01 : start from here

809 876 637
                                    

Aku terdiam duduk sembari mendengarkan lagu mengalun, lagu yang berjudul ragu yang di nyanyikan oleh Rizky Febian. Aku yakin kalian pasti tahu lagunya bukan?

Setiap mendengar lagu itu tiba tiba pikiran ku teringat dengan laki laki ku, itu memang bukan lagu kesukaannya tapi setiap aku mendengarnya aku terbawa suasana dan mengingat semua tentangnya.

Sembari mendengarkan lagu aku ingin memperkenalkan laki laki ku di sini. Namanya Jepi Elfino, laki laki yang selalu membuatku takut akan kehilangan dirinya, laki laki yang selalu berhasil membuat ku tertawa dengan hal kecil yang dia lakukan.

Dan namaku Aruna Kamela, orang orang memanggilku Amel, berbeda dengan Jepi yang sering memanggil ku bocil, bocah kecil.

Cerita kita di mulai pada hari Senin tanggal 12 Oktober 2020. Cerita yang sama sekali tidak ingin aku sudahi, cerita yang selalu ingin aku baca, dan cerita yang selalu aku rindukan tiap tidak ada dia di dekat ku.

Banyak orang bilang aku harus mencari laki laki yang jauh lebih baik dari dia, tapi bagiku dia adalah laki laki terbaik. Bukan kah perasaan tidak bisa di paksakan?

Di sini aku ingin menuliskan semua tentangnya, tentang kita, tentang aku dan dia.

•••

Malam ini aku sedang duduk di meja belajar yang berada di dalam kamarku, sembari mengerjakan tugas dan menunggu notip dari Jepi.

Saat aku ingin melanjutkan menulis tiba tiba saja ponselku berbunyi, dia menelepon.

Aku tekan tombol hijau yang berada di layar ponsel.

"Malem bocil." Sapanya dari balik layar, benar kan dia suka memanggilku bocil. Padahal umur kita berdua tidak beda jauh hanya selisih satu tahun.

"Iya, malem juga." jawabku sambil menulis jawaban di buku tugas, sebenarnya tinggal sedikit lagi hanya saja lebih baik di selesaikan sekarang bukan?

"Gak keluar? malem minggu loh."

"Enggak, lagi banyak tugas."

Aku memang jarang keluar saat malam minggu, bahkan mungkin tidak pernah.

"Sekarang lagi apa? ko belum tidur?"

"Ini lagi malem mingguan sama buku buku, tapi bentar lagi selesai sih." jawabku sambil merapikan buku buku di atas meja.

"Besok libur, mau kemana?"

Ini dia mengajakku atau bertanya padaku.

"Di rumah aja, kemana lagi emang?"

"Besok jam 10 aku jemput, harus udah siap." ucapnya yang langsung membuat ku tersenyum, katakan saja aku bucin.

"Mau kemana, Pi?"

"Kemana aja, pokonya jam segitu harus udah siap, sekarang tidur ya sayang."

Kalian pasti sudah tau kan perasaanku sekarang bagaimana? rasanya aku ingin kayang.

"Oke ini mau tidur."

Setelah mengucapkan selamat tidur telepon aku matikan, aku berjalan menuju kamar mandi untuk mencuci muka, kaki serta menggosok gigi, setelah itu aku akan segera tidur.

•••

Siang ini pukul 09.30 aku sudah siap, sesuai janji saat tadi malam.

Aku sudah keluar dari rumah, sudah pamit dengan ibuku juga tentunya, sekarang hanya tinggal menunggu orang yang mengajaku semalam untuk menjemputku.

Tak lama sebuah motor berjalan ke arah ku, wajah yang sudah lama aku tidak lihat sekarang aku melihatnya lagi, kalau tidak salah dua hari yang lalu terakhir aku melihat wajahnya, saat aku pergi bersama teman temanku.

Aku dan Jepi tidak tinggal di tempat yang sama, rumahku dan rumahnya cukup jauh tapi kita masih tinggal di kota yang sama.

Sekolah ku dan sekolahnya pun berbeda, aku bertemu dengannya juga tidak terlalu sering.

Aku menaiki motor itu, memakai helm yang ia sodorkan untukku. Setelah aku naik dia pun mulai menyalakan mesin motornya dan berjalan meninggalkan pekarangan rumahku.

"Ini kita mau kemana?" tanyaku, ini sudah ke lima kalinya aku bertanya tentang hal yang sama, namun bukannya menjawab dia malah bersenandung, menyebalkan!

Tak lama motornya berhenti di sebuah warung nasi padang, dia mengajakku makan nasi padang? jujur kalau dia mengajaku makan nasi padang aku tidak akan menolak, karena nasi padang itu enak! apalagi rendangnya.

Aku turun dan langsung ku berikan helm yang tadi ku pakai padanya, "kamu ngajak aku makan nasi padang?" tanyaku.

Ia mengangguk, "aku belum makan dari rumah jadi mau makan dulu di sini, nanti kita lanjut jalan."

"Aku juga belum makan." ucapku.

Dia menarik tanganku untuk masuk ke dalam, "yaudah makan dulu di sini, nanti kita lanjut jalan."

Setelah memilih tempat duduk untuk kita berdua, dia langsung memesan dua piring nasi padang.

Ini yang aku suka darinya, dia sederhana. Caranya membuatku nyaman dan membuatku senang sangat sangat sederhana, sesederhana itu.

"Nanti di jalan kita mampir ke minimarket ya." ajaku saat dia sudah kembali ke tempat duduk.

"Mau apa?"

"Mau beli samyang, terus nanti kita makan bareng di rumah sambil nonton, mau gak?" ajaku lagi.

"Gausah mie mie mulu."

"Samyang, Pi."

"Ya menurut kamu samyang itu apa? bukan mie."

"Sekali kali."

"Udah berulang kali makan kaya begituan, beli yang lain aja buat temen nontonnya."

"Jadi mau nih nonton bareng di rumah?" tanyaku yang langsung di dapati anggukan darinya.

Tak lama pesanan kami pun datang, waktunya makan.

"Abis ini kita cari makanan yang lain buat nonton di rumah." ucapnya sambil menyuapkan sesendok nasi ke dalam mulutnya.

Aku hanya bisa mengangguk sembari tersenyum, tidak masalah yang penting aku bisa punya waktu libur berdua dengannya.

Setelahnya kami sudah tidak meributkan soal samyang lagi, kami berdua sama sama fokus dengan makanan kami sekarang.

"Jepi?"

•••


To be continued

ABOUT MY BOY Where stories live. Discover now