Bagian 7: Pertemuan

2 0 0
                                    


Aku bangun pada jam 7 pagi. Cukup pagi untuk memulai hari. Hari ini, aku akan cukup sibuk dari jam 9 pagi hingga tidak tahu kapan. Aku bersiap-siap untuk menghadapi hari ini. Mandi, sarapan sedikit, menyapu sebentar, dan memilih baju yang nyaman.

Seperti biasa, aku berdoa untuk yang terbaik hari ini. Aku mencoba merubah perspektif negatif yang aku miliki. Setidaknya, sesekali aku memiliki pikiran yang positif. Aku membuka pintu. Cahaya matahari langsung meninju pipiku dengan lembut.

Aku turun ke bawah dan aku melihat Nenek Sakura sedang menyirami bunga-bunganya dan bersiap-siap untuk membuka tokonya. Bunga-bunga itu memantulkan benih-benih air dan juga embun-embunnya. Sangat tenang untuk dipandang.

"Pagi sekali kuliahnya." Tanya Nenek Sakura.

"Iya, ada tugas yang harus dikumpulkan terlebih dahulu." Jawabku dengan nada yang cukup menyedihkan.

Nenek Sakura melihatku dari ujung kepala samapi ujung kaki. Seperti seorang juri yang sedang menguji kontestannya.

"Apa kamu mau bekerja disini?" Tanya beliau. Dari raut wajahnya, beliau ingin sekali aku menjawab "Iya".

Sejujurnya, aku memang sedang membutuhkan pekerjaan untuk menunjang kebutuhan hidup sehari-hari disini. Aku juga membutuhkan tabungan. Aku tidak mau hidup bergantung dari beasiswaku ini saja.

"Dengan senang hati." Jawabku dengan penuh senyuman.

Tanpa bertanya aku dibayar berapa? Berapa lama jam kerjaku? Pekerjaanku apa saja? Aku hanya berkata iya. Tapi, tidak apa-apa, aku akan mencoba menikmati semua itu.

Aku membungkuk 90 derajat kepada beliau dan mulai pergi hilang ditelan jalanan.

Setelah 15 menit berjalan, aku sampai di kampus. Aku pergi ke taman dekat kampus. Disitu ada meja-meja yang dapat digunakan aku untuk mengerjakan tugas sebentar.

Aku membuka laptop dan tenggelam dalam fokus yang cukup dalam. Di tempat itu hanya ada 3 orang yang sedang duduk. Mungkin, mereka juga sedang mengerjakan tugas. Tugas yang aku kerjakan ini tidak terlalu banyak, makannya aku menundanya hingga pagi ini.

**

45 menit berlalu. Selesai sudah semua pertempuran ini dengan tugas ini. Aku terlalu banyak termenung daripada mengetik huruf-huruf pada laptop ini. susah memang untuk fokus, tapi harus dipaksa. Paksa terus. sampai terbiasa. Pelan-pelan, jangan langsung. Asah diri terus.

Aku berjalan masuk ke pintu masuk gedung fakultas dan mencari ruangan dosen yang memberikan tugas ini. Aku mencari ruangan beliau. Sebenernya, ini pertama kalinya aku ke daerah ruangan dosen. Takut sekali, bagaimana nanti jika kalau ada yang mengajak berbicara? Bahasa jepangku tidak terlalu bagus. Tapi, aku coba hiraukan semua pikiran itu.

Terdengar suara langkah kaki, Apa mungkin dosen ya? Sejujurnya aku tidak tahu harus apa. Langkah itu semakin terdengar. Aku bisa mendengar suara sepatu heels yang mungkin warnanya merah.

Aku bisa melihat seseorang muncul di balik persimpangan. Dia berjalan bagai model paris fashion week. Aku bisa melihat dia memakai baju yang cukup, atau mungkin bisa dibilang sangat mencolok. Dari ujung rambut sampai ujung kaki. Semuanya berwarna merah. Badannya yang berisi membuatnya menjadi semakin lebih menakjubkan.

Dia sampai dan berdiri di depanku. Dia membawa sebuah purse ukuran sedang dan juga kertas folio bergaris. Dari penampilannya, dia pasti ingin mengumpulkan tugas yang sama.

Wanita itu melihatku dari ujung kepala sampai ujung kaki. Matanya seperti cctv yang mendeteksi setiap penampilan orangnya.

"Mau mengumpulkan?" Tanya dia dengan elegan. Mulutnya penuh dengan permen karet.

KEBENARAN IMAJINASIحيث تعيش القصص. اكتشف الآن