#14

2K 186 3
                                    

Yuki membawamu ke rumahnya yang asli di bukit seberang Sukuna bertarung dengan kutukan. Di sana cukup ramai rumah. Namun karena sudah malam tidak ada satupun yang berani keluar rumah.

Rumah Yuki berada di dataran yang lebih tinggi dari rumah lainnya, ia juga memiliki lahan yang cukup luas dengan tanaman hias dan kolam kecil di depan rumah. Seperti rumah impian yang damai.

"Kau masuklah, aku akan menunggu di luar menunggu... Suami... Mu"

Kamu mengangguk. Tapi kamu merasa tidak enak dengan Yuki yang terluka menunggu diluar. Tubuhnya juga pasti kedinginan dan lemah karena pertempuran tadi. Kamu menarik ujung pakaian Yuki.

"Ada apa?"

"Kita masuk bersama saja. Tubuhmu pasti lelah dan lukamu.."

Yuki tersenyum simpul. Saudarinya ini sangat perhatian, bagaimana bisa dia berpikir untuk menjebaknya tadi.

"Baiklah, ayo"












Kamu telah selesai mandi. Karena tidak ada pakaian wanita di rumah Yuki, kamu meminjam jinbei berwarna biru tua milik Yuki sambil membawa kotak berwarna cokelat.

*Jinbei : Baju tradisional untuk bersantai pria Jepang


"Hahaha! Kau terlihat seperti bocah laki-laki (name)-chan. Aduh.. aduh.."

Yuki memegang perutnya, meringis sakit saat tertawa berlebihan.

Kamu tertawa mengejek, "Rasakan! Nah, sekarang buka bajumu, biar kuobati luka-luka itu"

"Eh? Eeh? Disini? Sekarang?!"

Kamu mengangguk, menatap lekat Yuki yang salah tingkah. Itu terlihat lucu. Rasa ingin menggodanya meningkat saat melihat ekspresi lucu itu.

"Kenapa lama sekali sih. Sini biar kubuka saja!"

Kamu mendekat dan membuka kasar kerah baju Yuki yang sudah longgar menjadi terbuka seutuhnya Menampakkan tubuhnya yang indah. Kamu tertegun sebentar. Pandanganmu tertuju pada puting milik Yuki yang... Mungil(?)

"AP-APA?!! (NAME)-CHAN! UKKH!!"

Kamu tersadar. Yuki hanya berteriak tanpa berniat menyingkirkan mu. Kamu tersenyum jahat, rencana berjalan mulus.

Kamu mengusap perutnya yang berwarna ungu. Yuki meringis, itu pasti sangat sakit.
"Bagaimana cara mengobatinya?"

Yuki menggenggam lenganmu yang mengusap perutnya, ia tersenyum sambil menahan sakit. "Terimakasih atas perhatianmu (name)-chan. Tapi aku akan baik-baik saja, aku bisa mengobatinya sendiri. Kau tidak perlu repot-repot"

"Tapi.. aku juga bisa.."





"Disini rupanya"

Dengan kasar kamu menelan air liur. Suara berat ini, Sukuna sudah datang dan dia akan membawamu kembali ke kuil miliknya.

Yuki yang berhadapan langsung dengan pintu masuk menatap Sukuna ngeri. Kamu menatap wajah Yuki yang ngeri, dengan perlahan kamu ikut menoleh ke belakang menatap Sukuna yang berada di depan sana.

Mata membulat, wujudnya berubah! Wujudnya menjadi aneh, dan tubuhnya bertambah besar. Sukuna berubah wujud layaknya kutukan menyeramkan lainnya.

"Jangan bermesraan dengan pria lain selain aku. Ayo kita pulang"

Dengan takut-takut kamu berdiri. Menoleh Yuki untuk salam perpisahan, "Selamat tinggal nii-san"

Yuki terkejut, ia hanya menganggukan kepala. Selain itu ia merasakan hawa membunuh dari Sukuna yang menatapnya sinis. Yuki memalingkan pandangan dari Sukuna.

Sukuna-sama [ Sukuna X Reader ]Where stories live. Discover now