♧Chapter6♧

Comincia dall'inizio
                                    

Klise sekali mendenger kalimat tadi keluar dari mulut laki-laki yang kesehariannya banyak bacotnya itu. Namun agaknya Sunoo tidak peduli terhadap respon keduanya. Terbukti dirinya segera berbalik usai mengatakan kalimatnya. Seolah-olah kalimat yang baru saja dia ucapkan itu hanyalah kallimat biasa yang sering dia ucapkan dan perdengarkan kepada kedua sahabatnya itu.

"I Love you 1000 deh Noo. Tapi jujur, kalimat lo barusan entah kenapa jadi horor ajah gitu kesannya kalau lu yang ngucapin." tiba-tiba Giselle maju selangkah lebih dekat dengan laki-laki itu.

Kakinya berjinjit untuk mendekatkan bibirnya ke telinga Sunoo lalu membisikkan kalimat tadi. Sedangkan Winter hanya dapat diam sambil memperhatikan keduanya. Entah kenapa terbesit rasa sedih di dalam hatinya. Kalimat Giselle kembali terbayang di pikirannya menggantikan suara Pak Kai yang barusan terdengar.

"Bagaimana bisa lo kepengen banget punya sihir itu sedangkan gue aja pengen ngelepas dan terhindar dari itu."

[][][][]

Kring...... Kring...... Kring!!!!

Bel kembali berbunyi. Semua murid kelas XII-2 berbondong-bondong meninggalkan lapangan outdoor dan berjalan menuju 3 tempat yakni: kelas, kantin dan wc.

Sebagian dari mereka lebih memilih untuk terus melangkah ke kantin dan beristirahat sejenak di sana. Ada pula yang langsung berganti pakaian di toilet maupun di kelas. Tentu saja laki-laki harus menunggu giliran mereka setelah para murid perempuan berganti pakaian di dalam kelas. Tenang saja, semua jendela di tutup menggunakan tirai sehingga para murid laki-laki yang sedikit mesum tidak akan dapat mengintipi mereka.

"Oiii Gyu! Nih minuman buat lo."

Seseorang melempar sebotol minuman rasa jeruk ke arah laki-laki yang diteriaki barusan dan dengan sigap ditangkap oleh laki-laki itu.

Dia Jisung. Laki-laki itu menarik bangku yang berada di meja yang sama dengan Beomgyu lalu mendudukinya. "Masih ada waktu buat duduk-duduk. Gue gabung Yak?" tak lama kemudian, datang laki-laki dengan postur tubuh yang lebih pendek dari keduanya bergabung dengan mereka.

Beomgyu melirik Jisung dan laki-laki yang barusan duduk di dekat Jisung. Matanya memperhatikan keduanya yang sibuk mengipasi wajah masing-masing menggunakan buku tulis tipis yang Beomgyu yakini sudah berulang kali dirobek kertasnya itu.

"Napa lu liatin gue? Terpesona sama kegantengan gue?" tatapan mata Beomgyu berubah menjadi datar seketika mendengar kalimat barusan.

Jisung yang mendengarnya juga ikutan melirik laki-laki itu dengan tatapan sinis. "Apaan sih lo Dam? Gue kira cuman Guanlin doang yang narsis dan kepedean, ternyata yedam yang biasanya pendiam diam-diam menghanyutkan gini juga."

"Lah maksud dari kata 'diam-diam menghanyutkan' tadi apa?" bukan nada sarkas dan marah, melainkan hanya pertanyaan dengan intonasi rendah serta mimik wajah biasa saja. Namun entah kenapa, Jisung yang mendengar pertanyaan Yedam barusan menjadi sedikit takut. Jisung takut Yedam marah dan tersinggung dengan ucapannya. Jadi laki-laki itu lebih memilih meminum minumannya tanpa menjawab pertanyaan Yedam. Padahal laki-laki itu cuman ingin mengobrol dengan Jisung. Interaksi keduanya memang bisa dibilang sangat jarang dibanding dengan interaksi antara Jisung dengan teman sekelas lainnya. Walaupun mereka merupakan teman sebangku, namun mereka sangat jarang untuk berbicara.

Jisung juga jadi ikutan pendiam jika duduk di samping Yedam. Dikarenakan jika dirinya ingin bertanya atau mengobrol sesuatu dengan Yedam, pasti Yedam akan menjawab dengan kalimat super pendek atau bahkan bisa membuat dirinya terdiam. Atau dengan kata lain kalimat respon Yedam selalu menusuk dan membuatnya kena mental.

Namun tanpa Jisung sadari, Yedam selalu ketus kepadanya dikarenakan dirinya yang selalu berusaha mengajak Yedam berbicara meskipun jam mata pelajaran sedang berlangsung.

Cinta Penawar KutukanDove le storie prendono vita. Scoprilo ora