Kalau tidak jadi, masalahnya Jeongwoo sebagai Pemimpin Gang Ralf sangat diwajibkan untuk mengisi acara annive komunitas yang mereka naungi selama lima tahun ini telah dipertahankan. Semua anggota yang termasuk ke dalam generasi saat ini sudah berkumpul, serta semua senior dari generasi ke empat yang dua tahun lalu berkuasa pun ikut berpatisipasi pada acara sederhana tersebut.

Hanya saja sangat disayangkan karena yang termasuk pendiri komunitas tersebut sekaligus pemimpin sedari awal generasi sampai generasi ke tiga tidak ada yang bisa ikut satupun. Mereka disibukkan dengan pekerjaan, begitu pula banyak dari mereka yang sudah menikah.

Aturannya, Jeongwoo memiliki tanggung jawab untuk memimpin Gang Ralf sedari kelas sepuluh sampai tiba saatnya ia lulus. Dari generasi ke generasi harus konsisten, tanpa diperizinkan untuk mengganti kepemimpinan ditengah masa berlakunya.

Lama berpikir dengan berdiri dihadapan cermin sembari mengagumi pesonanya yang diluar nalar, akhirnya Jeongwoo mendapatkan sebuah ide brilian.

"Ru?! " Teriak Jeongwoo dari dalam kamar seraya mengeluarkan satu gardigan rajut polos beserta dua jaket tebal.

"Haruto?" Panggilnya sekali lagi, tapi tidak begitu keras.

"Apa?" Tanya Haruto yang sudah berdiri dihadapan Jeongwoo dengan tiba tiba.

Saking terkejut Jeongwoo mengira bahwa Haruto mempunyai kekuatan teleportasi. Sadar akan lamunanya yang tidak berguna, Jeongwoo mendekati Haruto lalu memasangkan pakaian yang tadi diambil dari lemari pada tubuh ringkih Haruto.

"Lo ikut gue aja" Ujar Jeongwoo dengan tangan yang sibuk memakaikan jaket pada Haruto.

"Iyah" Bahkan Haruto tidak penasaran dirinya akan dibawa kemana oleh Jeongwoo.

Jeongwoo pikir, mungkin jika Haruto berada diantara kerumunan tidak akan merasa kesepian  atau harap besarnya tidak merenung kembali dalam kesendiriannya.

🐺🦋

Jeongwoo dan Haruto baru saja sampai di Café Prince tempat biasa Gang Ralf berkumpul setiap kali mereka mempunyai acara tertentu, ruangan tersebut sudah berubah ditata sedemikian rupa selayaknya party.

"Woi! lama bener lo, kirain gue bakal nelangsa ni acara tanpa paketu" Seru Jaemin dengan hebohnya, congornya memang seperti emak emak gosip jadi wajar saja ngebisingin tempat.

Jeongwoo terkekeh, ia sudah terbiasa disambut seperti itu "Eh, sorry sorry abisnya mager nih gue ini juga terpaksa, kalo enggak ya mendingan gue rebahan" Semua yang di dalam sontak tertawa menanggapi pimpinan mereka.

Tentu saja suasana tersebut membuat Haruto merasa miris dan berpikir, apa sereceh itu teman temannya Jeongwoo? Padahal tidak ada yang lucu.

"Ya udah, sini lo cepet kita mulai lama bat dah!" Sewot Haechan ia teramat kesal menunggu si paketu sampai satu jam lamanya. Ngaret banget memang warga +62 tuh.

"Etdah, nih anak sensinya mulai" Sinis Renjun pada Haechan.

"Eh, lo berdua diem deh!" Tegur Jaemin dengan nada menggas.

Semua anggota hanya menghela napas, pasalnya kalau itu tiga manusia Jelmaan Cabe pada saling menimpali ucapan dipastikan akan ada badai keributan.

"Biasa aja dong congor lo, mau gue gorok hah?! " Tuh, Renjun secara sukarela memulai perang.

Jaemin tidak terima diprotes seperti itu, lantas menghampiri Renjun "Lo sendirinya teriak ye marmut!"

"Anj- itu panggilan gue!" Haechan pun teriak, hingga mampu merusak setiap gendang telinga semua umat.

"Ngatain gue lo, hah?! " Dengan nyolot, Renjun menyahuti Jaemin.

He's My EnemyUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum