#07

2.5K 214 23
                                    

Nafas berat yang saling bersahutan dalam ruangan. Desahan nikmat dari kedua pasangan itu. Hingga akhirnya satu hentakkan mengakhiri kegiatan panas itu.

Sukuna menatapmu, memastikan kamu melihat sampai akhir. Pemandangan indah bagi Sukuna, melihat tatapan sayu dan mulut yang sedikit terbuka. Nafas yang terengah dan wajah yang memerah.

Sukuna menyeringai, "Apa kau ingin juga?"



Kamu menelan ludah, kepalamu pusing. Tubuhmu terasa panas, sesekali kamu menghembuskan nafas dari mulut. Kamu menggeleng pelan.

"Terserah. Kembalilah ke kamarmu, hari ini sudah cukup"

Kamu mengangguk. Saat bangkit kepalamu semakin pusing, keseimbangan tubuhmu goyah. Kamu hampir terjatuh jika tidak berpegangan dengan tembok kamar.



Sukuna melihat pergerakanmu yang aneh. Pikirannya membayangkan mu yang dilanda gairah tak mampu menahan diri. Ia tersenyum mesum, lalu mendekatimu yang masih berpegangan tembok sambil memijit pelan keningmu.

Pundakmu ditepuk, Sukuna membalikkan tubuhmu. Ia suka melihat pemandangan ini, pemandangan wajah yang memerah dan nafas terengah, terlihat sexy.

"Kau yakin tidak apa menahannya? Aku masih bisa jika harus mengetes ilmu yang telah kau pelajari beberapa hari  itu"

"Ti..tidak apa tuan. Saya akan... Kembali ke kamar saja huuhh..."




Sukuna menahanmu. Kepalamu sangat sakit saat berdiri, kamu berusaha mati-matian menahan rasa sakitnya. Sukuna menatapmu sambil tersenyum.

"Tes nya dimulai malam ini, bagaimana?"

Wajah Sukuna nampak cerah, namun kamu tak sanggup menahan sakit kepalamu. Tubuhmu juga panas tinggi. Akhirnya kamu terjatuh pingsan ke dada Sukuna.

Sukuna terkejut, lalu kembali tersenyum. "Kau sangat tidak sabar ya memulai tes nya hehehe"

Tangan Sukuna tak sengaja menyentuh lehermu, wajah cerahnya berubah menjadi cemas. Sukuna membalikkan tubuhmu, menatap wajahmu yang memerah, bibir pucat dengan nafas terengah.



"Dia sakit".



"Panggilkan tabib, cepat!" Sukuna berteriak kepada Haruka, lalu wanita itu langsung membenarkan pakaiannya dan keluar.

Sukuna menggendongmu, membawamu masuk lebih dalam ke kamarnya. Kini kamu berada dipangkuan Sukuna. Ia mengelus rambutmu pelan.

"Kau itu milikku, jangan mati"



Tak lama tabib datang dan memeriksa keadaanmu. Saat tabib itu membuka tali baju atasmu, tangan tabib itu ditahan oleh Sukuna. Ia mendelik tajam.

"Apa yang kau lakukan dengan tangan kotormu?"

"Sa-saya harus memeriksa detak jantungnya juga ya-yang mulia raja kutukan"

Sukuna melepas cengkramannya, ia menatap tajam setiap pergerakan tabib itu. Seolah berkata tidak ada yang boleh menyentuh milikku.

"Kurasa dia kecapekan, jadi imunitas tubuhnya menurun. Ini, obat untuk penyakitnya. Jika dibiarkan istirahat dengan baik, ia akan sembuh"

Sukuna memutar-mutar botol obat yang diberikan tabib. Lalu melirik tabib itu, "Baiklah. Uraume urus tabib ini"

"Baik tuan"

Sukuna memberi tanda sebelum Uraume benar-benar meninggalkan ruangan. Uraume mengerti maksudnya. Empat jari yang digerakkan horizontal yang artinya 'habisi dia'.

Sukuna-sama [ Sukuna X Reader ]Where stories live. Discover now