Ketuk Pintu

746 224 22
                                    

Abaikan typo ya. Aku udah baca puluhan kali. Kalau masih ada yang keliru itu karena faktor 'u'.

Happy reading.

Saat jam istirahat, Dias datang ke kantor Ersa.

"Selamat siang, Pak Ersa."

Karena saat itu keduanya bertemu di kantor, jadi Dias memanggil Ersa dengan panggilan formal.

"Siang, Yas. Sini duduk!" Ersa mempersilakan Dias untuk duduk di kursi yang tepat berada di depan meja kerjanya.

Setelah duduk, Dias pun mengutarakan maksudnya. "Saya diminta oleh Papa untuk mengundang Pak Ersa dan keluarga supaya hadir di acara ketuk pintu hari Minggu besok."

Diat memang sengaja mengundang Ersa hadir. Karena Diat sudah tidak memiliki kerabat. Satu - satunya kerabat Dias hanyalah tantenya yang tinggal di ibukota. Ketika dihubungi, tantenya yang seorang penyanyi dangdut itu berjanji akan hadir ketika hari pernikahan Dias nanti, karena saat ini ia sedang sibuk menjadi 'coach' kontestan acara pencarian bakat di salah satu stasiun televisi swasta Nasional.

"Loh, sudah ditetapkan harinya?"

"Kalau yang ketuk pintu sudah, Pak. Kalau tanggal untuk lamaran dan menikah belum."

"Selamat ya, Yas! Semoga lancar sampai hari H."

"Amin. Terima kasih, Pak."

"Dari semua mantan anggota Annoying. Hanya papamu yang belum menikah. Tapi tau - tau mau menikahkan anaknya duluan."

Dias tertawa saat Ersa menyuarakan perasaannya. "Sabar, Pak. Setelah ini Pak Ersa menyusul punya hajat mantu. Amin."

"Nah itu, Yas. Aku sebenarnya juga bingung dengan Tita. Sampai hari ini, dia sama sekali belum pernah memperkenalkan pacarnya ke kami." Akhirnya Ersa pun curhat pada Dias tentang Tita.

"Cinta pertama seorang anak gadis adalah ayahnya. Mungkin Tita masih mencari sosok seperti Bapak yang bisa diandalkan." Dias berusaha menghibur pak bos yang mendadak baper karena anak gadisnya masih betah menjomlo. Sama seperti Diat, Om Ersa juga seorang ayah yang hebat untuk Tita. Wajar jika Tita menjadi lebih selektif dalam memilih pasangan.

"Iya, Yas. Kamu benar."

*******

Riana dan Wira sedang sibuk mempersiapkan acara ketuk pintu di rumah Dias pada hari Minggu besok. Wira menelpon beberapa kerabatnya supaya bisa ikut mendampingi dirinya yang hendak meminta Dias dari ayahnya untuk dijadikan calon menantu. Sedangkan Riana sibuk menghubungi sebuah cattering untuk dibuatkan hantaran.

Ketika hari Minggu tiba, keluarga besar Ardana Wiradipura sudah bersiap untuk berangkat ke rumah calon besannya.

Wira dan Riana merasa takjub dengan suasana pedesaaan tempat tinggal Diat. Mereka harus memasuki sebuah kebun buah yang sangat luas dan rumah Diat berada di tengah - tengahnya.

"Wah, setelah acara inti kita bisa piknik dulu, nih," ucap Windy yang ikut serta dalam rombongan.

Sampai di sana mereka telah disambut oleh Diat dan keluarga Ersa.

"Ciyeee yang mau dilamar," ledek Tita yang dibalas sikutan halus oleh Dias.

"Aku doakan setelah ini berikutnya adalah giliranmu!"

"Amin."

Wira diwakili oleh adiknya menyampaikan maksud kedatangan mereka, dan Diat sendiri yang menjawab maksud dan tujuan kedatangan Wira.

Sementara itu para pengantar yang lain tengah kasak - kusuk karena tidak menyangka jika mereka akan bertemu dengan artis lawas yang pernah menjadi idola mereka saat masih muda dulu.

Seleksi Jadi MenantuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang