Missing Control • S2 • 01

Start from the beginning
                                        

"Kau mau ngapain?" tanya Zahard tidak mengerti. "Ya masak lah. Apa lagi. Oh tolong buka kan plastik bungkusan juga tutup mie nya ya."

Zahard masih bingung tapi tetao melakukan apa yang Aria minta. Dia sepertinya memang sudah menerima atau mungkin memiki sesuatu terhadap Aria. Tapi dia menyangkal kalau ini perasaan cinta.

"Lalu?"

"Didalam ada bumbu kan? Tuangkan ke mie nya." Lagi lagi dia nurut.

Air yang Aria masak sudah mata, dia tinggal menuanggan air itu ke dalam mie sesuai batas yang di tentukan. Setelah terisi, dia menutup bagian atas mie dengan mangkuk kecil berisi nasi yang sudah disiapkan. Di atas mangkuk, ada sepasang sumpit yang sudah sepaket dengan mie nya.

"Nah tunggu aja 3 menit." Zahard duduk lalu menatap Aria yang duduk di sebelahnya. "Kenapa?"

"Kau mau makan mie mentah memangnya? Nanti sakit perut." balas Aria. Zahard menghela nafas. "Sakit perut seperti itu, aku masih bisa tahan."

"Masalahnya kalau sampai sakit perut trus mencret gimana? Males kan bolak balik ke toilet."

"... Benar juga... "

"Kan? Eh iya, pesta nona Hana akan rampung akhir minggu ini?" Zahard mengangguk. Dia menangkap binar dari mata Aria. 'Dia benar benar menanti pesta itu.'

"Aku sudah memanggil beberapa pembuat pakaian untuk membuatkanmu pakaian." Aria melotot. Padahal niatnya beli di mall dekat sini. Tapi udah dipesenin penjahit VIP.

"Terdengan berlebihan, tapi terimakasih. Oh, apa. Perlu ku panggil Ayah sekarang?"

Entah kenapa, Zahard tidak suka dengan panggilan yang keluar dari mulut gadis berusia 18 tahun ini.

"Aku keberatan." Aria memajukan mulutnya. "Yah... "

"Tapi kalau 'Daddy', aku dengan senang hati menerimanya." Zahard menoleh sambil memasang seringaian menggoda yang membuat pipi Aria memerah hebat.

"Coba panggil aku begitu." Aria mengatupkan bibirnya lalu bersuara pelan sampai sampai terdengar berbisik. "D-daddy..."

"Good Girl."

"PEDOFIL!! ZAHARD JANGAN BUKA PAKAIANMU! PENJAGA! KAK ADORI! KAK MASCHENNY! TOLONGGGG!!!"

"AKU BUKAN PEDOFIL BODOH!"

•  •  •

Daripada bergabut ria di kamar, Aria memutuskan janjian dengan Aeden dan Aven untuk berkumpul di salah satu lantai menara. Entah buat have fun atau apalah asal nggak gabut.

Panggilan Terhubung...

Aeden : Nyai kangen sama aing? Sampe telepon segala?

Aven : Anjing, PD gila lo. Jelas jelas gue lah yang Aria kangenin.

Aeden : Miror mz.

"Shut, berisik babu. Gue mao ajakin klean jalan jalan" ucap Aria menghentikan percakapan random tersebut.

"Kemana aja asal jalan."

Aeden : Gue si pen ke pantai. Pen surfing.

Aven : Gue kangen es degan. Ada ga ya di menara?

"Ada ada in aja. Klo tau ga ada mending gue borong hydro coco buat ngestok di kulkas." Aria menghela nafas. Semoga aja ada es degan di menara. Dia pengen minum juga.

Aven : Jadi fix ke Pantai? Klo iya gue prepare barang.

Aeden : Gue mah gas aja. Aria noh. Pawangnya susah diajak negosiasi.

Alis Aria berkedut. "Pa maksud? Pawang?"

Aven : Maksud gue Om Zahard. Keknya dia ada bibit bibit cinta sama lo.

Aeden : Nah iye. Lo aja sampe diminta balik cepet. Klo bukan karena khawatir, apa lagi?

"Dan lo tau? Dia minya gue manggil Daddy anjink!"

Aven : WOHO DADDY

Aeden : EMBAD SAJA KAWAN. GUE DUKUNG 100%

Aven : Garis rahang punya, sixpack punya, kekayaan punya, takhta punya, mau lo dustain?

Aria tersenyum miring. "Tapi aku maunya kalian."

Aeden : Ha?

Aven : Maksud?

"You all is my Daddy. Come and let me be your slave, Daddy." Aria berbicara dengan nada agak menggoda sampai sampai dua rekannya salting parah.

Aeden : I'm comming, baby girl

Aven : Let me fuck you now:)

"BANGSAD GUE BERCANDA!!"

•  •  •

Missing Control • TOG FanfictionWhere stories live. Discover now