Soul 17 - [Ini adalah keputusan masing-masing]

Mulai dari awal
                                    

Mengesampingkan dirinya sendiri. Namun, Jeane dan Zepdis tak akan ragu!

Dua orang ini selalu memiliki pendirian yang kuat, namun pada akhirnya selalu memikirkan orang lain.

Aku tahu. Tapi, bagaimanapun Ras Demi-Human tak memiliki kebijakan di dunia. Lalu bagaimana, apa selamanya aku akan menyelamatkan orang lain yang tidak ada hubungannya.

Seandainya mereka memiliki dunia yang berbeda mungkin diskriminasi Demi-Human tidak akan seperti ini. Dan aku takkan repot.

Itu berarti aku tak akan bertemu dengan Zepdis dan Jeane?

Dalam hal ini, Cain membisu dan memutuskan melanjutkan apa yang ingin ia lakukan.

Sementara itu, Zepdis yang menjadi mata-mata ahli, menyusup ke dalam Istana dan dan menelusuri seisi ruangan yang ada disana, saat dia sampai di sebuah taman bunga dengan kursi panjang santai di dekat pepohonan besar.

Dari belakang terlihat punggung seorang pria yang mungkin sudah seperti kakek-kakek dengan rambut yang sudah beruban.

Disana duduk menyendiri dengan menatap ke langit yang bewarna orange dan biru gelap.

Zepdis penasaran dengan orang ini, hingga ia bersembunyi di balik dinding pilar di belakang.

Suasana yang Zepdis liat sama sekali tak membantunya, jika dilihat dari sudut ini maka ia tak menemukan apa-apa. Memutuskan untuk mendekat, namun ketika satu langkah kakinya hendak terangkat, seseorang datang memakai baju zirah di tubuhnya, itu ksatria penjaga.

Disana Zepdis berniat tak bergerak dari tempatnya dan melihat situasinya.

Ksatria itu bersimpuh. "Raja, Pangeran Ketiga tidak di temukan dimana-mana?! "

Dari belakang tempatnya berdiri Zepdis terkejut, bukan karena ketahuan menyusup oleh penjaga disana, melainkan tentang seseorang yang disebut sebagai Raja.

Raja?! Apakah dia Raja Kerajaan ini? Tidak kusangka aku menemukannya disini.

Sepoian udara membuat kesunyian di seluruh tempat ini, apakah adegan seperti ini ada? Bahkan orang yang disebut Raja tak menjawab apapun.

Sekitar 10 menit kemudian akhirnya bibir dari Raja turun.

"Begitu. Ernez sudah dewasa, biarkan dia melakukan apa yang diinginkannya. "

Setelah lama waktu berjalan, suara berat dan serak keluar dari mulut Raja.

Disana Zepdis mungkin tak bisa melihat apapun, dan hanya bisa mendengar. Tapi, dari nada suaranya Zepdis tahu, ekspresi seperti apa yang dikeluarkan oleh Raja yang duduk memandangi lautan angkasa.

Dan setelah ini, Raja sama sekali tak berkata apapun lagi, selama lebih dari satu jam dia duduk termenung memandang ke atas. Lalu setelah itu, Ksatria ini mengawalnya pergi dari sana karena langit sudah bewarna orange gelap di sertai suara dari burung-burung laut.

Melangkah ke depan, merasa bahwa informasinya lebih dari cukup setelah mengelilingi semua tempat dan sisi diistana, Zepdis melesat ke atas dengan menginjak atap.

Tak disangka bahwa hari ini terasa sangat cepat, bahkan untuk seekor mamalia, mereka tahu bahwa harus kembali ke kandangnya dan bersembunyi di hari yang gelap ini.

Disini Cain berada di depan penginapan, dimana disana Jeane berdiri menunggu kepulangannya dengan wajah penuh kerlipan saat melihatnya.

"Tuan Cain, selamat pulang! "

"Iya. "

Jeane memandu Cain ke kamar yang sudah mereka sewa. Dalam ruangan, satu ranjang besar ada di depannya, suasana terasa seperti aneh dan janggal, vas bunga penuh dengan mawar putih ada di dekat meja, tempat lilin menyinari ruangan penuh dengan cahaya ke orange an, dan terakhir kelopak mawar merah bertaburan di seluruh ranjangnya hingga aromanya menyengat di hidung.

I'am The Irregular Villain Of Soul Eater [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang