekar karena lengan jas pria tersebut di gulung hingga kesiku, sebelum sedetik kemudian, Moka akhirnya harus rela menyaksikan sesuatu yang tak ingin dia saksikan

"HUEEEWKKKK... HUWWOKKKK"

"HUWWEEEKKK.. HUOOOKKKK"

"ih anjir ganteng sih, tapi jorok. Muntah kok disini bloon banget ji bule, bukannya ke kamar mandi" oceh Moka sendirian dengan suara yang sangat amat pelan berharap pria tersebut tidak mendengar apa yang Moka ucapkan

"Sorry Sir, u need to go to the toilet"

"And i will clean your room" ucap Moka secara halus kepada pria tersebut.

"SHUT UP! JUST CLEAN IT ALL!!" Moka kaget, pria itu berteriak dihadapannya dengan begitu keras dengan tatapan yang mematikan bagi moka

Next?

MokaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang