part 10

1.9K 185 14
                                    

Happy reading ❤️
.
.
.
.
.


Malam semakin larut namun setiap detik waktu berlalu fikiran wanita itu semakin kalut.

Wonyoung menarik seprainya kasar membuat barang diatasnya jatuh berserakan. Matanya tidak lepas dari sebuah foto yang ia tidak sengaja menemukannya dibalik buku catatan lama miliknya.

Awalnya ia heran kenapa dikopernya ada buku yang sudah lama tidak ia gunakan. Dengan iseng membukanya Namun sialnya ia menemukan foto dirinya bersama sang mantan kekasih di dalam buku tersebut. Tidak hanya itu, Disana juga terdapat sebuah foto seseorang yang membuatnya menyimpan dendam bertahun-tahun lamanya.

"Menurutmu bagaimana jika orang yang kau cintai ku buat menderita? Sama seperti yang ku rasakan sampai rasanya ingin mati".

Kini matanya beralih pada foto mantan kekasihnya. Fikirannya melayang pada hari dimana pria itu senantiasa menemaninya dan sebisa mungkin meluangkan waktu untuknya sampai hari dimana ia mendapat pernyataan cinta dari pria itu.

Bohong jika selama mereka berpacaran ia sama sekali tidak mencintai kekasihnya karena kenyataannya pria itu berhasil memenangkan sebagian hatinya. Namun ia kecewa dengan apa yang dilakukan pria itu padanya hingga membuatnya harus mengandung benih darinya saat ini.

Di satu sisi ia merasa beruntung karena kehamilannya bisa menjadi alat balas dendamnya, namun disisi lain ia merasa begitu jahat. Sakit hatinya begitu besar sampai ia pernah berfikir untuk mati jadi bukankah seharusnya orang itu juga harus merasakan hal yang sama?

Benar, ia harus benar-benar menuntaskan balas dendamnya ini.

Dan ya, semuanya mungkin akan dimulai setelah ia mendengar panggilan masuk dari ponselnya yang menampilkan nama seseorang yang telah ia kirim sebuah pesan sebelumnya.

"Yeoboseyo".

"Hiks, nyonya Park..".

***

Hari masih begitu pagi kala Sunoo kedatangan tamu di rumahnya. Siapa lagi kalau bukan sepupunya yang pernah datang 4 bulan yang lalu. Yang Jungwon namanya.

Dan kedatangannya kali ini tidak lain adalah karena...

"Jahat sekali kau baru memberi tahuku setelah kehamilanmu berusia 5 bulan".

Benar, jadi semalam Jungwon menelfonnya untuk cerita masalah ia ingin mengambil beasiswa pertukaran pelajar di luar negeri dan setelahnya Sunoo memberi kabar bahwa ia sedang hamil.

"Masuk dulu Wonie...".

Sunoo menggiring sepupunya masuk dan meminta Jungwon untuk menunggunya di ruang tamu sebentar.

Tidak lama kemudian ia kembali dengan minuman dan camilan di nampannya.

"Tadinya aku ingin bilang saat kau datang waktu itu, tapi karena kau buru-buru jadi aku urung mengatakannya". Ujarnya seraya meletakkan minuman dan camilannya di hadapan Jungwon.

"Lalu apa gunanya telfon genggammu, ck. Kita hampir setiap hari bertukar pesan dan kau bahkan baru mengatakannya semalam".

Sunoo tersenyum gemas pada Jungwon yang menunjukkan kekesalannya dalam hati ia juga merasa bersalah. Ia hanya mencari waktu yang tepat untuk mengatakannya apalagi ada beberapa hal yang mengganggu fikirannya selama ini.

"Mianhae.. jadi, apa kau sudah mengatakannya pada Halmeoni?". Tanyanya dan dibalas anggukan oleh Jungwon.

"Halmeoni sangat senang mendengarnya dan ia memberi pesan kau harus menjaga kesehatanmu dan bayimu. Ia juga memberikan ini". Jungwon meletakkan paper bag berisi 3 botol minuman herbal.

BelieveWhere stories live. Discover now