6

82 13 0
                                    

Do Kangwoo berjalan perlahan menuju pintu apartemennya masih dengan pakaian serba hitam-nya. Setelah sibuk seharian mencari keberadaan Kaneki, ia ingin sekali beristirahat dan merebahkan tubuhnya di atas ranjang sederhananya. Sudah beberapa hari berlalu sejak kematian Chief Na. Namun ia merasa hanya berputar-putar tanpa tahu di mana keberadaan Kaneki.

Tepat saat ia tiba di depan pintu apartemennya, Kangwoo menatap pantulan bayangan dirinya di knop pintu tersebut. Terlihat jelas bulu-bulu kumis dan cambang di sekitar rahang dan dagunya yang semakin lebat karena ketidakadaan waktu untuk merapikannya. Namun tanpa menghiraukannya lebih lama, Kangwoo segera menekan password pada key lock pintunya untuk beristirahat.

Tapi apa mau dikata, keinginan untuk sejenak menikmati istirahat pun harus ditunda olehnya saat menyadari ada yang aneh di apartemennya. Seolah seekor anjing baru saja meninggalkan jejak dalam langkahnya di malam penuh hujan dan berlumpur, ia tahu ada seseorang yang menerobos masuk ke dalam apartemennya.

Kangwoo melangkah pelan menuju saklar lampunya meski ia tahu, tanpa cahaya pun ia sudah siap untuk mengacungkan pistol dari balik jaketnya.

"Angkat tanganmu!" seru Kangwoo yang langsung mengacungkan pistol dari jaketnya begitu ia menyalakan lampu.

Sesosok punggung pria berkulit putih cerah dengan topi hitam berbalik menatap Do Kangwoo sambil mengangkat tangannya. "Lama tidak bertemu" ucapnya dengan senyum di salah satu ujung bibirnya.

"Bang Jesoo, apa yang kau lakukan di sini?!"

"Tenanglah, aku di sini tidak memiliki tujuan jahat. Tidak akan ada pertumpahan darah malam ini." 

"Kau pikir aku percaya?!" ujar Kangwoo yang perlahan mencoba meraih ponsel di sakunya dengan satu tangannya untuk segera menghubungi Golden Time team.

"Ini tentang Kaneki, kakakmu" ucap Bang Jesoo dengan santai. "Tidakkah kau ingin tahu beberapa informasi tentangnya dan rencana yang akan dilakukannya?"

Kangwoo perlahan menurunkan pistolnya. Menangkap Kaneki saat ini baginya adalah prioritas utama karena telah menghilangkan nyawa Chief Na.

"Aku hanya akan menjelaskan ini satu kali, dengarkan baik-baik. Kaneki sangat terobsesi padamu agar bergabung bersama Auction Fabre. Dia ingin memanfaatkan sisi psikopatmu untuk keuntungannya. Baginya, kau seperti predator pembunuh yang telah lama tertidur. Karena itu dia selalu berusaha membangunkanmu." ujar Bang Jesoo. 

"Kau gila, hah?"

"Jangan remehkan peringatan ini, kau tahu kami sempat berada dalam satu kapal bisnis yang sama, setidaknya sampai sebelum ia berubah."

Kangwoo mengernyitkan dahinya. "Sejak kapan keduanya berbeda haluan? bukankah mereka satu tim?" batin Kangwoo. "Apa maksudmu?"

"Kau tahu, kami bekerja sama. Aku sebagai seorang 'pemburu' butuh penadah seperti Kaneki yang melelang koleksiku dan memberikan keuntungan. Kaneki pun butuh aku sebagai pemburunya untuk memuaskan para kliennya yang terus bertambah. Ini adalah hubungan simbiosis mutualisme antara predator serangga dengan kolektor serangga." jelas Bang Jesoo yang menganalogikan manusia sebagai serangga. Kangwoo merasa jijik mendengarkannya.

"Lalu kenapa sekarang kau membencinya?" tanya Kangwoo ketus.

"Kau ingat, Kaneki berusaha membunuhku melalui kaki tangannya ketika aku berusaha kabur dari penjara. Dia mengkhianatiku dan itu membuatku muak. Obsesinya kepadamu menghancurkan rencanaku, dia selalu meremehkanku dan juga selalu berpikir Doctor Fabre adalah bagian kecil dari organisasinya. Jadi aku memutuskan untuk melepaskan Doctor Fabre dari Auction Fabre, dan mengembangkan jaringanku sendiri lalu menyingkirkan Kaneki." jelas Bang Jesoo panjang lebar.

SEEKINGWhere stories live. Discover now