Soul 18 - [Perang saudara!]

Start from the beginning
                                    

Tidak hanya sudah kalah dalam jumlah, melainkan ketrampilan dan kemampuan seorang Assassin disini di pertanyakan dalam sebuah peperangan.

Dari arah timur, Haikal tertawa dengan di sana.

"Hahaha! Apa yang kau pikirkan Pangeran Ernez? Aku tahu bahwa kau pintar. Tapi, dengan jumlah seperti itu, maka hanya dengan beberapa penyihirku saja akan mampu membunuhmu! "

Dengan percaya diri Haikal terus tertawa bahkan ia menjadi pemicu sebuah keheningan. Karena tak habis pikir akan hal ini, tentunya sebagai yang termuda pasti akan diolok jika memilih strategi yang ceroboh. Faktanya Haikal mengakui jika Ernez itu pintar.

Di sela Haikal yang tertawa, disini Essel ikut serta dalam pembicaraan.

"Aku tahu kau sedang kabur dari rumah, Ernez? Namun, tidak kusangka adik terkecilku bahkan berpikir untuk berperang melawan kedua kakaknya. "

Haikal disini paham dan ekspresinya sungguh mengejek Ernez. Tapi, sesungguhnya yang paling membuat Ernez merasa terhina bukanlah Haikal, melainkan Essel.

Nada bicaranya yang angkuh itu sudah menjadi dasar kepribadiannya, namun wajahnya yang seolah tenang dan berpikir bahwa Ernez tak lebih hanya sekedar anak kecil dimatanya, membuat Ernez terprovokasi.

Disini Ernez memandang kecut Essel, ia menurunkan kelopak ke tengah hingga terlihat kornea matanya menjadi setengah.

"Wah wah! Inilah kenapa aku sangat menghormati kalian berdua Kakak-kakakku. Atau harus kusebut, Pangeran Pertama dan Pangeran Kedua! Sekali lagi aku ucapkan terima kasih karena mengkhawatirkanku. Tapi, sayang sekali... Malam hari ini juga, akan menjadi malam terakhir kalian mengkhawatirkanku! "

Essel mulai menurunkan pandangannya, dan Haikal mengerutkan dahinya. Mereka berdua berbalik terprovokasi oleh argumen Ernez, bahkan orang tahu, bahwa lidah lebih tajam dari pisau. Bagi Ernez memprovokasi mereka adalah hal termudah yang bisa dia lakukan.

Tahu akan ini, bahwa sejak dulu mereka berdua iri akan luar biasanya kecerdasan Ernez sejak muda.

Karena merasa dihina oleh orang yang paling muda sekalipun, bahkan orang dewasa akan murka.

1.000 Pasukan Essel dan 1.000 pasukan Haikal mulai bergerak maju dan berlari ke tengah medan perang.

Disusul dengan ini, pasukan Ernez sekelebat menghilang meninggalkan debu dan dengan sekejap mereka sudah berada di depan para ksatria yang memakai baju besi dan membunuh mereka semua dengan sebilah belati.

Karena di bagian leher mudah untuk ditusuk, jadi para Assassin mengincar semua leher mereka dan menusuk hingga ke dalam kerongkongan mereka semua.

Tak menjamin menang? Omong kosong, dengan sekejap dan lewat beberapa menit. Pasukan Assassin memimpin dan membunuh paling banyak.

Disinilah peran pasukan Haikal dimulai. Bagian garis tengah 500 pasukan pemanah menarik anak panah mereka.

"Tembak! " atas perintah Haikal ratusan anak panah dilepaskan.

Seperti hujan deras, menutupi udara dan menembus ke tubuh pasukan milik Essel, sementara Assassin disini langsung menghindari semua itu dan menangkis dengan belati.

Essel yang masih terus diam dan mengawasi permainan catur ini, masih tetap tenang walau pasukan pertamanya terus berkurang.

Klang! Suara-suara dari besi yang bertabrakan terdengar di segala penjuru tempat ini. Hingga menjadi suara jeritan dan sayatan yang seperti merobek sebuah kertas.

Satu per satu mayat berjatuhan, puluhan hingga ratusan, jumlah ini pun terus bertambah setiap detiknya.

Jika tidak bertahan maka mati, jika tidak bertarung maka mati, dan jika tidak berjuang siapapun akan mati lebih dulu.

I'am The Irregular Villain Of Soul Eater [HIATUS]Where stories live. Discover now