Episode 4 [Merelakan]

715 62 5
                                    

fiksi, pembaca diharap bijak.
Saran baca antara umur 17-21 tahun.

VOTE AND COMMENT!⚠️
-
-
-
-
-

Makan malam itu berjalan dengan baik, jungkook menerima taehyung membayar jasanya setidaknya ia bisa merasakan tenang meski berulang kali terganggu oleh telfon dari seorang park jimin. Ia mengerti pasti sahabatnya itu tengah khawatir karna mendengar rumor dari sekolah bahwa ia telah diculik oleh para bodyguard.

"Apa kau sedekat itu dengan jimin?" Jungkook mengangguk polos dengan senyumnya yan.g merekah.
"Dia adalah hyung terbaik" taehyung terkekeh dengan perilaku jungkook yang lucu.
"Kau akan lulus dari sekolah, apa kau akan kembali ke korea?" Jungkook melirik wajah taehyung yang bertanya tanpa ekspresi itu.
"Kemungkinan terbesar aku harus kembali" taehyung hanya mengangguk paham.
"Apa kau tidak kuliah" taehyung penasaran dengan hal itu, maka ia langsung saja bertanya.
"A-ah i-itu sepertinya a-aku pikir pikir dulu" taehyung tersenyum mengisyaratkan sesuatu ia nampak tertarik dengan jungkook.

Setelah menghabiskan makanan, jungkook akhirnya diantar pulang oleh para pengawal taehyung, dalam perjalanan ia tidak bisa melupakan bagaimana cara taehyung menatapnya, ia selalu saja terjebak oleh ingatan ingatan akan tatapan itu. Ia menatap keluar jendela, kabut mengiringi perjalanannya, london yang basah akan selalu indah meski malam menjelang. Lama ia berdiam diri tak terasa ia telah sampai di kediamannya, tak lupa saat turun ia berterima kasih dan mengucapkan selamat tinggal. Jungkook kemudian memasuki apartmentnya disana sudah ada jimin dengan wajahnya yang terlihat bosan.

"Apa kau menikmati makan malammu tuan jeon?" Jungkook menaruh tasnya dan mengabaikan jimin.
"Hmm jungkook sepertinya kau lupa, besok adalah pengumpulan formulir terakhir untuk ujian masuk universitas, kau harus mengisinya." Ia mengambil kertas yang tergeletak begitu saja di atas meja belajar lalu menunjukkannya pada jimin.

"Lihat aku sudah mengisi sebagian" jimin hanya berdecih kesal.
"Ku pikir kau akan melewatkannya lagi" jungkook tertawa lebar, tawa yang terdengar hambar.
"Mandilah aroma badanmu seperti aroma steak!" Jungkook mengendus badannya lalu tersenyum, ia tidak mencium bau steak melainkan ia mencium bau parfum ruangan di rumah taehyung tadi.
"Aku akan mandi sebentar lagi"

Pukul 00:34 AM jungkook masih terjaga di depan komputernya, ia penderita insomia akut, jika tidak jam 4 subuh ia tidak akan bisa tidur. Maka ia gunakan waktunya untuk belajar dan mempelajari soal soal ujian, ia tak akan menyia-nyiakan waktunya barang sedikitpun, ia harus mengejar impiannya, ia tak akan membuangnya dengan mudah, dengan sedikit usaha lagi ia akan masuk ke universitas impiannya, Satu langkah lagi ia akan berhasil.

Esok pagi, suhu udara di kota sedikit hangat. Ini cukup mendukung bagi jungkook dan jimin sebab mereka berdua sekarang tengah berjalan menuju sekolah. Sesampainya disana jungkook segera mebgeluarkan alat tulisnya dan mengisi formulir yang ada. Dengan telaten ia mengisi yang kosong, namun seketika pergerakannya terhenti saat ia akan mengisi kolom "Universitas yang di tuju" ia ragu dengan pilihannya, ia takut akan gagal, namun segera ia menepis jauh jauh.

'Seoul National University Jurusan Ilmu Kedokteran' 

Setelah ia mengisi semua, jungkook dengan percaya diri maju kedepan dan menyerahkan formulirnya pada guru.

5 hari kemudian ~

"Jungkook, aku telah menerima jadwal tesnya, bagaimana denganmu?" Jungkook melirik email yang tertera di ponselnya.
"Sepertinya aku punya waktu untuk belajar, tesnya 1 bulan lagi. Kupikir ini efektif ahahaha setidaknya saat itu aku sudah berada di korea, dan kita telah lulus" nata jimin terbelalak.
"APA? Jangan bilang kau mendaftar di korea?" Jungkook mengangguk semangat. Reaksi jimin di luar dugaannya, ia pikor sahabatnya itu akan marah, namun jimin malah tertawa kencang dan sangat bersemangat.

CROWN 👑 [TAEKOOK] Where stories live. Discover now