Third

5 2 0
                                    

"Para pelayan sudah menyiapkan pakaian mu, semoga kamu suka," kata Pangeran Harry.

Baiklah, anggap saja ini pengalaman paling beruntung untuk menginap selama 1 malam di istana. -kata ku.

"Sebelah sini, Nona Jane, kami sudah menyiapkan air panas dan beberapa model pakaian karena kami tidak tahu model fashion yang Nona Jane sukai, silahkan menikmati waktumu, Nona Jane"

"Terima kasih.." jawab ku

Bukan hanya depan Istana, tempat makan, lorong Istana, tetapi bathroom nya sangat mewah, mungkin kalau aku tinggal disini, aku akan nyaman setengah mati? Banyak ornamen mewah di kamar mandi ini, bathtub, yang aku sendiri pun tidak pernah memakainya, berbagai sabun-sabunan, shampoo yang tidak bisa dicari di swalayan *pasti lah*, "Terima kasih, Pangeran Harry."

---

"Rupanya kamu sudah mandi, Nona Jane?" ucap Pangeran Harry. Karena Eliz sudah ada di ruang tamu Istana, dan memakai simple dress berwarna putih. "Kau tampak indah."

Eliz kaget saat itu, karena siapa yang menduga? Seorang Pangeran Inggris berbicara seperti itu kepada gadis Inggris yang biasa-biasa saja?

"Yang Pangeran maksud itu saya? Kehormatan karena Pangeran telah memuji saya, terima kasih, Pangeran."

"Jadi, kau suka dress yang telah disiapkan?" ucap Harry.

"Saya sangat suka dress ini, Pangeran" jawab Eliz.

"Baguslah, saya tidak mengecewakanmu" balas Harry dengan senyum.

Kenapa Pangeran Harry harus tersenyum..

Harry melihat jam dinding.. Jam dinding menunjukkan pukul 6 sore.

"Karena masih sore, ceritakanlah dirimu. Sepertinya kamu wanita yang ceria," ucap Harry.

Duh, kenapa sih jadi disuruh cerita..

"Maaf, Pangeran Harry, saya gadis biasa dari London, tidak ada keistimewaan dari saya," balas Eliz. "Aoakah aku salah jawab?" pikir Eliz ragu.

"Benarkah? Yasudah kalau begitu, bagaimana kalau kita ke taman? Saya belum memperkenalkan taman Istana saat malam kepada kamu," tanya Harry.

"Apakah tidak merepotkan, Pangeran Harry?" tanya Eliz.

"Tentu saja tidak, mari saya antar."

Pangeran Harry berjalan, dan diikuti oleh aku, Pangeran Harry mengarahkan aku keluar Istana utama, dan kami berjalan tenang ke area taman belakang Istana, saat itu tidak terlalu gelap, dan banyak lampu Istana yang menyala, dan memperindah jalan ke area taman.

Ada beberapa penjaga yang sedang berpatroli disekitar daerah Istana, pelayan yang sedang sibuk mengatur hiasan pada daerah Istana karena mengingat sebentar lagi akan ada perayaan kemerdekaan.

Langkah Pangeran Harry pun berhenti, "Kita sudah hampir sampai ke taman, apakah kamu lelah?" tanya Harry.

"Tidak, Pangeran. Saya baik-baik saja," balas Eliz.

"Baiklah, sini dekati saya, dan cobalah membuka pintu kecil ini dengan pelan."

Kenapa tiba-tiba?

Eliz berjalan untuk membuka pintu tersebut, saat membuka pintu, ternyata di depan pintu tersebut ialah taman yang dibicarakan Pangeran Harry. Ada banyak tanaman yang sangat terpelihara, banyak bunga mawar berwarna warni, bunga sepatu yang sangat indah, ada sesekali kupu-kupu dan kunang-kunang bertebangan, sampai aku berpikir, "Apakah ini beneran London itu?"

"Bagaimana? Do you like it, Miss Jane?" ucap Harry memecahkan kesunyian.

"Yes, Prince Harry, I really like this garden, beautiful." ucap Eliz.

"As you?" batin Harry.

"Baguslah jika kamu suka, nikmatilah sebelum besok kamu meninggalkan tempat ini. Saya akan keluar terlebih dahulu, karena ada urusan sebentar, jika perlu bantuan, hubungilah pelayan yang ada di depan tadi," ucap Harry.

"Baiklah, Pangeran, hati-hati selama perjalanan," balas Eliz.

"Kira-kira kemana Pangeran pergi? Huh bukan urusan ku juga mengurusi Pangeran Harry."

--

"Bagaimana kondisi Paman? Apakah membaik?" tanya Harry.

"Yah, tidak ada perubahan, Harry. Sudah kamu tidak usah terlalu khawatir, pedulikan saja Ibu mu dan rakyat mu, Paman baik-baik saja," ucap lelaki yang di panggil sebagai Paman.

"Aku tidak mau Paman semakin parah," balas Harry.

"Jangan kau khawatir, Harry. I'm okay. Paman hanya memikirkan tentang percintaan kamu, bagaimana hubungan kamu dengan anak perempuan keluarga Ainsley?" tanya Paman.

"Ainsley? ㅡOh maksud Paman, Gisabelle Ainsley? Aku tidak ada hubungan sama dia, kita cuma sebatas teman dan bisnis antar London dan Brighton," balas Harry tegas.

"Oh ya? Anggap saja Paman percaya omongan mu," balas Paman.

"Paman, jangan bercanda," balas Harry malas.

"Hahahahah, jangan terlalu serius, Harry."

Prince of HersWhere stories live. Discover now