SEMBILAN

1.7K 199 257
                                    

Singto mendorong Krist hingga punggung anak itu terbentur kencang ke tembok.

Ringisan kecil keluar dari bibir tipisnya.

Singto pada akhirnya membawa Krist ke rooftop karena disitu adalah salah satu tempat Singto saat sedang membolos kelas.

Singto maju lalu kedua tangannya mengungkung tubuh Krist serta tubuhnya menghimpit Krist,mempersempit jarak diantara keduanya sehingga anak itu tidak bisa lari kemana-mana.

Singto menatap Krist dengan begitu tajam,membuat anak itu bergidik ngeri karena tatapan itu.

"K-kak--"

"Kenapa lo bisa ada disini?!"

Krist mengernyitkan dahinya tak mengerti.

"M-maksudnya?" Tanyanya

"Bukannya semalem......" Singto menggantungkan kalimatnya. Ia tengah berpikir jika saat ini Krist berada di hadapannya lalu kecelakaan semalam siapa korbannya? Dilihat dari penjelasan Arm mengenai ciri-ciri korban yang begitu sama dengan ciri-ciri Krist lalu kenapa Krist masih hidup dan terlihat baik-baik saja?

Apa ini hantu dari Krist?

Apa sosok didepannya ini bukan manusia?

Singto menurunkan pandangannya kebawah.

'Kaki nya nampak di tanah,berarti bukan hantu. Tapi....'

Ia kembali menatap tajam sosok di depannya itu,"Semalem pulang sama siapa setelah gue tinggal?!" Tanya Singto penuh penekanan.

Krist terdiam dengan tubuh menegangnya. Kedua matanya bergerak tak menentu arah mencoba mencari alasan yang tepat.

"JAWAB GUE BANGSAT!" Tangan kanan Singto menonjok tembok tepat di samping kepala Krist dengan keras. Ia bahkan tak peduli jika tangannya terluka,yang jelas saat ini ia sangat marah dengan Krist.

Krist memejamkan matanya takut,butuhnya seketika gemetar saat dibentak oleh Singto.

"S-sama te-temen aku kak..." Jawab nya ketakutan

"Temen? Siapa temen lo? Bright?!" Tebak Singto tepat sasaran.

Krist membuka matanya terkejut. Bagaimana bisa Singto tau nama Bright? Setahunya tadi ia tidak memberitahu nama temannya itu.

"Jawab!" Bentak Singto

Krist tersentak

"I-iya kak..." Jawab Krist pada akhirnya. Untuk berbohong pun ia tak bisa.

"Dari kapan lo kenal sama 'dia' dan kenapa tadi lo bisa berangkat bareng 'dia'?!"

"S-semalem Bright minta aku buat nginep di r-rumahnya kak..." Jawabnya Jujur.

"Dan lo mau?" Krist mengangguk pelan karena memang kenyataannya ia mengiyakan ajakan Bright untuk menginap.

Rahang Singto seketika mengeras. Entah kenapa Singto merasa tidak terima,dirinya marah saat tau semalem Krist tidur di rumah Bright.

Tangan Singto mencengkram rahang Krist dengan kuat.

"KENAPA LO TRIMA BANGSAT! DIBAYAR BERAPA LO SAMA DIA SAMPE LO MAU NGINEP DI RUMAHNYA?!" Teriak Singto penuh emosi

Krist meringis sakit karena cengkraman seniornya itu.

Singto menepis wajah Krist dengan kuat. Ia tersenyum mengejek.

"Se-miskin itu kah hidup lo sampe lo harus jadi Jalang nya Bright..."

Krist menatap Singto dengan tak percaya,bagaimana bisa Singto mengatakan seperti itu padanya. Hati nya begitu sakit saat dikatai 'Jalang' oleh Singto.

MY BULLY SENIOR | SINGTOXKRISTWhere stories live. Discover now