Part 7

8.2K 144 58
                                    

LLF 7

Kevin :
"Aku ingin bertemu, ada yang harus aku bicarakan, jangan kemana - mana. Penting!!

Private Number :
"Vay... we need to talk. Nanda"

Mataku hanya terpaku pada satu kata, nama itu, nama itu. Nanda. Nanda Rahardjo.

***

Vay's POV

Tanpa perlu ku tanya lebih jauh, aku tahu dimana kami harus bertemu. Tempat dimana 2 tahun lalu kami membuat janji bertemu namun, Nanda tidak pernah muncul disana. Kantin Kampus.

Aku segera mengganti pakaianku, memoles sedikit wajahku yang kusut dengan make up tipis, memasukan segala yang ku perlu dalam tas kecilku, dan berlari menuju pintu.

Butuh waktu 1 jam lebih untuk menjangkau tempat ini. Tempat dimana pertama kalinya aku bersentuhan dengan Kevin, tempat yang menyimpan banyak kenangan menyedihkan, yah saat saat mencintai Kevin sebelah pihak tanpa dia sadari. Walau sekarang dia sudah tahu isi hatiku, namun keadaannya tidak berubah sedikitpun.

Langkah kecilku menuntun tubuh ini ketempat dimana aku dan Nanda menghabiskan waktu bersama. Menikmati sepiring ketoprak dan teh camomile.

Nanda.

Itu yang kulihat pertama kali sampai di kantin kampus yang ramai. Terlihat mencolok ditengah mahasiswa yang berpakaian casual, dia seksi dan dewasa. Sahabatku yang kukenal terlihat berbeda.

Aku melangkah mendekatinya. Menatapnya dengan rindu, 'sahabatku lama tak jumpa' ingin sekali mengatakannya. Tapi, rasa penasaran tentang kehadirannya di apartemen Kevin waktu itu lebih mendesak keingintahuanku.

"Nanda" sapaku saat kakiku berhenti disamping meja tempatnya menunggu.

"Vay" balas Nanda dengan tatapan yang paling kurindukan, tatapan yang selalu diberikannya padaku selama kami bersahabat.

"Hmm... lama tidak ketemu ya" kataku masih berdiri memandangnya. Dress mini dengan aksesoris branded yang menggantung indah dilehernya, make up tebal dengan ulasan pewarna bibir terang sangat mengubah sahabatku yang santun menjadi wanita berduit yang menor.

"Basa-basi?" seru Nanda mengejutkanku. Betapa tidak, sikapnya sangat berbeda. 2 tahun ini, apa yang merubahnya.

"aa..kk" bibirku kelu. Aku tidak menyiapkan kata - kata yang mampu membalasnya.

"Didekat sini ada hotel yang biasa dipakai ayahku untuk rapat, resto disana lumayan tenang untuk dipakai berbincang" ujar Nanda yang bangkit dari duduknya dan berjalan melewatiku.

"Ayo..." perintah Nanda membuat ku yang masih bingung mengikuti langkahnya.

***

Hotel yang Nanda maksud adalah hotel yang kemarin ku datangi bersama Kevin untuk rapat dengan beberapa pihak publisher. Nanda membawaku di resto yang dia maksud dan mengambil tempat duduk didekat jendela. Aku duduk berhadapan dengannya.

"Mau minum apa?" tanya Nanda padaku saat waiter menghampiri kami. Dia terlihat sangat santai dan tenang.

"Ah... aku tahu, Macchiato and Camomile Tea, please" pesan Nanda. Dia tahu apa yang ku sukai.

"Vay... apa kabar?" tanya menyandarkan diri kebelakang

"apa aku terlihat basa basi sekarang?" tanya Nanda lagi

"Tidak, bukankah itu pertanyaan wajar, setelah lama tidak bertemu" jawabku polos

"Lama tidak bertemu?" ucap Nanda dengan senyuman mengejeknya. Aku bingung benar benar bingung dengan sikapnya.

Living Like a Fool [D]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang