#05

2.9K 241 21
                                    


Sudah beberapa hari berlalu. Ada beberapa hal yang kamu ketahui tentang kuil ini yang tidak diketahui masyarakat sekitar.

Pertama, raja kutukan memiliki peliharaan macan putih, namanya Torashii. Torashii gabungan dari kata Tora yang berarti macan dan Shii diambil dari kata Shiroi yang berarti putih. Sifatnya sangat jinak saat bersama orang yang dia kenal. Kalau denganmu macan itu masih menunjukkan taringnya dan was-was denganmu.

Kedua, tidak ada pelayan di kuil sebesar ini. Jadi hanya kamu yang membersihkan kuil ini.

Ketiga, pemandangan yang indah pada malam hari.

Kamu berada di hutan, waktu bebas karena raja kutukan dan Uraume sedang pergi. Mereka bilang akan pergi lama tanpa menjelaskan akan kemana, jadi kamu memilih menghabiskan waktu santai ke hutan.

"Karena siang hari, pasti tidak apa kan berjalan sendirian di hutan. Toh siapa yang berani memasuki kawasan raja kutukan?". Pikirmu

Hutan yang dipenuhi pepohonan rindang, sinar mentari menembus di celah-celah dedaunan. Kamu menghirup dalam udara segar, matamu terpejam dan tangan direntangkan.

"Haa.."

Senyuman lebar di bibirmu. Kamu sangat menikmati waktu ini. Kakimu kembali melangkah menyusuri hutan.

"Andai kalian masih ada.."

Kamu merindukan keluargamu. Kamu akhirnya memutuskan kembali ke kuil. Dengan yakin kamu mengikuti jalan lurus yang diyakini telah kamu tempuh sebelumnya.

"Lho? Kok balik ke tempat ini?"

Kamu ingat jelas ini tempat terkahir kamu berhenti. Sebagai tanda, ada bunga merah yang tumbuh diantara pepohonan besar ini. Kamu mulai panik, langit mulai berubah warna menjadi jingga.

"Oke, inget-inget dulu... Bener lurus doang kok, coba lagi deh"

Kamu kembali berjalan lurus menuju jalan pulang.

Langit sudah menghitam, bintang bermunculan dan saat ini sedang terang bulan. Kamu terduduk bersandar di sebuah pohon besar. Kedua kakimu ditekuk, kamu menyembunyikan wajahmu disana.

You POV

Bagaimana ini!!!?? Aku hanya berkeliling sedari tadi. Padahal seingatku jalan yang ku lalui itu hanya lurus agar tak tersesat. Tapi kenapa masalh tersesat?!!

Bagaimana ini??! Aku takut! Di hutan seorang diri, tidak ada yang tau bahaya apa yang menanti wanita sepertiku yang sendiri di hutan kawasan raja kutukan ini.

Tapi... Kalau diperhatikan dari tadi, tidak ada hewan maupun serangga di hutan ini. Hanya ada pohon-pohon besar dan tumbuhan lain.

"B-bagaimana ini..."

Tiba-tiba terasa di kepalaku hembusan nafas yang kuat. Jantungku berdebar sangat kencang. Refleks aku mengecek siapa itu.

Torashii, hewan itu mengaum kecil saat kontak mata kami terjalin beberapa detik. Rasa lega telah kurasakan, rasanya aku ingin memeluknya. Tapi hubungan kita tidak sedekat itu.

"Kau datang... Torashii"

Macan itu berbalik menuntun jalan pulang. Aku buru-buru bangkit dan menyusulnya. Syukurlah Torashii datang, kalau tidak bisa mati ketakutan aku di hutan.

Ngomong-ngomong Torashii pasti diutus Sukuna-sama. Tak ku sangka dia perduli denganku. Ku kira dia hanya menganggap ku pelayan dan pemuas nafsu saja. Dari sikapnya yang mengutus Torashii seperti ini... Kurasa dia perduli denganku. Itu membuatku senang.





Author POV

Torashii dan kamu sudah kembali ke kuil. Di depan sana ada Uraume yang menunggu kedatangan kalian. Wajahnya datar seperti biasa. Namun kali ini terlihat lebih suram.

"Maaf, tadi aku hanya jalan-jalan sebentar ke hutan. Tapi malah tersesat walau-"

"Tuan Sukuna menunggumu di kamarnya"

"Eh? Ah, baik. Tapi bukankah lebih baik mandi dulu sebelum berhubungan. Apa kau bisa bilang padanya untuk menungguku, aku akan mandi cepat"

"Jangan menganggapnya sebagai pria hidung belang yang hanya menginginkan tubuhmu!! Dia tidak ingin berhubungan intim denganmu, dia hanya ingin bicara denganmu!" Jawab Uraume ketus tidak terima tuan yang ia layani dipandang remeh oleh wanita kotor sepertimu.

Wajahmu memerah, kamu menunduk malu. "Eh? Ma-maaf, ku kira-"

"Kalau sudah mengerti cepatlah kesana. Dia sudah sangat lama menunggumu!!"

Kamu membungkuk pamit lalu berjalan cepat menuju kamarnya. Wajhmu masih memerah malu atas perkataan yang kamu lontarkan tentang Sukuna ke Uraume tadi. Perkataan itu mencerminkan pemikiran mu terhadap Sukuna bagi Uraume. Hanyalah pria hidung belang.

Kamu mengetuk pelan pintu itu, "Ini saya tuan, (kamu)"

Tak ada balasan dari dalam.

"Apa karena terlalu lama menunggu dia jadi ketiduran ya? Kalau aku kembali, itu sama saja aku tidak patuh mengabaikan panggilannya. Apakah aku boleh main masuk saja?"

"Toh dia yang memanggilku kan?"

Dengan ragu kamu membuka pintu itu. Saat memasuki kamar itu pandanganmu kebawah, berusaha hormat "Maaf tuan, saya masuk.."

Pandanganmu terangkat, menatap lurus pemandangan yang ada di depanmu. Tubuhmu membeku.

Di ruangan yang redup pencahayaan ini kamu menangkap jelas pemandangan itu. Pemandangan Sukuna yang sedang dibelai, serta dicumbu manja oleh seorang wanita dengan rambut hitam panjang.

Pakaian keduanya masih lengkap, namun sudah sedikit berantakan menampilkan beberapa bagian tubuh terekspos. Terlihat mereka baru memulainya beberapa saat yang lalu.

Sukuna menatapmu yang terpaku diambang pintu. Seringai remeh terukir di wajahnya. Tangan kirinya memberi kode kepadamu untuk masuk.

Kamu mengerti, kamu menghampirinya dengan pandangan ke bawah. Tidak sopan melihat adegan itu dengan terang-terangan begitu fikirmu.

"Angkat kepalamu!"

Dengan pelan kamu menatap keduanya. Wanita itu membenarkan pakaiannya, kalau Sukuna membiarkan pakaiannya sedikit mengekspos otot perutnya. Keduanya menatapmu.

"Mulai sekarang, dia akan bergabung disini sebagai selir. Jadi perlakukan dia dengan baik"

"Hai, namaku Yamauchi Mimi. Kedudukan ku adalah selir raja Sukuna yang pertama, salam kenal"

Mimi terlihat bangga dengan posisinya sebagai selir pertama. Namun kamu merasa kasihan, bagaimana bisa dia sesenang itu menjadi selir raja kutukan. Bukankah lebih baik menjalani hidup dengan manusia?

"Salam kenal, saya Inari-"

"Oi! Margamu sudah lenyap. Jadi jangan menyebutkan nama dengan marga kotor itu!!" Sukuna mengerutkan kening tak suka

"Ah, nama saya (kamu). Salam kenal Mimi-san"

Jika dilihat-lihat, Mimi memiliki lekuk tubuh yang indah, payudara yang besar dan wajahnya juga cantik. Sudah jelas dia menjadi selir pertama dengan semua yang dia miliki itu.

"Apa ada hal yang ingin anda bicarakan dengan saya Sukuna-sama?"

Kamu kembali menundukkan pandangan.

"Heh! Aku ingin bertanya, apa kau ingin selamanya menjadi pasif?"

Kamu mendongak, "Pasif?"

"Selama kita berhubungan kau hanya menerima dan menjadi pihak pasif. Jadi apa alasanmu melakukan itu?" Sukuna menopang dagunya dengan tangan kanan

Kamu tidak bisa menjawab itu. Kamu bingung harus menjawabnya bagaimana.

"Baiklah. Sekarang, lihat dan pelajari gadis kecil!"

Sukuna menatap Mimi di sebelahnya. Mimi yang mengerti langsung menyerang bibir Sukuna lembut. Tangannya mengelus tulang selangka bergerak perlahan menuju tengkuknya.

"Haaa....?"















TBC.

Duh ini tuh terlalu bosenin gak sih kalau kebanyakan adegan 'itu' nya?

Soalnya emng genre untuk dewasa sih :')

Sukuna-sama [ Sukuna X Reader ]Where stories live. Discover now