5

75 15 1
                                    

Tangan Min Soyun memegangi ponselnya dengan gemetar karena ketakutan yang menggerogoti tubuhnya. Ia bersembunyi di balik tumpukan papan triplek bekas yang lembab dan agak lapuk yang tersandar pada sebuah dinding bata merah yang mulai terkikis. Ia menahan rasa sakit pada kaki kanannya yang terluka dan mulai mengeluarkan darah.

"Cepatlah datang, eonni, aku mohon" rintihnya dengan suara yang sangat kecil, untuk memastikan bahwa semut yang merayap di tembok lapuk di dekatnya pun tidak mendengarnya. 

"Halo, Min Soyun-ssi? Saya Kang Kwonjoo dari Golden Time Team. Apakah saat ini kamu berada di posisi yang aman untuk berbicara?" tanya Kang Kwonjoo yang sudah tiba di kantornya dan segera bergegas menuju ruang kendali pusat Call Center Golden Time Team.

"Ya, aku bersembunyi di balik tumpukan papan triplek. Tolong cepatlah datang ke sini. Aku sangat takut."

"Kami sedang berusaha mencari lokasi signal ponselmu, karena itu tolong jangan matikan teleponnya. Apakah pria yang menculikmu saat ini ada di sekitarmu?"  tanya Kwonjoo lagi.

"Tidak"

"Apa keadaanmu memungkinkan untuk kabur?" 

Soyun terdiam sejenak melongokkan kepalanya dari balik papan triplek untuk memastikan keadaan. Semuanya tampak sepi. Hanya terdengar suara mesin-mesin yang terdengar samar. Ia mencoba untuk melongok lebih jauh lagi, namun kakinya terlalu sakit untuk digerakkan. Melihat kondisinya itu, Soyun pun melempar pandang pada sosok pria tidak sadarkan diri yang berada tidak jauh dari posisinya.

"Aku ragu untuk kabur, kakiku terluka. Selain itu di sini juga ada seorang pria yang tidak sadarkan diri. Tubuhnya juga terluka."

"Ada korban lain? apa kau mengenalinya?"

"Tidak. Aku tidak mengenalinya. Sekitar sebulan lalu aku melihat pria itu berkelahi dengan pria yang menculikku. Tapi pria itu kalah dan dipukul dengan batu oleh pria yang menculikku. Aku yang tidak sengaja menyaksikan itu, berteriak karena kaget, dan penculik itu mengejarku, dan ia menculik kami berdua."

"Apa kakimu yang terluka itu dilakukan olehnya? apa dia memegang senjata?" tanya Kang Kwonjoo yang segera mengambil alih panggilan darurat yang sebelumnya dipandu oleh Park Eunsoo.

"Sepertinya begitu."

"Baiklah, kami hampir menangkap signal ponselmu. Bisakah kau ceritakan tempat penyekapanmu?"

"Aku tidak tahu.. di sini gelap.."

"Aku tahu ini berat bagimu, tapi detail sekecil apapun bisa membantu kami melacak keberadaanmu."

Soyun terdiam sejenak sambil memperhatikan sekelilingnya yang terlihat samar-samar. Ruangan berukuran sekitar 5x4 meter yang berdinding batu bata merah yang telah terkikis itu memiliki permukaan lantai tanpa keramik yang berdebu.

Pada beberapa sisi dindingnya terdapat beberapa frame foto yang digantung secara acak. Soyun mengernyitkan dahinya mencoba menebak gambar pada salah satuframe foto itu. Foto-fotonya tidak berwarna dengan bentuk-bentuk aneh seperti pohon dengan ranting-ranting tanpa daun.

"Di sini banyak frame foto."

"Apa kau tahu itu foto apa? Apakah ada wajah-wajah yang kau kenal?"

"Entahlah, seperti gambar-gambar abstrak"

"Bagaimana dengan suara? Apa terdengar sesuatu? Kami perlu tahu detail tempat penyekapanmu." tanya Kwonjoo 

"Aku hanya mendengar beberapa saat sekali seperti bunyi mesin-mesin dan mobil ukuran besar samar-samar." jelas Soyun. "Aku juga melihat cahaya merah dari sebuah menara" tambahnya setelah melongok sebentar ke ventilasi. Terlihat kedip-kedip cahaya merah apda sebuah menara. Entah menara apa itu. 

SEEKINGWhere stories live. Discover now