^

621 79 4
                                        

Zoya kembali menapak pada lantai yang sama. Ya apalagi kalau bukan toko papih nya, kakinya masuk kedalam sebelum tadi telah berpamitan dengan Tri di depan.

Sedikit enteng setelah mengobrol, dan melakulan banyak hal tadi dengan teman SMA nya.

"ditungguin es nya, malah pulang sore"

Zoya menyengir. Ada rasa bersalah pada teman shift nya itu, "maaf ya yan gue keasikan ngobrol sambil makan tadi sama tri. Nih es nya sekalian sama takoyaki!"

"gausah gitu dihhh, gue titip satu doang juga"

"ambil gak!"

"gak. Lebih adil kalo kita makan bareng, oke? oke!"

Akhirnya mereka duduk di tempat istirahat. Beruntung sore ini sudah ada orang lain selain mereka, jadwalnya ganti shift.

"nanti malem lo free gak?"

Zoya mengerjap. Mulutnya masih mengunyah "engghak" menelan setelah itu meminum air putih "kenapa emang?"

"mau ngajak ke angkringan tapi lo ada acara yaudah, btw acara apa?"

"event kampus nya Dika"

"minta ditemenin?"

"ya kalo gak, apa dong?, yakali minta di nina boboin"

"zoya prik!"

Terkekeh singkat. Waktu menunjukan pukul lima lebih lima, Zoya harus segera pulang untuk bersiap-siap. Maka dengan buru-buru ia meminum air mineral nya dan berpamitan pada pelayan-pelayan disana, menenteng tas berisi buku kuliah.

Sampai pada rumah sekitar jam setengah enam. Zoya bergegas untuk mandi, tak memperdulikan teriakan Mamih nya di ruang tengah.

Selesai mandi dengan rambut yang masih terbilang cukup basah, Zoya mengambil wudhu untuk solat maghrib dahulu. Kata Zoya se kurangajar dan se bejad nya dia, Zoya gapernah mau ninggalin solat.

Ya katanya pahala orang ga ada yang tau kan? jadi urus aja apa yang lo punya jangan urus gue juga.

Baru beres.

Kakinya bolak balik nyari pengering rambut sama catokan, walau sendirinya tergolong orang miskin yang apa-apa harus nabung dulu baru bisa kebeli barang nya tapi Zoya tetep punya alat cewe.

Dia juga gamau Dika berpaling, dia itu suka insecure. Dika ketawa sama cewe angkatan nya aja dia langsung overthinking berkelanjutan, susah.

Yang satu friendly tapi posesif, yang satu suka insecure sama doyan overthinking.

Cocok banget, jadi ga iri.

"mau kemana lo?" ada Mamih di ambang pintu kamar.

"keluar, sama pacar"

"gaya lo zoy idih"

"apa, iri? keluar lah makanya sama papih, atau kalo papih gamau ya sama pacar"

"ga lah males, skip dulu"

Zoya terkekeh dari depan kaca rias nya, melirik Mamih nya sekilas sebelum berbicara lagi sambil membentuk alis.

"udah punya berarti? wahhh rame dong nanti"

"Se tolil dan se brengsek nya Mamih, demi tuhan zoy Mamih gak akan pernah selingkuh dari Papih sampe kapanpun."

"widihhhh hebat juga, alesan nya?" selesai merias wajah.

Tubuh nya dibawa pada ranjang untuk mengambil baju yang baru saja ia beli tadi bersama Tri dalam tas, cukup banyak ternyata. Aduh, suka khilaf emang kalo keasikan belanja gini dia.

hate but lv - vsDonde viven las historias. Descúbrelo ahora