Dikacangin

677 221 37
                                    

"Aku benar - benar tidak memahami apa sebenarnya isi hati perempuan." Kaka mengadu pada kedua orangtuanya setelah menyesap teh hangat yang disajikan oleh bundanya.

Riana yang bergabung dalam obrolan tersebut ikut menyimak. Setelah mengetahui duduk perkaranya, ia pun memberikan opininya.

"Ya bagus itu. Artinya Dias selektif. Aku juga tidak menyalahkan kalau anak laki - lakiku yang tampan, mapan, baik hati dan kebanggaan kedua orangtuanya ini digantung sama cewek."

Kaka menatap Riana dengan bibir mengerucut. "Kok Bunda malah membela Dias?" protes Kaka.

"Bukan membela. Bunda sebenarnya prihatin. Gara - gara sifat bobrok anak laki - lakinya orang, anak laki - lakiku jadi kena imbasnya."

Pada dasarnya, Riana sama seperti ibu - ibu yang lain. Selain suka ghibah dan stalking sana - sini. Riana juga aktif berselancar di media sosial. Bahkan semenjak ia mengetahui jika kekasih Kaka adalah putri seorang mantan vokalis band ternama pada masanya. Riana sudah mencari tahu tentang keluarga bakal calon menantunya tersebut dari jejak digital di internet.  Kehebohan terakhir yang sempat Riana ikuti di media sosial adalah tentang seorang mahasiswi yang melakukan bundir di samping makam sang ayah, karena kekasihnya yang seorang oknum itu memintanya untuk aborsi. Padahal si mahasiswi hamil karena diperkosa oleh oknum tersebut. Wajar jika Riana salut dengan Dias yang mendadak jadi selektif. Itu artinya, calon menantunya benar - benar perempuan yang tidak mudah digombali dan memiliki harga diri yang tinggi.

"Bunda sama seperti ibu - ibu yang lain, kok. Ingin anak - anaknya hidup bahagia."

"Tapi kalau kebahagiaanku adalah Dias, dan dia justru menggantungkan hubungan kami, terus bagaimana, dong?"

Riana dan Wira saling berpandangan. Selama ini Kaka adalah anak laki - laki yang bisa menyembunyikan perasaannya, namun hari ini Kaka menunjukkan kegalauannya. Dan itu semua disebabkan oleh seorang gadis bernama Dias.

"Sabar, Ka! Beri Dias waktu untuk membuat keputusan. Jika kalian memang berjodoh, meskipun terpisah, pasti akan dipersatukan kembali. Seperti kami," ucap Wira seraya merengkuh tubuh Riana untuk ia rangkul.

Kaka kembali mengerucutkan bibirnya. Untuk sejenak timbul perasaan cemburu dalam hatinya. Mengapa kebahagiaan ayahnya bukan bersama mama kandung, melainkan bersama ibu sambungnya. Namun Kaka segera menepis semuanya.

"Mungkinkah Dias khawatir aku akan berselingkuh? Soalnya mama kandungku dulu menyelingkuhi ayah, bukan?"

******

"Yeay, selamat! Desain yang kamu ajukan kemarin diterima oleh klien kita." Tita memeluk Dias setelah mengabarkan hasil presentasi kemarin.

Dias merasa senang. Tidak sia - sia ia totalitas mengerjakan desain tersebut.

"Ini harus kita rayakan dengan makan - makan," bisik Tita pada Dias saat keduanya berpelukan.

"Sepertinya aku ingin merayakannya dengan sebuah liburan seru," jawab Dias di dekat telinga Tita.

Tita melepaskan pelukannya untuk menatap wajah Dias yang terlihat sumringah. "What? Liburan?"

"Iya." Dias mengangguk dengan penuh semangat.

"Tapi kamu kan mau mengurus acara ketuk pintu, Yas!"

"Tenang saja! Saat ini aku dan Kaka memutuskan untuk 'break' dulu."

Kini gantian Tita yang terkejut, namun tak berapa lama kemudian ia tersenyum. "Ayo, kita berlibur!"

******

Siapakah orang yang paling bahagia saat Dias memutuskan menjauhi Kaka untuk sementara waktu? Jawabannya adalah Tita. Bukan karena Tita iri pada sahabatnya yang sudah mempunyai kekasih dan akan dilamar. Tapi karena Tita belum siap ditinggalkan oleh sahabatnya. Kalau Dias menikah, siapa yang bisa diajak 'hangout' dan bersenang-senang?

Seleksi Jadi MenantuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang