12. Ruko dan pizza

Start from the beginning
                                    

"Apa boleh saya tawar? Bagaimana jika jatuh di $1.000 saja?" tanya Griselle.

Meski harganya cukup murah, tetapi apa salahnya jika menawar. Griselle harus mencukup-cukupi uang tabungannya ini, karna selain membeli tempat usaha, Griselle juga memerlukan untuk membeli modal usaha lainnya. Selain itu Griselle juga memerlukan barang-barang layak untuk ia tinggal nanti.

Griselle juga ingin jika terdapat uang sisa setelah membeli yang ia butuhkan, uang itu digunakan untuk membeli pakaian-pakaian layak untuknya dan juga Elenio. Griselle akan membawa Elenio tinggal bersamanya nanti, hidup berdua ditempat tinggal yang layak. Membuka usaha untuk.memenuhi kebutuhannya dan Elenio, ia akan memasuki Elenio ke sekolah agar anak itu dapat mendapatkan pendidikan dan ilmu pengetahuan seperti anak-anak lainnya. Meski tidak mewah, tetapi setidaknnya hidup mereka diisi dengan kebahagiaan.

"Maaf nona, tapi untuk harga segitu saya tidak bisa. Jika mau diharga $1.200 saja gimana?"

"Kalo begitu saya akan membelinya pak." ucap Griselle semangat. Tuhan seperti sedang memberikan keberuntungan padanya saat ini.

"Nona ingin membelinya? Tapi saat ini saya sedang di luar kota, kemungkinan malam ini saya akan pulang. Jadi bagaimana jika kita bertemu esok hari saja? Saya akan membawa kunci ruko, nona bisa melihat-lihat isi dan bangunan ruko agar lebih jelas, takut-takut ada kerusakan yang nona tidak sukai. Tapi jika nona sudah merasa cocok dengan ruko yang akan saya jual, nona bisa langsung membayar dan saya akan langsung memberikan sertifikat serta kunci ruko pada anda." jelas panjang.

"Baik pak. Besok kita bisa bertemu, tapi mungkin lebih baik kita bertemu setelah saya pulang sekolah ya pak, kira-kira pukul 3." Saran Griselle pada bapak pemilik ruko dari telepon.

"Baiklah nona. Semoga semuanya berjalan lancar dan sesuai dengan keinginan kita ya." Doa suara bapak tersebut.

"Iya pak semoga semuanya berjalan lancar." Griselle mematikan sambungan telepon setelah merasa sudah tidak ada lagi yang akan ia bicarakan.

"Semoga semuanya berjalan lancar. Ah aku sudah tidak sabar ingin membuka usaha, dan pindah dari tempat mengerikan itu." batin Griselle memandang bangunan ruko minimalis berlantai 2 dengan senyum tipis.

Merasa cukup memandang bangunan itu, Griselle melangkah pergi menjauh dari ruko.

Sesampainya dihalte Griselle melihat Elenio yang sedang duduk dibangku halte sembari menunduk.

Griselle tersenyum "Elenio?"

Elenio mengikuti asal suara yang sangat ia kenal. Eleino berlari dan memeluk Griselle.

"Kak Gris mengapa lama?" tanya Elenio dengan pelukan yang belum terlepas.

"Maaf kakak lama ya? Tadi kakak ada urusan." Griselle membalas pelukan Elenio lembut.

"Urusan apa?" tanya Elenio sembari melepaskan pelukan.

Griselle menarik tangan kecil Elenio lembut menuju bangku halte. Mendudukan dirinya dan Elenio dengan nyaman.

"Kakak ingin membeli ruko, jadi kakak menelpon pemiliknya." Griselle menjelaskan pada Elenio.

"Kakak akan membeli ruko? Untuk apa?" Elenio bertanya beruntun.

"Kakak berniat membuka usaha. Dan sangat kebetulan kakak melihat ruko akan dijual, tempatnya juga terlihat bagus. Ruko itu memiliki dua lantai, lantai satu kakak akan jadikan tempat usaha dan lantai duanya kakak akan jadikan tempat tinggal." Griselle menjelaskan.

"Elenio juga akan kakak ajak untuk tinggal bersama kakak jika ruko itu sudah kakak beli. Jadi Elenio tidak perlu tidur ditempat dekat pembuangan lagi." lanjut Griselle dengan penuh semangat.

The Back First LifeWhere stories live. Discover now