Horror: Jemput Aku [Raynia]

8 3 0
                                    


Raya 🐥

Ray? Udah kerkomnya? Mau aku jemput? Udah malem lho ini

Aaallllll, aku baru selesai. Kamu bisa jemput aku?

Bisa, sayang. Jemput di rumah Fani?

Di pertigaan aja, depan minimarket

Okee, tunggu yaa

Malam itu, Albar pergi untuk menjemput kekasihnya, Raya. Sudah hampir jam sepuluh malam dan daerah pertigaan itu biasanya sudah mulai sepi.

Albar berhenti di depan sebuah minimarket. Raya sudah di sana, berdiri seorang diri.

"Ayo, Ray. Udah malem, merinding aku lama-lama di sini," ucap Albar sembari menyodorkan helm pada Raya.

Raya mengangguk dan menerima helm itu kemudian memakainya. Tak perlu waktu lama, mereka sudah melaju melintasi jalanan sepi yang minim penerangan.

"Kok, bisa sampe malem banget kerkomnya?" tanya Albar dengan sedikit berteriak. Lama ia tak dapat jawaban. 'Nggak kedengeran kali ya?' pikir Albar.

Ketika sudah sampai di jalanan yang lebih ramai, ponsel Albar berdering. Ia menepi terlebih dulu.

Raya is Calling ....

Albar menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. Ia pikir, Raya lucu sekali karena menelpon padahal mereka berdekatan.

"Kenapa, sayang?" tanya Albar lembut.

"Kamu udah sampe mana? Jadi jemput aku 'kan? Aku takut ... di sini sepi banget. Minimarketnya juga udah mau tutup."

Deg!

Albar mengintip dari kaca spion, kursi di belakangnya telah kosong.

"Mas? Tadi ada yang numpang," ucap seorang pria paruh baya yang baru saja menghampiri Albar.

SELESAI

Droubble: 200 Words Karya OS ClubTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang